Bayangkan jika keputusan-keputusan yang berani dan visioner juga diterapkan oleh pemimpin negeri ini dalam menjalankan roda pemerintahan. Pemimpin yang visioner memang tidak lepas dari kritik, tapi tentu akan ada hasil nyata yang bisa terlihat.
Di antara nama-nama capres yang bermunculan, saya pun mencoba mempelajari rekam jejak mereka satu persatu. Sejauh mana kinerja mereka selama ini. Dari sanalah, saya disodorkan satu fakta tentang keberanian seorang Ganjar dalam berinovasi, bahkan bisa dibilang nekad melawan arus. Ganjar mampu mendobrak tatanan birokrasi dengan memadukan pemerintahan dan dunia populer.
Keputusan Ganjar mengawinkan pemerintahan dengan media sosial pada waktu itu, jelas menjadi perdebatan banyak orang, bahkan tak jarang ditentang.
Media sosial adalah dunia populer, dunia remeh temeh, banyak citra negatif, bahkan kerap dipandang tempat menggerutu paling ampuh. Namun Ganjar untuk pertama kalinya berani membawa birokrasi ke dalam ranah itu. Â
Hasilnya cemooh datang silih berganti. Ada yang mengatakan gubernur medsos lah, pencitraan, bahkan ada yang melabelinya sebagai konten kreator, dan lain sebagainya.
Tapi sekarang, Ganjar membuktikan bahwa keputusan itu tidak pernah keliru. Ia telah memberitahu semua orang bahwa medsos adalah jembatan terbaik antara masyarakat dan pemerintahan. Bahkan dengan keputusannya aktif bermedsos, ia telah membuat citra birokrasi yang tadinya suram, angker, jadi lebih renyah dan menyenangkan.
Pada 2017, rekor MURI pun memberikan penghargaan kepada Ganjar sebagai "Gubernur pertama yang berinteraksi dengan masyarakat melalui Twitter." Bahkan karena media sosial, Jawa Tengah yang dipimpinnya, berturut-turut mengantongi penghargaan sebagai provinsi paling informatif, termasuk dalam hal keterbukaan publik.
Keberanian memang punya resiko. Jika Laszlo Polgar mempertaruhkan masa depan keluarga dan anak-anaknya, Ganjar sebetulnya juga mempertaruhkan jutaan rakyatnya dengan kebijakan yang diambilnya. Salah sedikit, mereka lah yang terkena imbas. Â
Tapi kecemasan itu nyata-nyata telah hilang. Semua orang bisa melihat bahwa Ganjar merupakan sosok pemimpin yang mampu membaca gerak zaman. Ia menjalankan pemerintahan sesuai zamannya, sosok pemimpin yang bisa menyesuaikan dengan keadaaan, tidak justru memaksa rakyat untuk menyesuaikannya.
Ganjar lah yang hadir ke tengah-tengah kita dengan caranya sendiri. Dengan kata lain, Ganjar adalah representasi pemimpin masa kini.
Sekarang kita tahu semua kepala daerah kini sudah pasti punya akun medsos. Ganjar pun masih aktif bermedsos sampai sekarang. Tapi yang membedakan, ia tidak meninggalkan ruh medsos sebagai ruang pengabdian. Bukan semata hanya untuk menampilkan kinerja dan pencapaiannya.