Sekolah menurut kebanyakan orang menjadi faktor penentu seseorang akan sukses dimasa depan, namun hal ini tidak berpengaruh bagi pria asal Tegal Jawa Tengah yang hanya bermodalkan ijazah SD ia sukses dengan merantau di ibu kota sebagai penjual Warteg, yaitu Warteg Kharima Bahari, yang kini punya 152 cabang di seluruh Jabodetabek.
Sayudi begitu ia kerap disapa oleh orang orang, pria 39th yang dengan semangat dan kerja kerasnya ia mampu mengangkat derajat warteg menjadi tempat usaha yang lebih higenis dan nyaman di mata masyarakat.
Ia merupakan sosok yang sangat menginspirasi saya untuk menjadi seorang wiausahaan dibidang kuliner, sosoknya sangat ramah baik dan mudah bergaul. Namun ia juga merupakan sosok yang serius dan penuh dengan kepercayaan diri dan tidak gengsi.
Pria dengan 3 anak ini berasal dari keluarga yang sederhana yang bertempat di kampung Sidakaton Tegal Jawa Tengah. Sebelum sukses dengan usaha wartegnya beliau sempat menjadi pedagang asongan di terminal Pulo Gadung. Namun kerjaan itu ia tinggakan karena ia ingin merubah hidupnya menjadi lebih layak.
Dengan dukungan Istrinya Ibu Khotimah 35th, ia akhirnya merantau ke ibu kota dengan modal hasil pinjaman dari mertuanya ia gunakan untuk membuka usaha Warteg. Istrinya menemaninya berjualan warteg di jakarta, ia ditugaskan sebagai koki di wartegnya itu. Sangat bersyukut sekali menurut pak Sayudi ia mendapatkan sosok wanita yang mau menerima ia di waktu susah dan senang. Bahkan ketika pak Sayudi sakit istrinya selalu ada disampingnya menemani beliau hingga ia sehat kembali.
Pada awal membuka usaha warteg ia sempat mengalami kerugian dan ia akhirnya ia harus berjoin dengan temanya untuk membuat usaha warteg baru, dan warteg tersebut ia berinama Warteg Kharisma Bahari atau sering disebut Warteg WKB.
Nama Kharisma ia dapat secara tidak sengaja dan pak sayudi mengaku nama itu keluar dari pikiranya sendiri, menurutnya Kharisma itu nama yang sudah sangat sering didengar masyarakat namun tidak terkesan murahan. Kharisma ia berharap wartegnya ini berbeda dengan warteg yang ada diluar sana, terlihat dari namanya, mempunyai Kharisma tersendiri yaitu dilihat dari kebersihan dan tata ruangan yang bagus.
Dalam perjalanan usahanya bersama rekanya, rekanya meresa malu dengan usaha dagannya itu, karena membawa nama warteg, yang terkesan dulu merupakan tempat makan yang hanya kelas bawah saja yang menikmati, sedangkan ditempat itu adalah pemukiman perkantoran.
Akhirnya pak Sayudi memutuskan untuk keluar dan mendirikan warteg sendiri, berkaca pada pengalaman bersama rekanya itu, pak Sayudi berpikir kenapa dia tidak mengubah image warteg itu sendiri, supaya tidak hanya orang kelas bawah saja yang merasa ingin makan di warteg kharisma bahari. Dari situ ia membuka Warteg barunya dengan tampilan yang sangat mewah degan penataan bangku dan cat yang terang serta lampu lampu yang tersedia di sudut sutut atap membuta warteg ini semakin elegan.
Idenya tersebut ternyata sukses banyak orang orang kantoran yang setiap hari selalu berlangganan makan di wartegnya. Dari hasil usahnya itu ia buat cabang di berbagai tempat lagi, dengan merekrut teman temanya di kampung yang masih pengangguran ia ajak untuk join dengan berusaha bersama membuat warteg kharisma bahari ini dikenal oleh masyrakat luas.
Menurut Pria berkacamata ini , "buat apa orang sukses kalo ia tak mau berbagi, saya mengajak teman saya yang kebetulan gak kerja di kampung untuk ikut dengan saya, dan saya beri modal warung bayar cicilan."