Indonesia dengan kekayaan lautnya, aneka ganggang lautnya, bermacam-macam variasi ikannya, juga menghijau hutannya, indah terumbu karangnya, berbagai macam mineralnya, dan segala sumber energinya, memang harus kita syukuri. Namun, di tengah rasa syukur itu, kita juga merasa sedih melihat Indonesia dengan segala permasalahannya. Salah satunya adalah tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih rendah.
Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi beberapa tahun ke depan, tepatnya pada tahun 2030 hingga 2040 mendatang. Bonus demografi yang dimaksud adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Momentum tersebut tentu saja harus dihadapi dengan perencanaan yang matang. Pemerintah saat ini tengah menggodok berbagai program untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
Melimpahnya SDM yang produktif tidak akan bisa produktif apabila tidak ada lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan bidang yang dikuasai. Maka dari itu, pemerintah tengah mempersiapkan berbagai lapangan pekerjaan dan membuka keran investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2023 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang, berkurang sekitar 410 ribu orang dibanding Februari 2022. Data pengangguran ini mencakup empat kelompok penduduk, yakni:
- Penduduk yang tak punya pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan;
- Penduduk yang tak punya pekerjaan dan sedang mempersiapkan usaha;
- Penduduk yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan; dan
- Penduduk yang sudah punya pekerjaan, tapi belum mulai bekerja.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah total angkatan kerja (penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja, atau punya pekerjaan tapi sementara tidak bekerja dan pengangguran). Adapun jumlah total angkatan kerja Indonesia pada Februari 2023 mencapai 146,62 juta orang, bertambah 2,61 juta orang dibanding Februari 2022. Kendati angka pengangguran Februari 2023 berkurang dari tahun lalu, jumlahnya masih lebih tinggi ketimbang sebelum pandemi. Jika dibandingkan dengan posisi Februari 2019, jumlah pengangguran pada awal tahun ini bertambah sekitar 1,2 juta orang.
Beberapa persoalan ketenagakerjaan yang tengah dihadapi oleh Indonesia adalah agenda prioritas bersama untuk pengentasan pengangguran yang harus lebih ditingkatkan agar mencegah dampak buruk ekonomi nasional. Hal itu mengingat angkatan kerja di Indonesia bertambah sekitar 3,5 juta orang setiap tahunnya. Terlebih diantaranya terdapat 1,8 juta lulusan pendidikan menegah yang tidak dapat tertampung oleh perguruan tinggi. Persoalan itu harus menjadi konsen pemerintah agar angkatan kerja ini dapat produktif, salah satunya melalui skema pendidikan dan pelatihan vokasi atau pun pelatihan tambahan bagi pelajar maupun mahasiswa. Dengan produktif, para pelajar tidak hanya diajarkan tentang persoalan teknis sebagai upaya peningkatan keahliannya, tetapi juga perlu dibekali dengan kemampuam untuk berwirausaha sebagai bekal untuk menghadapi keadaan kehidupan setelah nanti mereka lulus, karna tidak sedikit yang nanti pastinya beberapa dari generasi mereka yang akan mengalami mendapat pekerjaan yang tidak sesuai jurusan awal.
Dengan demikian, ternyata pengangguran tidak hanya disebabkan karna adanya Bonus Demografi, namun faktor lain yang juga dapat menjadi saling terikat dan berakhir komplek. Solusi dalam pengangguran di Indonesia dengan saling melakukan pendekatan komprehensif baik pihak pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga kerja, dan seluruh masyarakat Indonesia.
Referensi :
Kominfo. (2020). Komitmen Pemerintah Wujudkan Bonus Demografi yang Berkualitas. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2023.
CNN Indonesia, Tim. (2023). Pengangguran RI Tembus 8,42 Juta Orang di 2022. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2023. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230219133919-92-914985/pengangguran-ri-tembus-842-juta-orang-di-2022