Mohon tunggu...
Sobar Harahap
Sobar Harahap Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kebenaran harus disampaikan

Love your story

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keputusan Laszlo Polgar dan Keberanian Ganjar

28 Februari 2023   21:08 Diperbarui: 28 Februari 2023   21:09 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumberfoto: Gatra.com

Semalam saya menonton pertandingan catur antara Judith Polgar dan Magnus Carlsen. Meski sudah pensiun, permainan Judith Polgar benar-benar tetap memukau.

Ia mengorbankan gajahnya yang sangat beracun dan membuat Magnus Carlsen, sang juara dunia catur saat ini, tak berkutik hingga berulangkali mengungkapkan kekagumannya "Oh my God...!". Pada langkah ke 19, ia pun terpaksa menyerah.

Judith Polgar memang wanita yang luar biasa. Ia menjadi Grandmaster catur termuda, di usia 15 tahun. Bahkan Judith disebut mempunyai kekuatan daya pikir atau IQ mencapai 170, lebih tinggi dari Einstein.

Namun siapa yang menyangka, kalau wanita hebat ini tak pernah mengenyam pendidikan formal sedari kecil?

Betul. Itulah satu keputusan gila yang diambil Laszlo Polgar, sang ayah, yang juga seorang psikolog pendidikan. Ia menjadikan anaknya sendiri sebagai objek penelitiannya, dengan satu premis bahwa jenius bisa diciptakan.

Karena itulah ia mendidik anaknya di rumah hanya bersama istrinya. Ia memberikan pelajaran bahasa, matematika, hingga memperkenalkannya dengan permainan catur.

Tentu eksperimennya waktu itu ditentang banyak orang. Termasuk pemerintah Hungaria sendiri. Mereka mengkritik Laszlo Polgar sebagai monster yang merampas masa kecil anak-anaknya.

Namun karena keberhasilannya, sekarang, kisah keluarga Polgar menjadi inspirasi bagi banyak orang di dunia. Bahkan sekarang ini juga muncul konsep home schooling.

Ketiga anak Laszlo seluruhnya tumbuh menjadi pecatur gemilang. Sampai sekarang Judith Polgar pun masih tercatat sebagai satu-satunya wanita terhebat yang pernah dimiliki dunia catur.

Mengambil keputusan selangkah lebih maju dari kebanyakan orang memang butuh keberanian. Bahkan mungkin keberanian saja tidak cukup. Butuh mental yang kuat untuk menerima cemooh sana-sini.

Betapa tidak, menjelaskannya kepada publik pun sangat sulit karena akan percuma. Sebab hanya bukti yang kemudian bisa menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun