Penulis: Nurmawati, M. Pd., Kons, Anggi Nur Hidayah, Cristina Natalia Enjelina, Mardhialina, dan Usmayani Eka Putri.
Boeree (2009) menyatakan bahwa kualitas seseorang adalah apa yang membedakan mereka dalam hal keyakinan, perilaku, dan emosi. Berbagai teori karakterisasi telah dikembangkan untuk menjelaskan berbagai aspek penting dari sifat manusia. Ada dua komponen dalam karakter itu sendiri: eksternal (berasal dari masyarakat, lingkungan, dan pergaulan sekitar) dan internal (berasal dari diri sendiri, keluarga, dan gen). Sementara itu, potensi adalah kekuatan atau daya yang belum mencapai potensi penuh atau sudah mencapai potensi penuh.
Sejauh yang kami ketahui, bimbingan adalah membantu orang atau kelompok menjadi mandiri melalui penggunaan berbagai sumber daya, interaksi, dan instrumen dalam lingkungan yang mendukung yang didasarkan pada norma-norma yang relevan. Sebaliknya, konseling adalah interaksi dua orang antara konselor untuk mengatasi masalah konseling dalam lingkungan yang terampil, sesuai dengan standar yang relevan, untuk tujuan yang bermanfaat bagi konseling.
Sering sekali dijumpai di jenjang sekolah khususnya di sekolah dasar, banyak kasus menyimpang, yang biasanya dapat mempengaruhi karakter dan potensi peserta didik, diantarannya pelecehan seksual, bullying, tawuran, narkoba, dan sebagainya. Dalam kasus tersebut, guru BK sangat berperan penting sebagai wadah pengembangan karakter dan potensi siswa di sekolah dasar, karena tujuan utama layanan konseling adalah untuk membantu orang mengembangkan diri semaksimal mungkin sesuai dengan tahap perkembangan dan kecenderungan mereka.
Adapun Guru merupakan sosok idola yang dikenal serta ditiru oleh peserta didik di sekolah. Guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai fasilitator yang memahami peserta didik dalam memahami dirinya sendiri, mengembangkan karakter positif, menyelesaikan masalah secara sehat, membuat keputusan yang tepat dan mendorong siswa untuk menggali dan mencapai potensi mereka secara maksimal. Karena masa perkembangan peserta didik merupakan masa transisi dimana pikiran/emosi mereka belum stabil. Sehingga peran BK sangat penting bagi perkembangan mereka kedepannya.
Oleh karena itu, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar memiliki peranan utama untuk mengembangkan karakter dan potensi peserta didik. Kegiatan pendidikan karakter ini wajib memfasilitasi pengembangan karakter peserta didik, tanpa mengabaikan penguasaan keahlian utama yang dibutuhkan dalam pekerjaan tertentu. Guru BK di sekolah harus merancang kegiatan untuk pengembangan karakter peserta didik. Kegiatan ini juga bisa dilakukan bersama-sama oleh kepala sekolah, guru bidang studi, wali kelas, agar kegiatan pendidikan karakter berjalan dengan semestinya.
Selain itu, Bimbingan dan konseling tidak hanya berfokus pada akademis saja, melainkan pada perkembangan emosional, sosial, dan moral siswa. Salah satu cara untuk mengatasi kurangnya kedisiplinan anak sekolah dasar adalah melalui pendidikan karakter. Melalui pendidikan karakter, siswa diajarkan nilai-nilai agama, nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, nilai kedisiplinan, nilai empati, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa fungsi penting yang dimainkan oleh konseling dalam pengembangan karakter siswa:
- Pemberian pemahaman nilai-nilai moral.
- Pembinaan emosi dan pengendalian diri.
- Pembinaan karakter positif
- Meningkatkan kepercayaan diri dan tanggung jawab.
- Membimbing peserta didik dalam menghadapi masalah.
- Memfasilitasi pengembangan diri siswa.
- Berkolaborasi bersama dengan berbagai pihak.
Pengembangan karakter siswa tidak hanya dapat dicapai melalui BK, tetapi juga membutuhkan kerjasama antar pihak orang tua dan guru yang memiliki peran penting dalam memberikan contoh yang baik, memberikan dukungan, dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan berkembang. Dengan kerjasama yang baik antara BK, orang tua, dan guru, diharapkan siswa dapat berkembang menjadi individu yang memiliki karakter yang baik dan potensi yang maksimal.
Adapun kegiatan BK yang Mendukung Pengembangan Karakter dan Potensi:
- Layanan konseling pribadi, hal ini dapat membantu peserta didik mengatasi permasalahan individu, seperti kecemasan, kurang percaya diri, atau kesulitan belajar.
- Kegiatan kelompok belajar,
- Layanan tes dan penilaian, seperti tes minat bakat, tes kepribadian, dan penilaian lain untuk membantu siswa memahami potensi diri.
- Bimbingan karir,
- Pelatihan keterampilan belajar,
- Seminar dan workshop, berbagai topik yang relevan dengan perkembangan anak, seperti pendidikan karakter, anti-bullying, dan kesehatan mental.
- Kegiatan ekstrakurikuler, yang mampu membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang minat, bakat, dan pengembangan karakter, seperti pramuka, PMR, dan kesenian.
Konseling memiliki peran dalam membantu anak-anak mencapai potensi penuh mereka selain membantu mereka berkembang sebagai individu. Dalam hal ini, instruktur konseling sekolah dasar memainkan peran penting sebagai platform untuk membantu siswa mencapai potensi penuh mereka. Tujuannya adalah agar siswa memiliki karakter yang baik, termasuk mengetahui dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip moral yang berdampak pada perkembangan kognitif, emosional, dan psikomotorik. Peran instruktur konseling termasuk membantu siswa dalam mewujudkan potensi mereka dan memberi mereka kesempatan untuk tumbuh menjadi orang yang paling sesuai dengan bakat mereka. Tujuan dari program BK, menurut Dewa Ketut Sukardi (2003:8), adalah untuk memberikan aturan yang tepat dan dapat dipahami oleh guru BK agar kegiatan BK di sekolah dapat dilaksanakan dengan lancar, efektif, dan efisien serta dapat dievaluasi hasilnya.