Mohon tunggu...
Sri Nararia Anggita Damayanti
Sri Nararia Anggita Damayanti Mohon Tunggu... -

One of SA Choir (Voix de la Nation) members; Sedang dalam proses bimbingan untuk menulis*

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polemik Politik Saat Ini

8 Desember 2016   19:52 Diperbarui: 8 Desember 2016   20:17 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia adalah negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi. Dimana kepala negara yang di sebut presiden dan dibantu oleh seorang wakil yaitu wakil presiden. Masa jabatan seorang presiden itu 5 tahun dan hanya dapat menjabat sebagai presiden maupun wakil presiden hanya 2 kali. Presiden di pilih oleh rakyat sendiri melalui sistem PEMILU (Pemilihan Umum). untuk PEMILU hanya orang yang sudah berusia 17 tahun ke-atas yang dapat memilih calon. Di Indonesia terdapat partai-partai yang bersaing untuk mencari calon presiden dan wakil presiden untuk Indonesia. Nantinya akan ada masa kampanye. Masa kampanye itu sendiri bertujuan untuk mencari pendukung sebanyak mungkin, tentunya dengan cara yang jujur.

Partai-partai yang terdapat di Indonesia di antaranya yaitu partai PDI Perjuangan, partai GOLKAR, partai DEMOKRAT, dan masih banyak yang lainnya. Partai-partai tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membuat Indonesia menjadi negara yang maju. Tentunya para pejabat yang telah di pilih oleh rakyat harus menjalankan tugas mereka dengan sebaik-baiknya. Saat ini, sudah ada 6 presiden yang telah memimpin Indonesia. Diantaranya yaitu Ir. Soekarno, Soeharto, B. J. Habibie, .K.H. Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan presiden yang memimpin Indonesia sampai tahun 2019.Kita telah mengalami beberapa era, seperti orde lama, orde baru, serta masa reformasi yang kita jalani sampai sekarang.

Namun sekarang, banyak oknum-oknum yang bekerja di belakang untuk menjalankan politik uang. Itu merupakan cara yang sangat tidak jujur dan tidak sportif karena menggunakan uang untuk mempengaruhi hak pilih dari masyarakat. Dengan cara ini, maka telah melanggar hak peraturan tentang pemilu. Kemudian, bagian-bagian dari PEMILU seperti kampanye tentunya menggunakan dana yang tidak sedikit, apalagi masih banyak penduduk yang kekurangan lapangan pekerjaan. Selain itu juga banyaknya kaum masyarakat yang malas memilih calon pemimpin yang menentukan nasib mereka nantinya(golput). Hal ini tentunya sangat merugikan karena satu suara dapat berpengaruh bagi hasil suatu calon.

Indonesia tentunya memerlukan pemimpin yang dapat membuat negara kita menjadi lebih baik lagi, sehingga kita sebagai masyarakat dapat memilih calon pemimpin yang menurut kita pantas untuk menjabat. Politik saat ini pun terjadi banyak hal-hal yang tidak baik, oleh karena itu, kita harus menghindari politik uang demi terciptanya sportivitas dalam pemilu dan sistem politik di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun