Aku pelajar, kata orang minat literasi ku lumayan tinggi walau banyak yang tak percaya karena tingkah laku ku. Â Kebetulan sekolahku sering sekali membuat soal literasi, tak jarang dan tak heran pula teman temanku berkeluh kesah "aelah ngapa soal cerita si ribet banget", begitu ujar teman temanku. Aku mulai menyadari, bahwa bisa ku katakan tanpa menyombongkan diri sendiri kalau teman temanku 'minim literasi', sungguh disayangkan memang, bahkan fasilitas perpustakaan sekolah hanya dijadikan tempat istirahat karena suhu di perpustakaan lebih sejuk.
Tapi pandanganku tentang itu berubah, ponsel. Jangkauan ponsel sangat luas sekali. hal itu terjadi ketika aku melihat temanku yang asyik membaca novel di aplikasi, kemudian disusul temanku yang bibirnya tak henti merapalkan ayat suci Al-quran sambil melihat ke arah ponsel, temanku yang lain tak henti henti nya membacakan berita selebriti yang sedang naik daun. Dilihat dari contoh itu saja minat baca teman teman ku cukup tinggi, bahkan mengolah berita menjadi sebuah opini dan argumentasi saja bagiku sudah cukup keren, yang artinya "minat literasi" nya memang sudah ada.
Aku disini ingin mematahkan patokan seseorang tentang literasi bukan hanya membaca karya ilmiah, sains, atau bahkan filsafat. Â Literasi di kalangan pelajar banyak dan cukup tinggi dengan adanya "ponsel" tetapi hal tersebut hanya bersifat tersurat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H