Pendidikan merupakan jenjang wajib yang harus ditempuh oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Berdasarkan Undang-undang Pendidikan  No. 2/1989 menyatakan setiap rakyat Indonesia wajib belajar selama 9 tahun, yakni jenjang Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 3 tahun.Â
Namun, dengan kemajuan zaman, pendidikan berkembang sanggat pesat, dan saat ini pendidikan di Indonesia diwajibkan selama 12 tahun. Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad (2015) menyatakan, wajib belajar 12 tahun dimulai dari tahun ini, yakni 2015.
Pendidikan adalah suatu tahapan penting dalam proses manusia berkembang. Melalui pendidikan setiap orang dapat belajar teknologi, informasi, maupun komunikasi. Perkembangan TIK dan teknologi selalu beriringan.Â
Semakin banyak generasi yang cerda, maka akan banyak ditemukan teknologi yang lebih canggih. Perkembangan manusia dan kemajuan teknologi adalah satu hal yamg selalu berkaitan.
Di era modern seperti saat ini, teknologi merupakan sebagaian nafas manusia. Teknologi selalu beriringan dalam setiap kegiatan, salah satunya adalah smartphone. Manusia dan smartphone adalah suatu kesatuan yang tak bisa terurai. Dimana ada manusia, disitulah ada smartphone. Dampak demam smartphone juga sangat terasa bagi siswa.
Smartphone dan anak milenial merupakan suatu kesatuan yang erat. Salah satunya terlihat dari fakta siswa siswi yang sudah memiliki dan menggunakan smartphone. Dengan smartphone mereka bisa mengakses hal apapun yang ingin diketahui tanpa batas.
Smartphone bagi anak milenial berdampak positif maupun negatif. Milenial yang sudah mampu mengaplikasikan smartphone dengan bijak akan memperoleh keuntungan yang luar biasa, salah satunya untuk berbisnis, menemukan segala berita di dunia, maupun untuk belajar secara online.Â
Namun, fakta berbeda banyak ditemukan pada anak milenial usia dibawah 17 tahun. Mereka lebih cenderung suka untuk bermain game online dan mengakses berbagai situs yang belum layak untuk usianya.
Kecendrungan anak milenial dengan smartphone menjadikan minat baca mereka menjadi rendah. Banyak fakta ditemukan, jika anak milenial lebih tertarik untuk bermain gadget, menjelajah sosial media, maupun menggunakan aplikasi-aplikasi yang tersedia, seperti tiktok, like, instagram, dan lainnya daripada mereka membaca buku.Â
Mereka lebih senang aktif di sosial media dan mencari serta meniru gaya dari idola idolanya. Hal tersebut menyebaban buku dan pendidikan menjadi kebutuhan sekunder mereka.
Kecendrungan akan smartphone juga berdampak negatif pada menurunnya moral Bangsa Indonesia. Anak- anak milenial sekarang cenderug lebih tertarik terhadap smartphone.Â