Mohon tunggu...
Anggi Hafiz Al Hakam
Anggi Hafiz Al Hakam Mohon Tunggu... Pustakawan - Eksisto Ergo Sum

Saya membaca maka saya menulis | literature enthusiast | Bee Gees | selendangwarna.blogspot.com |

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Le Memoire du Soir (3)

11 Mei 2011   11:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semarak langit semburat keemasan menyambut kepergianku. Ya, senja di kotamu benar-benar semarak. Dengan kilap langit keemasan dan bara mentari di ujung sana. Sungguh senja yang sempurna untuk memulai suatu perjalanan.

Sayang, engkau sedang tidak disampingku. Tidak ada pertemuan antara rinduku dengan indah binar dua matamu. Hanya ada peluh rindu yang berkejaran dengan resah serupa gelisah. Dalam ingatan yang pekat. Saling berkejaran dalam memori.

Engkau serupa melati dibalik pelangi. Mewangi isi relung hati. Kadang kau rasa tak peduli, tentang dirimu yang selalu kukagumi. Engkau menawan, engkau rupawan. Lincah buatku penasaran.

Menjelang malam, aku lihat bulan menggantung penuh. Cahayanya semburat terangi langit Ibukota yang tak pernah terlalu tua. Adakah sama denganmu, di kotamu? Apakah kau tatap juga purnama yang sedang kupandangi?

Aku rasa, inilah penutupan terindah untuk semua cita hari ini. Pintaku, jalani terus impianmu hingga kau yakini betul jalan yang kau tempuh. Raih semua harap yang pernah kau sebut dalam doamu. Aku masih tetap ada, untukmu mengadu bila kelak hilang arah.

Ik het jou lief, felicita.

Pharmindo-Karawang-Paninggilan. 20 Feb 2011.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun