Mohon tunggu...
Anggi Pratiwi
Anggi Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan masyarakat Universitas Sriwijaya

Saya mempunyai hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Keluarga dalam Membangun Kualitas Interaksi Sosial Anak

28 September 2024   16:40 Diperbarui: 28 September 2024   16:41 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat, pendidikan keluarga menjadi semakin penting dalam membentuk karakter dan kemampuan anak. Salah satu teori yang sangat relevan dalam konteks ini adalah teori pembelajaran sosial dari Lev Vygotsky, yang menegaskan bahwa interaksi sosial berperan krusial dalam proses pembelajaran.

Menurut Vygotsky, anak-anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya, termasuk dengan anggota keluarga mereka. Dalam konteks pendidikan keluarga, hubungan antara orang tua dan anak menjadi elemen kunci. Ketika orang tua terlibat secara aktif dalam proses belajar anak, mereka memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan sosial anak. Misalnya, saat orang tua mendiskusikan aktivitas sehari-hari, berbagi pengalaman, hingga menyelesaikan masalah bersama, ini semua menciptakan banyak peluang bagi anak untuk belajar.

Namun, banyak orang tua yang masih memisahkan antara pendidikan akademis dan kehidupan sehari-hari. Mereka sering kali beranggapan bahwa pendidikan anak hanya berlangsung di sekolah, padahal banyak hal yang bisa diajarkan di rumah. Misalnya, keterampilan sosial seperti empati, kerjasama, dan komunikasi, semua bisa dibangun melalui interaksi yang positif dalam keluarga.

Vygotsky juga memperkenalkan konsep "Zone of Proximal Development" (ZPD), yaitu rentang antara kemampuan yang bisa dilakukan anak secara mandiri dan kemampuan yang bisa dicapai ketika dibantu oleh orang dewasa atau teman sebaya. Dalam konteks keluarga, orang tua berfungsi sebagai "scaffold" atau penyangga yang membantu anak melewati batasan tersebut. Ketika orang tua memberikan dukungan saat anak menghadapi tantangan, mereka membuka peluang bagi anak untuk belajar dan tumbuh dalam keterampilan baru.

Krisis yang terjadi di dunia pendidikan saat ini menunjukkan bahwa banyak anak mengalami stres atau tekanan, sehingga kehilangan semangat untuk belajar. Di sinilah peran keluarga kembali menjadi sangat vital. Orang tua harus menciptakan lingkungan yang suportif dan mendorong, sehingga anak merasa aman untuk bereksplorasi dan belajar. Bukan hanya soal nilai akademis, tetapi juga pengembangan karakter yang holistik.

Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan keluarga dalam mendidik generasi penerus kita. Dengan memanfaatkan teori Vygotsky dan memprioritaskan interaksi sosial yang positif, kita bisa membantu anak-anak kita menghadapi tantangan zaman dan berkembang menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki empati dan kemampuan sosial yang baik.

Dengan lebih fokus pada edukasi di rumah, kita bisa menciptakan generasi yang siap dan tangguh. Mari berikan dukungan yang tepat di rumah agar pendidikan anak tidak hanya sebatas angka, tetapi juga menjadi bekal kehidupan yang berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun