Proses pembelajaran seni tari untuk siswa kelas VII di sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) tengah berlangsung dengan menggunakan modul ajar yang dirancang untuk memperkenalkan berbagai aspek seni tari, baik dari sisi teori maupun praktik. Program ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman seni, kreativitas, serta keterampilan motorik siswa dalam berekspresi melalui gerakan tubuh.
Modul ajar seni tari yang diterapkan mengacu pada kurikulum yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Para guru di sekolah-sekolah tersebut, menggunakan pendekatan yang holistik dalam mengajar seni tari, tidak hanya mengutamakan teknik tetapi juga pembelajaran tentang budaya dan makna dari setiap gerakan tari.
Penggunaan Modul Ajar yang Interaktif
Salah satu sekolah yang telah menerapkan modul ajar seni tari kelas VII adalah SMPN 10 Jakarta. Dalam proses pembelajarannya, para siswa diberi kesempatan untuk belajar berbagai jenis tarian tradisional Indonesia, seperti tari Jawa, Bali, dan Sumatra. "Kami ingin memperkenalkan siswa pada kekayaan budaya Indonesia melalui seni tari. Modul ajar yang kami gunakan memberikan materi yang terstruktur, mulai dari pengenalan unsur-unsur tari, gerakan dasar, hingga pelatihan koreografi sederhana," kata Diani, seorang guru seni budaya di sekolah tersebut.
Pembelajaran dimulai dengan mengenalkan teori dasar tari, seperti pengertian tari, fungsi tari dalam masyarakat, serta sejarah perkembangan tari tradisional Indonesia. Setelah itu, siswa diajarkan gerakan-gerakan dasar seperti posisi kaki, tangan, serta koordinasi tubuh. Mereka juga mempelajari tentang ekspresi wajah yang merupakan bagian penting dalam seni tari.
Selain teori, pendekatan praktik menjadi inti dalam pembelajaran seni tari. Setelah mempelajari gerakan dasar, siswa diberi kesempatan untuk berlatih dalam kelompok kecil. Mereka diminta untuk berkreasi membuat koreografi dengan menggunakan gerakan tari yang telah diajarkan. Pembelajaran ini tidak hanya mengasah keterampilan teknis tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam mengekspresikan diri mereka di atas panggung.
"Kami juga mengadakan evaluasi setiap akhir semester di mana siswa akan tampil menunjukkan hasil karya mereka. Melalui pentas seni ini, mereka dapat merasakan pengalaman sebagai seorang penari, sekaligus menunjukkan apa yang telah mereka pelajari," tambah Diani.
Selain sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan motorik dan ekspresi diri, pembelajaran seni tari bagi siswa kelas VII juga bertujuan untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan kerjasama dalam kelompok. Dalam setiap latihan, siswa diajak untuk bekerja sama dalam membuat koreografi, yang dapat mempererat hubungan sosial antar teman.
Menurut psikolog pendidikan, Prof. Dr. Rina Setiawati, seni tari memiliki manfaat yang besar bagi perkembangan anak-anak, terutama dalam hal motorik kasar, kreativitas, serta kemampuan berkomunikasi. "Seni tari melibatkan koordinasi antara pikiran, tubuh, dan perasaan. Hal ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan konsentrasi, disiplin, dan keterampilan sosial," ujarnya.
Meskipun pembelajaran seni tari memberikan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh para pendidik. Salah satunya adalah keterbatasan fasilitas dan ruang latihan yang memadai. Beberapa sekolah mengaku kesulitan dalam menyediakan ruang yang cukup untuk latihan tari yang memerlukan ruang gerak yang luas. Selain itu, sebagian besar sekolah juga menghadapi tantangan dalam menyediakan alat musik pengiring tari yang sesuai dengan kebutuhan setiap jenis tari.
Namun demikian, banyak guru dan siswa yang tetap antusias dengan program ini. Mereka berharap bahwa dengan semakin berkembangnya teknologi, pembelajaran seni tari dapat semakin berinovasi. Salah satunya adalah penggunaan aplikasi pembelajaran berbasis digital yang memungkinkan siswa untuk belajar tari secara mandiri di luar jam pelajaran.