Program Pojok Baca dan Permainan Media Pembelajaran
Literasi numerasi adalah kecakapan untuk menggunakan berbagai angka dan simbol terkait matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan. Literasi merujuk pada kemampuan dan keterampilan siswa dalam membaca, menulis, menghitung, dan memecahkan masalah. Sedangkan numerasi merujuk pada kemampuan menganalisis dengan menggunakan angka-angka.
Literasi numerasi memiliki manfaat bagi perkembangan motorik, afektif, dan psikomotorik siswa. Literasi numerasi dapat mengasah pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menginterpretasikan angka, data, tabel, grafik, dan diagram. Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan literasi numerasi untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pertimbangan yang logis.
Pembelajaran terkait literasi numerasi perlu diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya sekolah dasar. Sekolah dasar yang menjadi sekolah pertama siswa mendapatkan ilmu akan berperan sangat besar dalam perkembangan literasi dan numerasi siwa sejak dini. Siswa yang sudah terbiasa dengan pembelajaran literasi dan numerasi diharapkan akan memiliki kemampuan dan kecakapan yang baik untuk mengimlementasikannya dalam dunia nyata.
Pada kesempatan kali ini, tim Kampus Mengajar SD Negeri Bangunrejo Lor 3 sepakat menciptakan program kerja meningkatkan literasi dan numerasi siswa dengan program 'Pojok Baca' dan 'Permainan Media Pembelajaran' yang dilaksanakan selama penugasan Kampus Mengajar.
Konsep program 'Pojok Membaca' ini kami terapkan dalam beberapa cabang, seperti literasi 15 menit, pendampingan membaca, dan mengulas bahan bacaan. Kami menerapkan literasi selama 15 menit setiap hari sebelum siswa memulai pembelajaran. Siswa bebas membaca buku fiksi ataupun nonfiksi yang sesuai dengan jenjang kelasnya. Biasanya siswa dengan kelas atas membaca buku dengan konflik yang lebih kompleks, sedangkan siswa dengan kelas bawah membaca buku bacaan yang lebih ringan. Hal ini akan memudahkan siswa untuk memahami isi dari buku yang dibacanya.
Kemudian, kami menerapkan program pendampingan membaca pada siswa yang belum lancar membaca. Siswa tersebut masih berada di kelas 1 dan kelas 2. Kami menjalankan pendampingan membaca secara rutin selama 30 menit ketika jam istirahat. Kami menyiapkan sebuah modul baca cepat yang khusus digunakan untuk mengajar siswa-siswi yang belum lancar membaca. Kami mengajarkan dengan metode baca langsung (bukan mengeja) sehingga siswa akan lebih mudah mengingat huruf dan cara membacanya. Setelah membaca, siswa juga akan didekte kata yang barusan dipelajarinya. Program ini sangat mendukung keberhasilan siswa-siswa dalam meningkatkan kemampuan literasinya.