Di era globalisasi ini banyak terjadi persaingan yang hebat antar berbagai perusahaan pada sektor bisnis yang sama. Antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya berlomba-lomba untuk memperebutkan konsumen dengan berbagai cara. Tuntutan dunia bisnis yang semakin menjadi-jadi pun membuat banyak perusahaan harus terus memutar otaknya untuk mencari cara agar mampu bersaing dengan lawannya dalam dunia bisnis. Harga bahan baku yang semakin tinggi, kurs rupiah yang tidak menentu, dan juga banyaknya pesaing industri merupakan salah tiga dari alasan perusahaan harus tetap mencari celah agar bisa meningkatkan advantage competitive (keunggulan kompetitif) dalam bisnis global. Dengan dimulainya pasar bebas Asia pun menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan-perusahaan untuk bertahan dan berkembang dalam dunia industri yang global ini. Namun pernahkah rekan-rekan berpikir apa yang menyebabkan perusahaan-perusahaan otomotif Jepang mampu bersaing dan bertahan dalam sektor bisnis mereka? Mengapa penjualan produk-produk otomotif dari perusahaan-perusahaan Jepang lebih diminati daripada produk pesaing? Alasan mengapa produk-produk otomotif Jepang banyak dipakai salah satunya adalah harga yang kompetitif dengan pesaingnya yang menjadikan harga tersebut merupakan salah satu keunggulan kompetitif (advantage competitive) dibandingkan pesaing mereka.
Perusahaan yang mampu bertahan dan berkembang dalam dunia industri adalah perusahaan yang mampu melakukan kegiatan bisnisnya secara efektif dan efisien. Hal itu pulalah yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan otomotif Jepang saat ini. Hidayat (1986) menjelaskan bahwa “Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”. Malayu S.P (1994: 07) Hasibuan mengemukakan “Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara input (masukan) dan output (hasil), antara keuntungan dengan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan sumber yang digunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas”.
Dari kedua definisi tersebut kita dapat mengatakan bahwa kegiatan bisnis yang efektif adalah kegiatan bisnis yang mampu mencapai target yang ditentukan dengan menghasilkan output yang maksimal yang berasal dari input yang minimal. Just In Time yang merupakan salah satu sistem produksi modern mampu membantu perusahaan untuk menekan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi dan meningkatkan profit margin perusahaan. Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dicetuskan dan dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Konsep Just In Time merupakan konsep dimana perusahaan mengatur kegiatan produksi sehingga bahan baku dipesan untuk tiba di perusahaan pada saat bahan baku tersebut dibutuhkan dan langsung masuk ke proses produksi tanpa singgah terlebih dahulu di gudang dan setelah produksi pun barang akan langsung didistribusikan ke konsumen tanpa perlu disimpan terlebih dahulu di gudang. Sistem Just In Time ini akan sangat membantu perusahaan dalam menghemat bahkan meniadakan biaya gudang/biaya persediaan barang/ biaya penyimpanan barang.
Tujuan adanya sistem Just In Time ini adalah meningkatkan produktifitas perusahaan dan menekan pemborosan. Pemborosan yang hendak dikurangi yaitu pemborosan waktu dan juga biaya dimulai dari proses pembelian sampai proses distribusi barang jadi dengan harapan perusahaan tetap dapat mempertahankan kualitas produk yang dihasilkannya. Hal ini dikarenakan proses pembelian sampai dengan distribusi barang berkaitan dengan fungsi produksi, dimana fungsi produksi adalah kegiatan terbesar dalam perusahaan manufaktur untuk menghasilkan produk. Dan sebagai penghasil produk, fungsi produksi merupakan cost center yang akan menentukan biaya produksi yang kiranya akan mempengaruhi tingkat produktivitas, tingkat profit, dan kelangsungan hidup perusahaan.
Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In Time yaitu:
1. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber daya yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
2. Komitmen terhadap kualitas prima. Menekankan pada kualitas produk yang dihasilkan.
3. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi. Staff maintenance akan terus melakukan perbaikan dalam proses produksi sehingga dapat diaplikasikan oleh staff operator atas sistem produksi yang terbaik.
4. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas yang memberikan nilai tambah.
Persediaan Just In Time adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang secara tepat waktu. Pada persediaan Just In Time mensyaratkan bahwa proses atau orang yang membuat unit-unit rusak dapat dikirim untuk menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan sisa. Sistem Just In Time menghapus kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai barang akan dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus menerus agar dapat berproduksi. Dalam sistem Just In Time menerapkan untuk membeli barang hanya dalam kuantitas yang dibutuhkan saja. Untuk itu perusahaan harus mengikat kontrak panjang kepada pemasok agar bersedia mengirimkan barang yang kita pesan sesering mungkin. Hal ini agar tidak adanya persediaan di gudang.
Produksi Just In Time adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur produksi menghasilkan secepatnya saat diperlukan dalam langkah selanjutnya dalam jalur produksi. Perusahaan harus memproduksi barang sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya persediaan. Pada sistem Just In Time perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Dalam pengiriman barang harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Jika pelanggan senang maka ia akan sering melakukan pesanan terhadap perusahaan dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan memilih ke perusahaan lainnya. Yang mana hal ini akan berdampak pada kelancaran proses produksi Just In Time itu sendiri.
Simamora, Henri, Akuntansi Manajemen, Jakarta : Salemba Empat, 1999.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H