Menikah itu nasib. Mencintai itu takdir.
Kamu dapat berencana menikah dengan siapa, tapi tak bisa kamu rencanakan cintamu untuk siapa.
  Â
Sejak pertama kali melihat sampul buku ini, dengan judul perpaduan antara Rahwana dengan Ramayana, saya sudah menduga bahwa Rahwana akan mendapat semacam ‘pembelaan’ disini. Dalam berbagai versi Ramayana yang sudah umum, Rahwana selalu dikisahkan sebagai antagonis. Dalam Rahvayana milik Resi Sujiwo Tejo ini, Rahwana tampil sebagai sosok yang lebih apa adanya. Rahwana dibebaskan dari pakem wayang pada umumnya.
Â
Pembebasan pakem ini berlaku juga pada keseluruhan cerita. Rahwana yang dasamuka ini jatuh cinta pada titisan Dewi Widowati. Kelak, Dewi Widowati akan menitis pada Dewi Sukasalya dan Dewi Citrawati, lalu bermuara di Dewi Sinta. Itulah mengapa Rahwana selalu jadi tersangka dalam kisah Ramayana.
Â
Rahvayana, perjalanan Rahwana, adaah kumpulan surat-surat bernada mesra kepada Sinta. Dengan menggunakan sudut pandang ‘Aku’, Resi Sujiwo Tejo rupanya segaja membiaskan sang tokoh utama, apakah dia memang benar Rahwana atau orang lain selain Rahwana, silakan pembaca yang menentukan.
Â
Pertemuan antara ‘Aku’ dan Sinta sejak pertama kalinya di Borobudur itulah yang jadi penyebab semua cerita dalam Rahvayana. Dalam tulisannya, sang ‘Aku’ bercerita panjang lebar tentang jalan hidupnya. Saya kaget ketika pembebasan pakem ini malah menghadirkan drama-drama lain semacam ‘Romeo dan Juliet’ yang duluan kesohor ataupun ‘Isolde dan Tristan’. Pun, ketika mereka sibuk membahas ‘Les Miserables’ dalam surat-surat mereka. Saya tidak menyangka akan menemukan Anne Hathaway dalam lakon yang mereka mainkan.
Â