Pertunjukan sirkus politik Indonesia tidak pernah kehilangan daya tariknya. Dalam episode terbaru, Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang terkenal dengan slogan "Bersama Kita Bisa," telah memutuskan untuk memeriahkan panggung politik dengan memilih Cak Imin sebagai cawapresnya. Dan di balik tirai, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ketua Partai Demokrat, merasa dicampakkan seperti ponsel lama yang sudah tidak digunakan.
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat politisi berputar-putar dalam permainan tikus dan kucing, seperti ketika Anies memutuskan untuk melupakan AHY dan mengangkat Cak Imin sebagai bintang tamu di atas panggungnya. Cak Imin, seorang politisi dengan pengalaman yang cukup beragam, sekarang menikmati sorotan panggung besar sebagai calon wakil presiden. Siapa yang akan menduga?
Mungkin Anies melihat potensi besar dalam mendapatkan suara dari basis pemilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang setia, atau mungkin saja ia terpesona oleh pesona karismatik Cak Imin yang tampaknya membuat semua orang jatuh cinta. Atau mungkin ini adalah cara Anies untuk menunjukkan bahwa politik adalah seni panggung besar, dan kita semua hanya penonton dalam pertunjukan ini.
Sementara itu, AHY ditinggalkan dalam hening yang penuh tanda tanya. Apakah Partai Demokrat akan berubah menjadi partai tukang ojek online atau akan mencoba mencari jalan masuk ke dalam pemerintahan melalui pintu belakang? Keheningan seputar nasib politik AHY membawa kita pada pertanyaan yang lebih dalam, seperti "Apa yang akan terjadi dengan demokrasi kita yang berharga?"
Sungguh, drama politik Indonesia tidak pernah kekurangan plot twist. Tetapi di balik semua komedi dan tragedi ini, kita, para pemirsa yang setia, harus tetap ingat bahwa ini adalah masa depan negara kita yang sedang dipermainkan. Meskipun politik bisa menjadi sirkus yang menghibur, kita juga memiliki tanggung jawab untuk memilih pemimpin yang benar-benar mewakili kepentingan kita dan memimpin kita menuju masa depan yang lebih baik. Semoga drama ini segera berakhir, dan kita dapat kembali kepada kebijaksanaan dan kebijakan yang sesungguhnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI