Saya memilih PT Nusa Raya Cipta Tbk. sebagai suatu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang termasuk sebagai kategori ”Good Company, Bad Stock”. NRCA merupakan suatu perusahaan yang berada pada sektor properti dan atau termasuk pada sub-sektor building construction.Seperti yang diketahui bahwa sub-sektor konstruksi merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 (dijelaskan lebih lanjut pada bagian Analisis Industri).
Menurut saya, PT Nusa Raya Cipta Tbk. termasuk kategori good companydikarenakan apabila dilihat dari tabel diatas, NRCA memiliki PER dan PBV yang cukup rendah serta EPS dan ROE yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan perusahaan pesaing lainnya pada sub-sektor building construction. NRCA memiliki PER sebesar 7.87 yang berarti para investor mampu memberikan returnatau balik modal selama 7,87 tahun atau sekitar hampir 8 tahun. Sedangkan perusahaan lainnya sekitar 11-100 tahun. Kemudian apabila dilihat dari EPS, NRCA berada di atas rata-rata sub-sektor yaitu sebesar Rp79, jadi setiap satu saham menghasilkan earningsebanyak 79. Sedangkan berkaitan dengan ROE atau return on equity,NRCA juga berada di atas rata-rata sub-sektor konstruksi yaitu sebesar 18% sedangkan rata-ratanya adalah 16.54%. Adanya perbandingan tersebut, maka diindikasikan bahwa PT Nusa Raya Cipta Tbk. merupakan perusahaan yang bagus atau good company.
Kemudian, NRCA atau PT Nusa Raya Cipta Tbk. termasuk kategori bad stockdikarenakan, dapat dilihat pada tabel di bawah, NRCA memiliki harga saham yang tidak cukup baik. Perusahaan yang melakukan IPO pada pertengahan 2013 tersebut mengalami penurunan yang cukup besar yaitu 0.46 atau 46% dari tahun 2014 ke tahun 2015. Selain itu, dengan PER yang rendah juga dapat menunjukkan bahwa harga saham NRCA dapat dikatakan rendah.
ANALISIS MAKRO INDONESIA
Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat. Seperti yang terjadi pada kuartal II yaitu periode April hingga Juni 2016, perekonomian Indonesia meningkat melebihi dari apa yang diharapkan yaitu meningkat sebesar 5.18% dibandingkan tahun lalu. Peningkatan tersebut didorong oleh belanja konsumen dan belanja negara. Kemudian, pada kuartal III yaitu periode Juli hingga September 2016, terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5.02%. Akan tetapi, peningkatan pada kuartal III lebih rendah apabila dibandingkan dengan peningkatan pada kuartal II. Pertumbuhan ekonomi tersebut sudah cukup bagus, namun masih harus ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitas.
Kemudian berkaitan dengan pasar modal Indonesia, menurut PT Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat beberapa peningkatan operasional terkait dengan perkembangan investor periode Januari-Juli 2016. Selama setahun terakhir, jumlah investor di Pasar Modal Indonesia naik sebesar 26%. Dengan demikian, Pasar Modal Indonesia pada tahun 2016 mencatatkan kinerja yang menjanjikan, dikarenakan beberapa kebijakan pemerintah menjadi faktor pendorong membaiknya kinerja pasar modal. Kebijakan-kebijakan yang dimaksud adalah seperti kebijakan penampunan pajak atau tax amnesty, serta penurunan tingkat suku bunga oleh pemerintah. Selain itu, Pasar Modal Indonesia juga turut dipengaruhi oleh global seperti dipertahankannya Fed Fund Ratepada target 0.25 sampai 0.50 persen dan hasil referendum Inggris, yang memberikan stimulus tersendiri bagi Pasar Indonesia.
ANALISIS INDUSTRI
Pada tahun ini, disinyalir bahwa sub-sektor konstruksi merupakan sektor perusahaan yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tahun 2016. Hal tersebut dikarenakan, menurut Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) yaitu Arif Budimanta, menyebutkan bahwa salah satu sektor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah berasal dari sektor konstruksi. Hal tersebut dikarenakan pembangunan infrastruktur di Indonesia terus berlangsung di Indonesia selama tahun 2016. Seperti yang diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal ke-II atau semester pertama tahun 2016 berhasil mencapai 5.18%.
(Sumber: http://www.beritamoneter.com/sektor-konstruksi-dongkrak-pertumbuhan-ekonomi-di-2016/)
Kemudian, menurut www.kemenperin.go.id , dalam upaya mendukung kemajuan Indonesia di masa depan, Pemerintah fokus menggencarkan pembangunan infrastruktur. Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan infrastruktur harus didukung oleh sektor industri lainnya seperti sub-sektor konstruksi. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan sub-sektor konstruksi beriringan dengan meningkatnya pertumbuhan sektor industri infrastruktur.
Selain itu, pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi sisi produksi dengan menitikberatkan pada beberapa sektor produktif, salah satunya adalah sub-sektor konstruksi. Sub-sektor konstruksi tersebut diharapkan meningkat sebesar 8.1% pada tahun 2017. Hal tersebut dikarenakan seiring meningkatnya proyek-proyek infrastruktur baik dari pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu, pemanfaatan jasa konstruksi diprediksi akan meningkat setiap tahunnya, yang digunakan untuk berbagai proyek infrastruktur seperti jalan tol, jembatan, waduk, dan lain sebagainya.