Mohon tunggu...
Anggi Hafiz Al Hakam
Anggi Hafiz Al Hakam Mohon Tunggu... Pustakawan - Eksisto Ergo Sum

Saya membaca maka saya menulis | literature enthusiast | Bee Gees | selendangwarna.blogspot.com |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Love, Wedding, Marriage

10 Desember 2012   03:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:55 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ceritanya Membaca judul film ini sudah terbayang lika-liku kehidupan pernikahan Ava (Mandy Moore) dan  Charlie (Kellan Lutz). Pernikahan impian telah mereka rayakan.  Harapan tentang kehidupan baru membentang dihadapan mereka. Profesi Ava sebagai Psikolog Pernikahan (marriage counsellor) membuatnya paham tentang bagaimana mewujudkan kehidupan pernikahan yang ideal. Dengan realita keseharian yang bergulat dengan segenap permasalahan kliennya, Ava merasa yakin mampu mewujudkan apa yang diimpikannya.

Sayangnya, tidak lama kemudian, isu perselingkuhan Bradley, ayah Ava (James Brolin) terbongkar. Bradley mengakuinya dihadapan Ava dan Betty, istrinya (Jane Seymour). Perselingkuhan yang Bradley sembunyikan selama 30 tahun membuat Betty merasa dibohongi. Betty pun memutuskan untuk bercerai dari Bradley. Betty merasa tidak tahan dengan kebohongan yang disimpan rapat Bradley selama 30 tahun itu. Sebagai anak yang berbakti dan ditunjang dengan profesi sebagai “penyelamat pernikahan”, Ava berusaha semampunya untuk memberikan terapi bagi kedua orang tuanya. Sesi demi sesi dijalani sembari berharap Betty mau merubah keputusannya. Usahanya tidak menampakkan lampu hijau. Malah, keputusan Betty semakin bulat untuk tidak melanjutkan terapi sekaligus pernikahannya dengan Bradley. Bradley yang kecewa dengan hal tersebut mencoba menutupi kekecewaannya dengan lebih mendekatkan diri pada Ava. Bradley tidak ingin kehilangan perannya sebagai ayah. Bradley akhirnya tinggal bersama Ava dan Charlie. Keadaan tidak semakin membaik. Kehadiran Bradley dalam rumah tangga mereka perlahan mulai mengganggu kehidupan pernikahan Ava. Charlie merasa tidak lagi mempunyai privasi untuk menikmati waktunya sebagai pasangan yang normal bersama Ava.

Suatu ketika, Bradley mengalami sakit dan mengharuskannya masuk ruang gawat darurat. Bradley semakin putus asa karena kehilangan harapan. Bradley merasa kehilangan hidupnya. Bradley sadar betul ia masih mencintai Betty dan berharap dirinya mau kembali bersama. Dengan keadaan Bradley, Ava pun kehilangan fokus pada rumah tangganya. Charlie semakin jenuh melihat Ava yang terlalu peduli pada urusan kedua orang tuanya, terlebih saat Bradley sakit. Charlie pun kecewa, tetapi Ava tidak sedikit pun berusaha memahami sumber rasa kecewa Charlie. Entah karena simpati atau hanya karena rasa iba, Betty menyadari bahwa Bradley masih sangat tulus mencintainya. Beberapa kejadian di ruang perawatan itu semakin menyadarkan Betty. Ketika kenangan itu melintas lagi dalam benaknya, Betty pun luluh oleh keteguhan hati Bradley. Betty memutuskan untuk membatalkan keputusannya. Setelah kedua orangtuanya memutuskan untuk rujuk, Ava pun menyadari kesalahannya. Ava mencoba untuk kembali ke jalan rumah tangganya bersama Charlie. Catatan Seorang Kolumnis Dadakan Selalu menarik untuk menyimak kehidupan pernikahan. Baik itu dalam kehidupan nyata, opera sabun, infotainment, atau film layar lebar sekalipun. Pernikahan, sebagai bagian esensial dari entitas individu memiliki jalan ceritanya masing-masing. Cinta selalu menemukan jalannya. Walau kadang terselip luka dalam balutan waktu. Ava tergolong kedalam anak yang menginginkan keadaan ideal bagi semua di sekelilingnya. Tindakannya dalam usaha menyelamatkan pernikahan kedua orang tuanya malah jadi bumerang bagi pernikahannya sendiri bersama Charlie. Charlie merasa Ava terlalu ikut campur terlalu jauh pada urusan kedua orang tuanya. Ava terlihat seperti anak kecil yang tidak rela melihat perpisahan kedua orang tuanya. Sisi kedewasaan Ava tidak nampak dalam menghadapi masalah ini. Ava tidak terlihat sebagai perempuan dewasa yang berusaha tegar dengan keputusan yang telah diambil kedua orang tuanya. Sebagai film yang mengangkat tema pernikahan--diluar kekakuan plot cerita, kematangan karakterisasi, dan hal teknis lainnya--film ini bisa dijadikan bahan pelajaran bagi pasangan muda yang baru menikah. Bahwa segala sesuatu ada porsi dan batasnya masing-masing. Saling menghargai sangat dibutuhkan dalam peran baru sebagai pasangan menikah. Sekalipun, kadang masih harus berhubungan dan berurusan dengan urusan orang tua. Setiap pasangan memiliki alasan masing-masing atas tindakan yang mereka lakukan. Maka, sudah seharusnya setiap pasangan menempatkan dirinya masing-masing dalam koridor yang pantas. Tanpa harus mencampuri urusan orang lain. Pun, tidak melupakan arah jalan hidup yang akan ditempuh. Judul        : Love, Wedding, Marriage Sutradara  : Dermot Mulroney Cast          : Mandy Moore, Kellan Lutz, Jane Seymour, James Brolin Tahun        : 2011 Produksi    : Voodoo Pictures Pharmindo, 18 November 2012.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun