Mohon tunggu...
Anggih Fidianti
Anggih Fidianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

seseorang yang mencoba menuangkan gagasannya ke dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selalu Sendiri, Kesepian atau Mandiri?

9 November 2023   19:55 Diperbarui: 9 November 2023   20:16 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto orang sedang sendirian memandang jendela (sumber: Noah Silliman via Unsplash.com)

Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang hidup berdampingan dan berhubungan dengan manusia lainnya. Makhluk sosial disebut sebagai makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain. Lalu bagaimana dengan orang yang selalu sendiri? Apakah tidak membutuhkan orang lain?

Saya seringkali melihat tatapan orang-orang kepada satu-dua yang pergi ke suatu tempat sendirian. Mungkin menurut mereka, pergi ke tempat umum sendirian adalah hal aneh, dan perlu untuk merasa dikasihani. Tidak, saya tidak berpikir demikian, karena itu sama dengan pandangan mereka terhadap saya.

Sebenarnya, sah-sah saja berasumsi sedemikian rupa selagi tidak diam-diam memvideo dan jadi konten Tiktok untuk bahan bersyukur. Toh, itu yang bisa ditunjukkan dan yang hanya bisa mereka lihat.

Ya, saya lebih sering bepergian sendirian. Menonton bioskop, memperpanjang STNK, membeli buku, makan, ngopi, dan lainnya. Apakah saya kesepian? Tidak. Apakah saya mandiri? Tidak juga. Apakah saya tidak punya teman? Ah, tidak juga.

Pertanyaan-pertanyaan klise mengenai saya kesepian atau mandiri, jawaban saya adalah tidak keduanya. Keduanya tidak bisa diukur hanya dengan melihatnya kemana-mana sendiri. Saya tidak mandiri, karena kadang kala saya butuh ditemani bepergian dengan seorang atau beberapa orang. Tapi saya juga tidak kesepian, karena sendiri juga suatu kenyamanan untuk saya.

Ah, intinya saya belum menemukan jawaban untuk ini.

Mungkin sebenarnya ini hanya soal pilihan. Banyak kemungkinan apabila dijabarkan. Misalnya, perihal waktu yang tidak sesuai satu sama lain sehingga memutuskan sendiri. Atau mungkin perihal selera?.

Soal selera film yang tidak selalu sama, sehingga tidak usah lagi dipaksakan apabila tidak sesuai yang kita dan mereka suka. Atau lainnya lagi berupa soal selera makan yang; beda perut, beda kepala, beda mulut, sehingga menu makan kadang ditentukan dengan banyak suara mengalahkan selera, apa yang sebenarnya kita ingin dan butuh.

Dari kesendirian aku belajar tidak apa-apa saat terasingkan atau diasingkan. Bahkan notifikasi menggebu berupa ajakan yang kini jarang muncul pun tidak lagi menyakitkan, karena pada akhirnya selalu sendiri bukan perihal sepi atau mandiri, tapi memang hanya diri sendiri adalah cukup.

Dan, yah, hidup memang perlu dijalani dengan semudah mungkin. Kalau sepaket waktu dan teman tidak berjalan beriringan, kita bisa jalan sendirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun