Mohon tunggu...
Anggie Devi
Anggie Devi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Strata 1|AkuntansiSyariah|IAIN Jember.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pencegahan Korupsi Melalui Kebiasaan Mahasiswa

19 Desember 2016   09:16 Diperbarui: 19 Desember 2016   09:39 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan berbagai hal, baik dari segi sumber daya alam maupun dari segi sumber daya manusianya. Tidak dapat dipungkiri, potensi kekayaan alamnya yang dari dulu hingga sekarang menjadikan Indonesia memiliki julukan yang populer yaitu Jamrud Khatulistiwa, karena kekaguman akan kekayaan alam yang ada di Indonesia. 

Mengenai sumber daya manusia yang ada, Indonesia memiliki penduduk terbesar se Asia Tenggara pada Juli 2015 dengan populasi sebesar 255,5 juta jiwa atau sekitar 3.51 % penduduk dunia. Dengan kepadatan penduduk yang ada di Indonesia, tentunya tidak sediikit problematika yang terjadi di dalam Indonesia. Dengan berbagai daerah, suku, etnis, agama yang ada di Indonesia, menjadikan warga Indonesia memiliki banyak pola pikir yang berbeda.

Mengenai problematika yang ada di Indonesia. Sejatinya setiap negara hampir memiliki problematika yang sama. Namun, yang menjadi titik perbedaan adalah cara penyelesaian daripada problematika tersebut. Salah satu problematika yang sedang dihadapi oleh Indonesia adalah korupsi. Korupsi saat ini semakin merajalela, baik dari kalangan pemerintah hingga masyarakat biasa. Namun sangat disayangkan sampai saat ini belum adanya titik temu penyelesaian terbaik. 

Hal itulah yang menjadi polemik hingga saat ini. Tidak sedikit masyarakat yang sudah mengetahui dan bahkan memahami tentang korupsi. Berbicara mengenai pemahaman masyarakat tentang korupsi. Generasi muda lah yang saat ini menjadi asset untuk memperbaiki pemahaman dan permasalahan yang ada di dalam Indonesia. Korupsi bukan lagi menjadi hal yang asing di kalangan generasi muda. Bahkan, korupsi ada yang mengatakan sebagai budaya dari Indonesia. 

Korupsi yang identik dengan penyelewengan kekuasaan, kedudukan atau wewenang. Dan, itu sering berhubungan dengan uang. Namun, sebenarnya korupsi jika ditinjau secara luas dan teliti, tidak hanya identik dengan uang. Dari pemaparan yang dikatakan oleh Mbak Vidya, seorang mahasiswi semester 7 di Kota Pasuruan, korupsi adalah kotor, menyeleweng tidak sesuai aturan. Korupsi tidak hanya menyangkut uang, korupsi yang rentan dan bahkan tidak sadar dilakukan adalah korupsi waktu dan nilai. 

Tidak sedikit orang menyadari tentang hal itu. Korupsi waktu dan nilai sering ditemukan di lingkungan kita, yaitu dunia perkuliahan sebagai salah satu contoh mahasiswa dan dosen. Contoh kasus yang sering terjadi yaitu pada mahasiswa TA (mahasiswa Titip Absen), dan mahasiswa titip tugas, dan dosen yang tidak tepat waktu. Meskipun saat ini hal itu dianggap lumrah namun, problematika sepele jika dibiarkan akan menjadi problematika yang kompleks, seperti korupsi uang, dan apabila ditinjau dari segi manfaat, korupsi tidak memiliki manfaat apapun. 

Dengan tidak adanya manfaat, dan semakin merajalela, korupsi seharusnya menjadi perhatian penuh dalam penyelesaiannya. Dimulai dari hal sepele dalam sebuah organisasi atau lembaga dalam sistem pengolahannya, transparansi, akuntabilitas dan kontrol kebijakan yang harus menjadi prinsip dalam setiap organisasi agar tidak terjadi penyelewengan. Perbaikan dan konsistensi sistem yang harus di stabilkan, dan moral yang tangguh harus dimiliki oleh masyarakat.

Dari pemaparan di atas, peran generasi muda saat ini sangat dibutuhkan, dengan moral yang tangguh dimiliki menjadikan salah satu dari penyelesaian problematika tersebut. Karena penyelesaian saat ini yang dibutuhkan adalah bukan perubahan dari oknum pemerintahan saja, dan bukan dari masyarakat saja yang pandai mengkritisi. Namun, dari kedua elemen yang saling bekerja sama dalam perbaikan problematika yang ada. Agar tujuan berjalan sesuai dengan harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun