Desa Drawati, Kecamatan Paseh --Dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester ini, mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dari kelompok 117 melaksanakan sebuah pelatihan inovatif yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan akibat limbah tahu di Desa Drawati. Kegiatan ini difokuskan pada pembuatan Eco-enzyme, sebuah solusi berbasis mikrobiologi yang berpotensi memperbaiki kualitas air dan mengurangi dampak negatif dari pencemaran limbah.
Desa Drawati, yang terletak di Kecamatan Paseh, selama ini menghadapi masalah signifikan terkait limbah tahu yang menyebabkan pencemaran air. Limbah tersebut tidak hanya menimbulkan bau tidak sedap yang mengganggu kenyamanan warga, tetapi juga berdampak negatif pada hasil panen padi yang merupakan sumber utama mata pencaharian masyarakat setempat. Untuk mengatasi permasalahan ini, mahasiswa KKN kelompok 117 mengambil inisiatif dengan mengadakan pelatihan pembuatan Eco-enzyme yang bertujuan untuk mengurangi bau dan menciptakan kondisi lingkungan yang lebih bersih.
Pelatihan ini dipimpin oleh Resa Aulia, seorang mahasiswa jurusan Agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang memiliki keahlian khusus dalam pembuatan Eco-enzyme. Eco-enzyme adalah produk fermentasi dari bahan-bahan organik yang dapat digunakan untuk mengurangi pencemaran, memperbaiki kualitas air, dan memberikan manfaat tambahan untuk pertanian. Dalam sesi pelatihan, Resa Aulia memaparkan secara rinci proses pembuatan Eco-enzyme, mulai dari pemilihan bahan baku hingga teknik fermentasi yang efektif.
"Eco enzyme memiliki potensi yang besar untuk menjadi solusi ramah lingkungan terhadap masalah pencemaran limbah. Dengan pelatihan ini, kami berharap masyarakat Desa Drawati dapat memahami dan mengimplementasikan teknik pembuatan Eco-enzyme untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang mereka hadapi," jelas Resa Aulia. Ia juga menambahkan, "Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan Eco-enzyme ini tidak hanya untuk mengatasi pencemaran lingkungan, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas tanah dan hasil pertanian."
Ketua KKN kelompok 117, Alfaraz, menyatakan harapannya bahwa pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan secara berkelanjutan. "Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dan solusi yang efektif bagi masyarakat Desa Drawati. Pendampingan kami tidak berhenti pada sesi pelatihan, tetapi kami akan terus memantau dan mendukung implementasi Eco-enzyme di lapangan," ujar Alfaraz.
Asisten pelatih, Alvian Muhammad Sya'ban, menambahkan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat menjadi model yang dapat diterapkan di daerah lain yang menghadapi masalah serupa. "Kami ingin kegiatan ini menjadi contoh bagi desa-desa lain yang juga menghadapi pencemaran limbah. Dengan adanya Eco-enzyme, diharapkan akan muncul solusi yang serupa di berbagai wilayah untuk mengatasi isu lingkungan," tuturnya.
Pelatihan ini dihadiri oleh sejumlah warga Desa Drawati yang antusias untuk belajar dan menerapkan metode baru ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selain meningkatkan kualitas lingkungan, diharapkan pelatihan ini juga dapat memperkuat hubungan antara masyarakat dengan institusi pendidikan dalam upaya bersama mengatasi permasalahan lingkungan yang ada.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung untuk memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan lokal. Inisiatif ini menunjukkan komitmen mahasiswa dalam peran serta mereka sebagai agen perubahan dalam mengatasi masalah lingkungan di tingkat desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H