Kata Earth Hour pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ya sejak 2007 kemarin telah dimulai kampanye Earth Hour. Earth Hour merupakan salah satu kampanye WWF, organisasi konservasi terbesar di dunia, yang berupa inisiatif global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk turut serta mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam, pada setiap hari Sabtu di minggu ke-3 bulan Maret setiap tahunnya. Earth Hour bertujuan mengurangi effek gas rumah kaca. Keberhasilan kampanye ini diharapkan dapat diadopsi oleh masyarakat, komunitas, bisnis, serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga seluruh warga dunia dapat menunjukkan bahwa sebuah aksi individu yang sederhana sekalipun bila dilakukan secara massal akan membuat kehidupan kita di Bumi menjadi lebih baik. Ketergantungan manusia kepada listrik dari masa ke masa semakin meningkat. Sementara, pembangkit listrik mayoritas berbahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang mengeluarkan gas rumah kaca (GRK) berupa karbon dioksida (CO2), dan TERBUKTI berakibat langsung terhadap kenaikan dramatis suhu rata-rata Bumi. Pemanasan global ini menyebabkan naiknya permukaan air laut, kebakaran hutan, pemutihan karang, perubahan iklim, dan potensi kepunahan yang besar terhadap keanekaragaman hayati, terutama yang hidup di suhu tropis, baik di pesisir maupun yang tinggal di dekat hutan. Dampak pemanasan global ini sudah dipastikan akan mempengaruhi lingkungan hidup yang menjadi tempat hidup kita. Sebagai negara berkembang yang banyak bergantung pada potensi sumber daya alam dan membutuhkan listrik untuk mendukung pembangunan, Indonesia harus menjaga kebutuhan ekstraksi alamnya agar tidak berkontribusi besar menjadi salah satu pengemisi terbesar di dunia, dan tetap dapat melanjutkan upaya memenuhi kebutuhan penduduk yang makin besar setiap tahun, termasuk dari sisi energi. Karena alasan inilah sehingga WWF mengajak seluruh masyarakat dunia untuk merubah gaya hidup mereka menjadi sederhana dan murah yaitu HEMAT ENERGI. khusus untuk Indonesia earth hour ini merupakan yang keempat, yang akan dilakukan pada tanggal 31 Maret 2012 jam 20.30-21.30 (waktu setempat). WWF-Indonesia berkomitmen untuk tetap mengusung kampanye ini hingga 2014 untuk membangun kesadartahuan sehingga publik Indonesia, terutama di kota-kota besar di Jawa – Bali, teredukasi dan terus diingatkan berpartisipasi lalu menindaklanjuti EARTH HOUR dengan perubahan gaya hidup lebih ramah lingkungan dalam jangka panjang.
- Mengingatkan masyarakat bahwa terjadinya perubahan iklim juga berasal dari penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil
- Mempromosikan energi efisiensi di kota dengan populasi dan konsumsi listrik yang boros.
- Menciptakan dan memicu kesadaran masyarakat tentang gaya hidup hemat energi di kota-kota besar di Jawa-Bali, krisisnya pasokan serta distribusi listrik, dan juga potensi sumber-sumber listrik di Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, dalam perspektif yang lebih luas juga dapat memberikan stimulasi perubahan perilaku serta insentif bagi perekonomian.
Tujuan Kampanye EARTH HOUR 2012
-
- Menjaring sebanyak-banyaknya individu, rumah tangga, dan bisnis untuk ikut mematikan lampu sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan iklim
- Mengedukasi masyarakat mengenai ancaman pemanasan global dan apa yang bisa setiap individu lakukan untuk membuat suatu perubahan dalam kehidupan mereka sehari-hari dalam mengurangi emisi mereka
- Menjaring partisipasi korporasi untuk mengomunikasikan EARTH HOUR, baik staf maupun jejaring eksternal untuk berkomitmen mematikan lampunya pada jam yang ditentukan dan melakukan perubahan kebijakan dalam pengunaan energi
- Mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan
- Memberikan preseden baik agar EARTH HOUR dilakukan setiap tahun
- Mengukur perubahan emisi gas rumah kaca di Jakarta
- Memperoleh kurang lebih 500,000 orang pendukung EARTH HOUR, melalui kampanye online EARTH HOUR Indonesia di web, facebook twitter, dan mailing list
- Kegiatan komunitas masyarakat di Jakarta dan 4 kota besar lainnya di wilayah Jawa-Bali (Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Bali)
- Dukungan dari Walikota 5 wilayah DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta, Presiden, Menteri Lingkungan Hidup, dan Dewan Nasional Perubahan Iklim
- Dukungan dari pemerintah daerah dan publik di kota-kota besar lain yang menjadi target EARTH HOUR
- Ikon yang dimatikan: monumen – monument terkenal di Jakarta dan gedung pemerintahan di Jakarta dan sekitarnya.
Marilah kita semua menunjukkan kepedulian kita terhadap perubahan iklim bumi ini dengan mematikan lampu selama 1 jam. Karena satu tindakan kecil ini dapat membawa perubahan besar, mungkin dampaknya belum kita rasakan sekarang tapi nanti anak cucu kita yang akan merasakan langsung dampak dari tindakan ini.
“Bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di EARTH HOUR saja, tetapi harus terus dibuktikan setiap hari, dan diikuti dengan mengubah gaya hidup ramah lingkungan lainnya, seperti: menggunakan kendaraan umum atau bersepeda untuk bepergian, hemat air, menanam pohon, dan lain-lain.”
sumber: http://earthhour.wwf.or.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H