Mohon tunggu...
Anggi Sagita Uswatun Hasanah
Anggi Sagita Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pamulang

I hate chocolate

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Karya Sastra di Era Digital

2 November 2022   22:34 Diperbarui: 2 November 2022   23:16 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sastra berbentuk tulisan dengan makna yang mendalam dan mengandung estetika, yang diungkapkan dari perasaan dan pemikiran penulis dan disampaikan secara komunikatif kepada pembaca. Dengan kata lain sastra adalah seni bahasa yang mana biasanya melahirkan karya yang kemudian dinamakan karya sastra.

Karya sastra berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran kehidupan yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan.

Era digital telah mendorong kita untuk memulai gaya hidup baru. Teknologi yang canggih seperti sekarang membuat perubahan besar bagi dunia. Berbagai kelompok yang berbeda memiliki akses yang berbeda. Berbagai informasi, dan semua orang dapat menikmatinya dengan bebas. 

Generasi muda (milenial) membentuk potensi sumber daya manusia adalah kunci pembangunan utama negara. Perkembangan era digital ini bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi kemajuan sastra Indonesia.

Kemajuan karya sastra digital dapat memperkaya bagi para sastrawan dan para penikmat sastra akan lebih praktis. 

Penulis dapat membuat karya melalui laptop atau perangkat milik pribadi kemudian para penulis bergelut dengan idenya yang akan diungkapkan melalui bahasa yang mengandung makna unik dan indah lalu bisa di sebarkan ke berbagai platform. Selain itu, penulis juga dapat mengakses majalah, artikel, berita terpenting, dan e-book dari berbagai jaringan perpustakaan.

Istilah sastra digital sesungguhnya tak bisa dilepaskan dari munculnya sastra cyber pada awal tahun 2000-an. Di indonesia hadir  komunitas-komunitas (milis) di dunia maya. Milis penyair adalah salah satu milis yang merupakan  tonggak lahirnya sastra cyber.

Dengan adanya sastra cyber ini sastrawan atau penulis akan lebih mudah untuk menunjukan hasil karyanya, ketika karya mereka maka perkembangan teknologi informasi dapat memungkinkan untuk mengunggah sendiri karya-karyanya di akun media sosial yang mereka miliki baik melalui Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram dan media sosial lainnya. 

Dan ada juga media-media yang menyediakan khusus untuk para sastrawan atau penulis novel menuangkan karyanya seperti Wattpad

Oleh karena itu, sastra cyber sebagai alternatif baru bagi para sastrawan. Sastra cyber menjadi saluran bagi aktivitas dan kreativitas dalam membangun sebuah karya, karena karya seseorang tidak selalu dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh editor sastra. 

Ini merupakan patokan baru bagi dunia sastra tahun, bahasa, bahkan perbatasan, di mana tidak mengenal ruang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun