Mohon tunggu...
Anggita Cinditya
Anggita Cinditya Mohon Tunggu... -

Tersenyumlah, maka dunia akan ikut tersenyum bersamamu

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga versus Daya Beli BBM

31 Mei 2012   07:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:34 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia selama ini disebut-sebut sebagai negara yang memiliki harga bahan bakar minyak yang cukup rendah dibandingkan harga minyak dunia, tentunya karena harga BBM di Indonesia mendapat jatah subsidi dari pemerintah. Hal ini juga menjadi salah satu alasan dibalik rencana kenaikan harga BBM yang masih tertunda sampai dengan saat ini. Benarkah bahwa harga minyak di Indonesia begitu rendahnya sehingga tidak lagi relevan dengan harga pasar? Bloomberg mengeluarkan data yang menunjukkan peringkat negara-negara di dunia berdasarkan harga minyak per galon dalam US Dollar di bulan April 2011, yang dapat dilihat pada tabel berikut: Pada tabel di atas, Indonesia berada pada urutan ke 45 dari 55 negara yang dimasukkan ke dalam peringkat. Harga minyak per galon di Indonesia adalah sebesar US$ 4.11, jauh lebih rendah dibandingkan pemilik peringkat pertama yakni Norwegia dengan harga minyak sebesar US$ 9.69 per galon, atau negara berkembang seperti India (US$ 6.06/galon), China (US$5.31/galon), maupun Thailand (US$ 4.96/galon). Tapi harga minyak di Indonesia masih lebih mahal ketimbang harga minyak di Malaysia maupun negara-negara yang memang merupakan eksportir minyak seperti Mesir, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela. Lalu, apakah data tersebut menggambarkan bahwa harga minyak di Indonesia memang tergolong rendah sehingga layak dinaikkan? Tunggu dulu, karena tentu saja sebelum bisa menjawab pertanyaan tersebut kita harus mengetahui daya beli masyarakat terhadap harga minyak yang disebutkan di atas. Dalam hal ini, Bloomberg juga mengeluarkan peringkat negara berdasarkan persentase pendapatan harian rata-rata yang dibutuhkan untuk membeli segalon minyak atau bahan bakar, yang disebut sebagai "pain at the pump". Dengan kata lain, "pain at the pump" menunjukkan seberapa besar bagian dari pendapatan harian yang dibutuhkan masyarakat di suatu negara untuk mampu membeli segalon bahan bakar minyak.

13378487641612467870
13378487641612467870
Tabel di atas memberikan hasil yang cukup mencengangkan, karena walaupun Indonesia  memiliki harga minyak per galon yang cukup rendah, namun posisi Indonesia berada pada peringkat ketiga pada ranking "pain at the pump", alias masyarakat Indonesia harus merogoh kocek yang cukup banyak dari pendapatan rata-rata mereka agar dapat membeli minyak. Hal ini berbanding terbalik dengan Norwegia  misalnya, yang merupakan negara dengan harga minyak termahal namun berada pada urutan ke 48 dalam hal pendapatan yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan bakar minyak. Nasib Indonesia tidak jauh berbeda dengan Nigeria, yang meskipun harga minyaknya berada pada urutan ke-50 namun ternyata dalam hal kocek yang harus dirogoh untuk membeli minyak berada pada urutan ke-2. Kedua tabel tersebut seakan menunjukkan bahwa meskipun harga minyak cukup mahal pada negara-negara Eropa seperti Norwegia, Denmark, Italia, atau Belanda; masyarakat di negara tersebut tidak terlalu menderita karena persentase penghasilan yang harus mereka keluarkan untuk membeli minyak masih lebih rendah dibandingkan masyarakat di negara yang memiliki harga minyak yang relatif rendah. Tentu saja karena standar kehidupan mereka yang lebih tinggi dan pendapatan yang lebih baik ketimbang negara-negara berkembang seperti Indonesia. Pengecualian diberikan kepada Venezuela, dimana negara ini merupakan negara dengan harga minyak terendah dibandingkan 54 negara lainnya dan pada saat bersamaan "pain at the pump" mereka berada pada posisi terendah. Artinya, harga minyak yang rendah di Venezuela seiring sejalan dengan rendahnya bagian pendapatan masyarakat yang harus dikeluarkan untuk membeli segalon bahan bakar minyak. Tidak mengherankan karena Venezuela merupakan negara eksportir minyak terbesar kelima di dunia dengan cadangan minyak mentah terbesar sampai dengan tahun 2010, seperti dikutip dari Wikipedia: Venezuela is the fifth largest oil exporting country in the world with the largest reserves of heavy crude oil at an estimated 99.4 billion barrels (1.580×1010 m3) as of 2010. Venezuela has the largest reserves of light and heavy crude oil in the entire western hemisphere. In 2008, crude oil production in Venezuela was the tenth-highest in the world at 2,394,020 barrels per day (380,619 m3/d) and was also the eighth-largest net oil exporter in the world. Selain itu Venezuela memegang hak besar atas minyak bumi yang berada di negaranya berkat program nasionalisasi yang telah berjalan sejak tahun 1972 hingga saat ini. Semua perusahaan minyak asing yang pernah menjalankan bisnis di Venezuela digantikan oleh perusahaan nasional di negara tersebut, memastikan bahwa keuntungan terbesar dari minyak bumi dirasakan oleh Venezuela sendiri. Harga minyak dunia saat ini sedang mengalami penurunan, sehingga wacana kenaikan BBM belum kembali didengungkan oleh pemerintah. Namun data-data di atas sedikit banyak menceritakan bahwa meskipun harga bahan bakar minyak di Indonesia memang cenderung lebih murah, namun bagi masyarakat Indonesia yang secara umum memiliki tingkat penghasilan yang juga rendah, kenaikan harga BBM akan semakin memberatkan kehidupan. Bukan berarti harga bahan bakar minyak tidak boleh dinaikkan, karena harga yang rendah ini dihasilkan dari subsidi anggaran yang memberatkan APBN, serta menimbulkan tidak adanya dorongan inovasi sumber daya alternatif dan rawan akan resiko penyelundupan. Namun dibandingkan terus menerus berputar dalam perdebatan seputar harga BBM, ada baiknya pemerintah Indonesia mulai memfokuskan diri agar masyarakat tidak terlalu tergantung pada penggunaan BBM misalnya dengan mulai memperbaiki sistem transportasi publik (baik dari segi pengelolaan maupun infrastruktur) atau meningkatkan standar kehidupan dengan memperkecil ketidakseimbangan pendapatan antara si kaya dan si miskin. Sumber data: Bloomberg, Highest and Cheapest Gas Prices by Country

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun