Belajar adalah kegiatan yang sangat penting bagi anak-anak, terutama di jenjang sekolah dasar (SD). Belajar membantu mereka berpikir, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan orang lain serta memperoleh keterampilan dasar dalam berbagai hal, seperti membaca, berhitung, dan berbahasa.Namun, tidak semua anak belajar dengan mudah dan lancar. Beberapa anak mengalami kesulitan belajar, yaitu hambatan atau gangguan dalam memahami, mengingat, atau mengekspresikan materi pelajaran. Kesulitan belajar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gaya belajar yang berbeda, masalah kesehatan, lingkungan belajar yang tidak mendukung, atau masalah emosional dan sosial.
Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib yang berada di Sekolah Dasar. Mengingat pentingnya pembelajaran Bahasa Indonesia, saya menganalisis kesulitan belajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dapat dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, namun siswa banyak yang menganggap mata pelajaran Bahasa Indonesia sulit. Siswa menganggap pelajaran Bahasa Indonesia sulit dikarenakan materinya cenderung banyak menulis. kesulitan tersebut menyebabkan siswa kurang antusias dalam mempelajari dan menerima materi Bahasa Indonesia. Selaain itu kesulitan yang sering dihadapi oleh siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia yaitu kurangnya dalam memahami teks dan ketrampilan berbahasa dalam materi. Dari hasil pengamatan yang saya lakukan di salah satu SD Swasta Surakarta terdapat 9 siswa yang tidak paham saat guru menjelaskan/menyampaikan materi Bahasa Indonesia.
Terdapat faktor internal dan eksternal yang menyebabkan siswa kusulitan dalam belajar Bahasa Indonesia diantaranya yaitu :
- Faktor Internal
- Kesulitan membaca
- Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pesan yang di sampaikan oleh penulis melalui tulisan \kata-kata. Terdapat beberapa siswa yang kurang dalam kemampuan membacanya. Hal itu dikarenakan siswa kurang terbiasa dalam melakukan kegiatan membaca. Dengan adanya kesulitan membaca menjadikan siswa malas dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena didalam pembelajaran Bahasa Indonesia hal yang paling penting yaitu siswa dapat membaca, karena dengan membaca siswa dapat memahami isi di dalam teks.
- Kesulitan menulis
- Menulis adalah kegiatan yang penting setelah kegiatan membaca. Kesulitan siswa dalam menulis tersebut menyebabkan kurangnya motivasi dalam diri sendiri dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung banyak menulis.
- Minat belajar dari dalam diri siswa
- Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia tidak sepenuhnya, karena penyajian pembelajaran yang kurang menyenangkan, menjadikan siswa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
- Faktor Eksternal
- Guru hanya menggunakan metode ceramah
- Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ini guru hanya menggunakan metode ceramah. Guru tidak menggunakan metode yang dapat menarik perhatian siswa. dengan menggunakan metode ceramah ini siswa merasa bpsan, dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
- Tidak adanya media pembelajaran
- Guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam Pelajaran Bahasa Indonesia. Hanya menggunakan buku yang dimiliki oleh siswa. Hal itu menjadikan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
Kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indoesia menyebabkan rendahnya nilai yang di dapatkan. Mengingat pentingnya Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Sekolah Dasar, Guru dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan agar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, contohnya :
- Menggunakan gaya belajar visual
- yaitu gaya belajar yang lebih mudah menerima informasi melalui penglihatan, seperti gambar, grafik, diagram, atau video. Teknik belajar yang sesuai dengan gaya belajar visual adalah menggunakan warna, simbol, atau gambar untuk menandai atau mengingat materi pelajaran, membuat peta pikiran atau rangkuman visual, atau menonton video edukatif.
- Gaya belajar auditori
- yaitu gaya belajar yang lebih mudah menerima informasi melalui pendengaran, seperti suara, musik, atau ucapan. Teknik belajar yang sesuai dengan gaya belajar auditori adalah membaca atau mendengarkan materi pelajaran dengan suara keras, merekam atau mendengarkan rekaman materi pelajaran, atau mendengarkan musik yang menenangkan atau memotivasi.
- Menciptakan pembeljaran yang menyenangkan
- Dapat dilakukan dengan memberikan pembelajaran yang bervariasi dan kreatif. Dengan menggunakan pembelajaran yang bervariasi dan kreatif siswa tidak akan merasa bosan dan jenuh dengan materi yang di sampaikan.
- Memberikan pujian, penghargaan, atau hadiah kepada anak yang telah belajar dengan baik. Pujian, penghargaan, atau hadiah juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri anak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H