Mohon tunggu...
Anggie gracellasaragih
Anggie gracellasaragih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi ilmu komunikasi

Anggie in here, berupaya mencari ilmu yang banyak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Covid-19 terhadap Proses Belajar Mengajar

9 November 2020   16:43 Diperbarui: 27 April 2021   18:33 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi virus corona COVID-19 mengubah segala ritme hidup manusia di dunia. Salah satunya mengubah tatanan sistem pendidikan.

Pemerintah telah menerapkan aturan untuk meliburkan sekolah dan menggantinya dengan sistem belajar online di rumah. Hal ini sebagai upaya untuk mendukung PSBB (pembatasan sosial berskala besar), demi menekan laju penularan dan penyebaran COVID-19.

Jika biasanya di waktu normal para murid dan guru mengadakan kegiatan belajar mengajar berinteraksi langsung bertatap muka (face to face) di sekolah. Kini, semua kegiatan belajar mengajar harus dilakukan melalui daring, atau online.

Kegiatan belajar mengajar secara daring, bukan hanya jadi tantangan bagi para siswa. Tetapi juga para tenaga pendidik, alias para guru yang harus tetap bekerja professional mengajar para muridnya hanya bermodalkan teknologi.

Seperti pengakuan ibu Syarifah Aini, perempuan yang sehari-harinya bekerja sebagai guru untuk murid kelas dua di salah satu sekolah dasar negeri di wilayah Tangerang ini mengungkapkan meski ia tak merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan sistem belajar mengajar di kelas secara online. Ia merasa sistem sekolah online ini tidak efektif sama sekali, baik untuk siswa dan juga guru yang mengajar.

"Banyak yang mengeluh karena belajar di rumah (offline) itu anak-anak banyak yang tidak/kurang mengerti bahkan sulit memahami dengan kita belajar jarak jauh melalui video call / daring, jadinya susah untuk di pahami anak-anak maka dari itu ada beberapa para otang tua murid mengeluh dan protes"

Untuk kesulitan melaksanakan sekolah online, Aini menambahkan untuk murid kelas satu belum tentu memiliki sebuah hanphone ( gadget) dan bahkan ponsel untuk berkomunikasi masih berbarengan dengan orang tua. Maka kendalanya, jika orang tua terlambat merespon, maka akan semakin lama pula tugas yang diberikan kepada murid bisa dikoreksi.

"Banyak orang tua yang sibuk berkerja, jadi tidak slalu bisa mengontrol anaknya dalam proses belajar. Dan bagi murid yang mengabaikan tugasnya karena suatu kendala dapat membuat seorang murid tersebut tertinggal pelajaran ( pengetahuan) ".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun