Mohon tunggu...
Anggi Saeful Majid
Anggi Saeful Majid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa administrasi publik di universitas islam negeri sunan gunung djati, yang mana saya merupakan salah satu mahasiswa yang memang hobi menulis. Saya berasal dari keluarga yang berlatar belakang petani, kehidupan yang sederhana telah membuat saya tumbuh menjadi orang yang selalu bersyukur disetiap keadaan. Adapun Moto hidup saya "Gebyarkan minatmu, tekuni hobimu dan jangan lupakan kewajibanmu".

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies Pilih Cak Imin Buat Jadi Cawapresnya, AHY Dicampakan

4 September 2023   12:25 Diperbarui: 4 September 2023   12:48 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertunjukan sirkus politik Indonesia tidak pernah kehilangan daya tariknya. Dalam episode terbaru, Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang terkenal dengan slogan "Bersama Kita Bisa," telah memutuskan untuk memeriahkan panggung politik dengan memilih Cak Imin sebagai cawapresnya. Dan di balik tirai, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ketua Partai Demokrat, merasa dicampakkan seperti ponsel lama yang sudah tidak digunakan.

Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat politisi berputar-putar dalam permainan tikus dan kucing, seperti ketika Anies memutuskan untuk melupakan AHY dan mengangkat Cak Imin sebagai bintang tamu di atas panggungnya. Cak Imin, seorang politisi dengan pengalaman yang cukup beragam, sekarang menikmati sorotan panggung besar sebagai calon wakil presiden. Siapa yang akan menduga?

Mungkin Anies melihat potensi besar dalam mendapatkan suara dari basis pemilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang setia, atau mungkin saja ia terpesona oleh pesona karismatik Cak Imin yang tampaknya membuat semua orang jatuh cinta. Atau mungkin ini adalah cara Anies untuk menunjukkan bahwa politik adalah seni panggung besar, dan kita semua hanya penonton dalam pertunjukan ini.

Sementara itu, AHY ditinggalkan dalam hening yang penuh tanda tanya. Apakah Partai Demokrat akan berubah menjadi partai tukang ojek online atau akan mencoba mencari jalan masuk ke dalam pemerintahan melalui pintu belakang? Keheningan seputar nasib politik AHY membawa kita pada pertanyaan yang lebih dalam, seperti "Apa yang akan terjadi dengan demokrasi kita yang berharga?"

Sungguh, drama politik Indonesia tidak pernah kekurangan plot twist. Tetapi di balik semua komedi dan tragedi ini, kita, para pemirsa yang setia, harus tetap ingat bahwa ini adalah masa depan negara kita yang sedang dipermainkan. Meskipun politik bisa menjadi sirkus yang menghibur, kita juga memiliki tanggung jawab untuk memilih pemimpin yang benar-benar mewakili kepentingan kita dan memimpin kita menuju masa depan yang lebih baik. Semoga drama ini segera berakhir, dan kita dapat kembali kepada kebijaksanaan dan kebijakan yang sesungguhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun