Mohon tunggu...
Anggi Meidarena
Anggi Meidarena Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel Surabaya

Jangan memberi tahu orang-orang tentang rencanamu, tunjukkan pada mereka hasilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Guru Dalam Menerapkan Karakter Berbasis Nilai-nilai Keislaman

15 Mei 2024   11:56 Diperbarui: 15 Mei 2024   12:37 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dosen Pengampu : Dra. Ilun Muallifah, M.Pd

Pendahuluan
Pendidikan merupakan tonggak utama dalam membentuk karakter dan moralitas individu. Sebagai agen perubahan sosial yang kuat, guru memegang peranan krusial dalam membentuk karakter siswa. Salah satu pendekatan yang semakin berkembang dalam pendidikan adalah Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman. Pendekatan ini tidak hanya menekankan pada aspek kognitif, tetapi juga pada pengembangan moral, spiritual, dan sosial siswa. Dalam konteks ini, kepemimpinan guru menjadi sangat penting, karena guru tidak hanya menjadi penyampai materi pelajaran, tetapi juga menjadi contoh dan panutan bagi siswa dalam menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Alfatah, A. I., Rahayu, M., & Sabiq, A. F. (2021)  Kepemimpinan guru dalam menerapkan Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman melibatkan beberapa aspek kunci. Pertama-tama, seorang guru harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai keislaman serta bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Hal ini meliputi pemahaman akan ajaran agama Islam serta pengaplikasiannya dalam konteks kehidupan sehari-hari. Kedua, seorang guru perlu memiliki keterampilan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran yang mendukung pengembangan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Ini mencakup penggunaan metode pembelajaran yang relevan dan pembuatan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut.

Selain itu, kepemimpinan guru juga mencakup kemampuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan karakter siswa. Guru harus menciptakan atmosfer kelas yang inklusif, saling menghormati, dan penuh dengan semangat kebersamaan. Dengan demikian, siswa dapat merasa nyaman untuk berbagi pemikiran dan pengalaman mereka dalam konteks pembelajaran karakter keislaman. Hal ini juga memungkinkan guru untuk menjadi panutan bagi siswa dalam menerapkan nilai-nilai keislaman dalam interaksi sehari-hari.

Selain itu, kepemimpinan guru dalam menerapkan Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman juga mencakup peran sebagai pembimbing dan penasihat bagi siswa. Guru tidak hanya bertindak sebagai instruktur, tetapi juga sebagai figur yang dapat memberikan dorongan, dukungan, dan arahan kepada siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Dengan membimbing siswa melalui tantangan dan kesulitan yang mereka hadapi, guru dapat membantu mereka menguatkan karakter serta memperkuat komitmen mereka terhadap nilai-nilai keislaman.

Kepemimpinan guru dalam menerapkan Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman juga mencakup peran sebagai model teladan bagi siswa. Guru harus mempraktikkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan pribadi mereka sehingga siswa dapat melihat contoh nyata dari bagaimana nilai-nilai tersebut diaplikasikan dalam tindakan sehari-hari. Melalui keteladanan ini, guru dapat mempengaruhi siswa secara positif dan membantu mereka menginternalisasi nilai-nilai keislaman sebagai bagian integral dari identitas dan perilaku mereka. Dengan demikian, kepemimpinan guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa melalui Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman (Herman, S. 2020).
Pembahasan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain menuju pencapaian tujuan tertentu. Lebih dari sekadar memiliki otoritas formal, kepemimpinan melibatkan kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi, dan memimpin orang lain dengan memberikan contoh yang baik dan menunjukkan visi yang jelas. Seorang pemimpin tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi, tetapi juga kepentingan bersama dan mempertimbangkan kesejahteraan anggota kelompoknya.
Karakter merupakan kumpulan sifat-sifat, nilai-nilai, dan sikap-sikap yang membentuk identitas moral seseorang. Karakter mencerminkan kepribadian dan etika individu dalam tindakan dan perilaku mereka sehari-hari. Ini meliputi aspek-aspek seperti integritas, kejujuran, ketabahan, rasa hormat, dan empati. Karakter tidak hanya mencakup bagaimana seseorang bertindak di hadapan orang lain, tetapi juga bagaimana mereka bertindak ketika tidak ada yang memperhatikan.
Menurut Partini, R. I., & Jamilus, J. (2023) Penerapan Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman mencakup berbagai aspek pembelajaran dan pengembangan karakter. Dalam menerapkan nilai-nilai keislaman, guru perlu memahami secara mendalam ajaran agama Islam dan prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. Ini mencakup pemahaman tentang konsep-konsep seperti akhlak, taqwa, dan amal shalih yang menjadi landasan bagi pembentukan karakter Islami. Selanjutnya, guru perlu menjadi model teladan bagi siswa, menunjukkan praktik nilai-nilai keislaman dalam tindakan dan sikap mereka sehari-hari.
Selain itu, penerapan nilai-nilai keislaman juga membutuhkan desain pembelajaran yang sesuai, termasuk penggunaan metode pembelajaran yang relevan dan kontekstual. Guru harus menciptakan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk merenungkan dan memperkuat pemahaman mereka tentang nilai-nilai keislaman. Ini bisa melibatkan diskusi, refleksi, dan aktivitas-aktivitas yang menantang siswa untuk mengaitkan ajaran agama dengan kehidupan sehari-hari mereka. Lingkungan pembelajaran yang inklusif, penuh rasa hormat, dan berorientasi pada pengembangan karakter juga perlu diciptakan oleh guru.
Dalam penerapan Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman, guru juga memiliki peran sebagai pembimbing dan penasihat bagi siswa. Guru perlu membimbing siswa dalam menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan mereka sehari-hari, memberikan dukungan dan dorongan, serta memberikan arahan ketika diperlukan. Melalui pendekatan ini, guru membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai keislaman sebagai bagian integral dari identitas dan perilaku mereka.
Penting untuk diakui bahwa penerapan Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman merupakan proses yang dinamis dan memerlukan komitmen serta kerja sama dari semua pihak yang terlibat dalam pendidikan. Guru perlu terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka melalui pelatihan, kolaborasi dengan rekan kerja, dan pembelajaran mandiri. Dengan demikian, Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman dapat menjadi sarana efektif dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan berintegritas sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam penerapan Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman penting untuk memperhatikan pentingnya membangun hubungan yang kuat antara sekolah, keluarga, dan komunitas. Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dapat memberikan dukungan yang kokoh dalam membentuk karakter siswa. Guru dapat mengadakan program-program yang melibatkan orang tua dan masyarakat dalam pembelajaran karakter, seperti ceramah, lokakarya, atau kegiatan sosial yang berbasis nilai-nilai keislaman. Dengan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, pembentukan karakter yang kokoh dan konsisten dapat dicapai, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Evaluasi dan pemantauan terus-menerus juga merupakan bagian integral dari penerapan Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman. Guru perlu terus memantau perkembangan siswa dalam hal penerimaan dan penerapan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan mereka sehari-hari. Ini dapat dilakukan melalui observasi, penilaian formatif, dan dialog secara terbuka dengan siswa. Selain itu, refleksi bersama antara guru, siswa, dan pihak-pihak terkait lainnya dapat membantu mengevaluasi efektivitas program dan strategi pembelajaran yang telah diterapkan, serta menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran karakter siswa. Dengan demikian, evaluasi yang berkelanjutan dan responsif akan memastikan kesinambungan dan perbaikan dalam implementasi Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman.
Kesimpulan
Kepemimpinan guru tidak hanya terbatas pada penyampaian materi pelajaran, tetapi juga meliputi pembimbingan, menjadi teladan, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung. Dengan memahami nilai-nilai keislaman, merancang pembelajaran yang relevan, dan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, guru dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan berintegritas. Pembelajaran Karakter Berbasis Nilai-Nilai Keislaman bukanlah sekadar tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan sikap, nilai, dan karakter siswa. Melalui kepemimpinan guru yang efektif dan dukungan yang kokoh dari sekolah, keluarga, dan komunitas, pembelajaran karakter yang berbasis nilai-nilai keislaman dapat menjadi landasan yang kuat bagi perkembangan moral dan spiritual siswa. Evaluasi yang berkelanjutan juga diperlukan untuk memastikan kesinambungan dan perbaikan dalam implementasi program tersebut, sehingga tujuan pembentukan karakter sesuai dengan ajaran Islam dapat tercapai secara optimal.

Referensi :
Alfatah, A. I., Rahayu, M., & Sabiq, A. F. (2021). Tantangan Pendidikan Karakter Religius, Nasionalis, Dan Mandiri Pada Masa New Normal. KoPeN: Konferensi Pendidikan Nasional, 3(1), 86--94.
Herman, S. (2020) . Peran Guru PAI Dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Karakter Relegius pada Siswa PGRI 1 Lumajang. Tarbawy: Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 167--176. https://doi.org/10.32923/tarbawy.v7i2.1449
Muhammad, A. F. N. (2017). Model Kepemimpinan Guru dalam Proses Pembelajaran Di Kelas pada Jenjang SD/MI. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 4(1), 29. https://doi.org/10.24235/al.ibtida.snj.v4i1.1443
Partini, R. I., & Jamilus, J. (2023). Penerapan Sistem Nilai dan Moral Agama dalam Pendidikan. Journal on Education, 5(2), 2700--2706.
Rizqina, A. L., & Suratman, B. (2020). Peran Pendidik Dalam Menanamkan Nilai Agama Dan Moral Anak Usia Dini. Didaktika Jurnal Kependidikan, 14(1), 18--29.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun