Masih ingat dengan Sinta dan Jojo yang beberapa tahun lalu nge-hits karena video lip-sync lagu Keong Racunnya nya di Youtube? Entah karena apa mendadak video 2 mojang Bandung itu tiba-tiba terkenal lalu akhirnya sering diputarkan di tv-tv nasional lalu seiring berjalannya waktu mereka suka diundang ke acara tv dan menjadi salah satu selebritis musiman. Lalu perlahan-lahan seiring berjalannya waktu mereka mulai menghilang, tidak lagi terdengar gaungnya di kancah pertelevisian Indonesia.
(cr pic: Google)
Bagaimana dengan yang lainnya? Sebut saja Briptu Norman Kamaru. Ia tenar mendadak berkat video lip-syncnya juga yang lagunya berjudul “Chaiyya Chaiyya”. Ketika muncul di video itu, lengkap dengan seragam dan atribut polisinya ia berjoget dan ia bernyanyi dengan fasih seakan-akan ia adalah sang penyanyi asli dari lagu tersebut. Video dengan judul “Polisi Gorontalo Menggila” itu seketika booming di internet, iapun banyak mendapat tawaran untuk tampil di televisi, dan ia menyanggupinya meskipun untuk tampil itu ia harus meninggalkan tugas-tugasnya di kepolisian, beberapa kali ia lakukan tanpa seizin atasannya sehingga ia sempat mendapat teguran dari atasannya. Apa yang ia lakukan ketika mendapat teguran? Ia seolah olah acuh tak acuh dengan teguran-teguran itu karena sudah tergiur dengan kemewahandunia selebriti, bahkan ia diberikan beasiswa oleh salah
(cr pic: Google)
Sebenarnya apa yang terjadi dengan artis-artis dadakan ini? Ketenaran yang menghampiri mereka tentu membuat mereka tergiur sehingga sekalian aji mumpung mereka pun mencicipi kenikmatan dari dunia gemerlap ini. Namun seperti kata pepatah, mempertahankan lebih sulit daripada mencapainya. Mungkin saja mereka tidak bisa mencapai keinginan masyarakat ketika masyarakat sudah mulai bosan dengan mereka dan euforia mereka terhadap artis-artis itu sudah mulai menghilang, sehingga akhirnya perlahan-perlahan mulai menghilang di kancah pertelevisian, banyak juga faktor lain yang memungkinkan. Suka atau tidak suka, itulah kenyataan yang ada di Indonesia saat ini, khususnya di dunia pertelevisian Indonesia. Fenomena ini muncul dan menjadi sebuah dinamika di dunia hiburan. Akan tetapi jika mereka ini dibekali oleh talenta atau bakat yang mumpuni, keberadaan mereka di masyarakat bisa bertahan dan mendapat hati dari masyarakat.
sekian artikel dari saya, mohon maaf apabila banyak kekurangan karena saya masih amatir dan ini adalah artikel pertama saya yang di muat di blog (dalam hal ini website kompasiana). kritik dan sarannya sangat ditunggu, terimakasih :)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI