Mohon tunggu...
anggi raniska
anggi raniska Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Gizi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

kunci pencegah stunting pada ibu hamil

11 Desember 2024   02:34 Diperbarui: 11 Desember 2024   02:34 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Abstrak

Faktor risiko terjadinya stunting adalah kurangnya pemenuhan vitamin D pada ibu hamil. Dalam mengurangi resiko stunting diperlukan pencegahan terhadap faktor yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Publikasi mengenai pemenuhan vitamin D pada ibu hamil yang berhubungan dengan stunting masih terbatas

penelitian-penelitian menunjukan bahwa pemenuhan vitamin D selama kehamilan masih belum terpenuhi. Hal ini disebabkan oleh tingkat pengetahuan, pendidikan, dan pekerjaan ibu; kurangnya paparan sinar UV; dan kurangnya pemenuhan suplemen dan makanan yang mengandung vitamin D. Hasil analisis menjelaskan bahwa paparan sinar UV, suplemen dan makanan yang mengandung vitamin D dapat mempengaruhi pemenuhan vitamin D selama kehamilan untuk mencegah resiko terdampak stunting pada tumbuh kembang anak. Kejadian stunting terjadi karena kurangnya pemenuhan nutrisi yang mengandung vitamin D pada ibu hamil.The risk factor for stunting is a lack of vitamin D in pregnant women. To reduce the risk of stunting, it is necessary to prevent factors that can influence a child's growth and development

I PENDAHULUAN

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang terjadi pada anak kecil pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) (Kementerian Kesehatan RI, 2018; Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bapenas, 2018). Bayi yang mengalami stunting diklasifikasikan berdasarkan tinggi badan terhadap umur (PB/U) dan tinggi badan terhadap umur (TB/U) berdasarkan periode indeks tumbuh kembang dengan menggunakan nilai Z-score kurang dari -2 standar deviasi (SD).(kementerian) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Kementerian Kesehatan, Indonesia, 2017). Menurut Kementerian Kesehatan RI (2018), gizi buruk pada ibu hamil dan anak balita merupakan penyebab utama terjadinya stunting. Malnutrisi ibu saat hamil mempunyai dampak yang signifikan terhadap tumbuh kembang janin. Selain itu, postur tubuh ibu (tinggi badan yang pendek) dan jarak antar kehamilan yang pendek juga menjadi  faktor penyebab terhambatnya pertumbuhan. Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa kejadian stunting secara global adalah 22,2%.150,8 juta anak di bawah usia lima tahun terkena stunting. Sejak tahun 2000 hingga tahun 2017, angka kejadian stunting meningkat menjadi 32,6% di seluruh dunia, namun pada tahun 2018 angka kejadian stunting menurun menjadi 22%. Prevalensi stunting tertinggi terdapat di benua Asia sebesar 55% dan di Afrika sebesar 39% (WHO et al., 2019).

Pada tahun 2019, prevalensi anak balita (balita) yang menderita stunting sebesar 21,3% atau 144 juta anak di seluruh dunia (UNICEF, 2019). Di Asia, terdapat 81,7 juta anak, atau 22,7% anak-anak, menderita stunting, dengan prevalensi tertinggi di Asia Selatan sebesar 32,7% dan Asia Tenggara sebesar 14,4% pada tahun 2018. Namun di Indonesia, 30,8% anak di bawah usia 5 tahun  mengalami stunting pada tahun  2018 (Survei Kesehatan Dasar, 2018). Prevalensi ini masih cukup tinggi dibandingkan  standar 20% yang  ditetapkan  WHO dan perlu diatasi. Keterbelakangan pertumbuhan disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada ibu hamil selama masa kehamilannya sehingga menyebabkan terganggunya tumbuh kembang janin (Ediyono, 2023). Hal tersebut dapat diatasi dengan mendapatkan nutrisi yang optimal sedini mungkin selama kehamilan, termasuk mengonsumsi vitamin D. (Dewi dkk., 2021).

Nutrisi yang cukup pada masa kehamilan  mempengaruhi kondisi janin selama kehamilan, dan asupan nutrisi yang kurang optimal menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan (Ediyono, 2023; Picauly & Toy, 2013). Informasi mengenai peran vitamin D selama kehamilan sangat penting karena ibu hamil perlu memiliki simpanan vitamin D yang cukup dalam tubuhnya selama masa kehamilan dan menyusui. Wanita hamil dianjurkan untuk memeriksakan status vitamin D pada awal kehamilan untuk mengetahui statusvitamin Dnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengukur kadar serum 25(OH)D  dalam darah (EFSA Panel on Dietary Products, 2016; Rahmadyana et al., 2020).Salah satu bentuk aktif vitamin D, kalsitriol, berfungsi  membantu pengerasan tulang dengan cara memastikan bahwa kalsium dan fosfor tersedia pada darah sebagai akibatnya bisa diendapkan selama proses pengerasan tulang.

Studi menginfokan bahwa kekurangan vitamin D selama kehamilan beresiko mengganggu pertumbuhan janin & perkembangan neonatal.Ibu hamil yang mengonsumsi tablet vitamin D secara teratur dapat mengurangi kemungkinan kehamilan pre-eklamisa, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur, dengan resiko mengurangi kemungkinan stunting(Camargo et al., 2013; Woo Kinshella et al., 2022).Penelitian yang dilakukan oleh Donel et al.(2023)menemukan bahwa ibu hamil  wajib  mengonsumsi suplemen vitamin D menggunakan takaran 400, 2000, & 4000 IU setiap hari mulai berdasarkan usia kehamilan 12 minggu.Vitamin D pula bisa diperoleh berdasarkan kuliner misalnya sereal, tuna, minyak ikan, susu, kacang-kacangan, jamur, kuning telur, salmon, makarel, susu, keju, & jus jeruk.Ibu hamil dianjurkan buat terpapar sinar matahari  setidaknya 15-30 menit perhari untuk menaikkan produksi vitamin D.Holick et al.(2011)berkata bahwa untuk mencegah terjadinya stunting, terutama dalam bunda hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi kalsium sebesar 1500-2000 gr/hari.

Namun, suplemen kalsium karbonat yang paling murah buat bunda hamil memerlukan 3 sampai empat tablet per hari lantaran mengandung 500 mg kalsium per tablet (Omotayo et al., 2015).Pada masa kehamilan terjadi peningkatan metabolisme tenaga dan zat gizi lainnya meningkat, maka berdasarkan itu perlu adanya asupan protein yang baik buat bunda hamil terutama asupan vitamin D (Merryana & Wirjatmadi Bambang, 2016).Vitamin D yang larut pada lemak, merupakan satu jenis vitamin yang paling banyak ditemukan dalam kuliner hewani dan juga ditemukan dengan berjemur.Vitamin menutrisi tulang paling banyak.Vitamin D membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang (Handono et al., 2018).Asupan pemenuhan vitamin D dalam masa kehamilan sebagai sangat krusial menggunakan didasari taraf pengetahuan yg relatif dalam ibu hamil meliputi pemenuhan gizi makro & mikro.

Kekurangan vitamin D selama kehamilan akan berdampak terhadap perkembangan janin dan kesehatan bunda dimulaidari pra-konsepsi misalnya pre-eklampsia, diabetes mellitus, kesehatan tulang, proses persalinan, abortus spontan, kendala pertumbuhan dalam anak, & bayi beratlahir rendah, sebagai akibatnya bayi berisikomengalamistunting(Agarwal et al., 2018).Paparan pada atas memberitahuakn bahwapemenuhan asupan nutrisi selama masa kehamilan sangat krusial buat mencegah stunting.Tingkat pendidikan,

pengetahuan, & perilaku mengenai pentingnya pemenuhan vitamin D selama kehamilan buat mencegah risiko stuntingadalah beberapa faktor yg menghipnotis pemenuhan vitamin D dalam bunda hamil (Elly et al., 2021; Husnah et al., 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun