Mohon tunggu...
Anggi Aryela
Anggi Aryela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Quotes, puisi, bahasa, dan lain-lain.

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Pelosok Desa

16 Juli 2021   22:21 Diperbarui: 16 Juli 2021   22:25 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Tangerang-16 juli 2021

Bahasa indonesia merupakan bahasa persatuan di negara Indonesia dari banyaknya bahasa daerah di Indonesia. Namun, bahasa Indonesia sering kali di asingkan oleh warga di pelosok desa, salah satunya seperti warga di Kp. Bendungan Rt/Rw 017/004 yang acapkali menggunakan bahasa sunda ketika berkomunikasi pada kondisi apapun. 85% dari 100% warga Kp. Bendungan selalu menggunakan bahasa sunda ketika berkomunikasi, kebanyakan dari mereka tidak begitu peduli dengan penggunaan bahasa indonesia, kebanyakan dari mereka menganggap bahwa bahasa indonesia hanya penting digunakan oleh orang-orang tertentu saja seperti pelajar, guru, mahasiswa, pekerja kantoran, dan sebagainya. Sedangkan bagi mereka yang tinggal di kampung dan berprofesi sebagai rakyat biasa, petani, nelayan, ibu rumah tangga dan lain-lain penggunaan bahasa indonesia tidak begitu penting karena mereka hanya berurusan dan berkomunikasi dengan orang disekitar mereka yang juga berbahasa sunda.

Seperti nek Sarinah, seorang nenek yang memiliki 7 orang anak yang kini berusia 60 tahun, nek Sarinah lahir di Cibadak, Sukabumi, Jawabarat yang kemudian menetap di Kp. Bendungan, Kab. Tangerang sejak gadis, nek Sarinah terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa sunda sejak kecil dan terbata-bata ketika menggunakan bahasa indonesia. Menurutnya penggunaan bahasa indonesia tidak begitu penting, sebab nenek hanya hidup dalam lingkungan yang selalu menggunakan bahasa ibu dan nenek sudah tua sehingga merasa tidak perlu mempelajari dan fasih ketika menggunakan bahasa indonesia saat berinteraksi.

"Make bahasa indonesia henteu penting teuing, sabab urang ges kolot, nu kadua urang hirup di bumi nu marake basa sunda, tapi ari jeng barudak nu sakola jeng jelma ni gawe di kantor, guru jeng lain-laina eta penting, sabab lingkunganna marake bahasa indonesia". Tutur nek Sarinah menggunakan bahasa sunda yang artinya "memakai bahasa indonesia itu tidak begitu penting, karena saya sudah tua, kemudian yang kedua saya hidup di lingkungan yang memakai bahasa sunda juga, namun untuk anak-anak yang menjalani pendidikan, orang-orang yang bekerja di perkantoran, guru dan lain-lain penggunaan bahasa indonesia itu penting, sebab lingkungannya memakai bahasa indonesia".

Nek Sarinah menganggap penggunaan bahasa indonesia hanya penting bagi orang-orang tertentu saja. Berbeda dengan Aprilia yang merupakan warga Kp. Bendungan juga yang berprofesi sebagai seorang guru di salah satu SDIT  di Kab. Tangerang, Aprilia merupakan seorang lulusan Sarjana Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), menurutnya berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia sangat penting, sebab bahasa indonesia adalah bahasa nasional yang harus dijunjung tinggi dan dipelajari, sebab bahasa indonesia adalah bahasa yang menyatukan manusia satu dengan manusia lainnya yang berbeda bahasa ibunya.

"Penggunaan bahasa indonesia sangat penting, karena fungsi dari bahasa itu sendiri sebagai alat penghubung antar manusia dalam masyarakat. Kita sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain, itu menyebabkan adanya interaksi dan dari interaksi itu muncul lah suatu bahasa sebagai alat penghubung antar manusia. Bahasa juga tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi menjadi multifungsi bagi kepentingan manusia. Maka dari itu, peran bahasa menjadi sangat penting dalam kondisi apapun, dimanapun, dan kapanpun". Tuturnya.

Aprilia menilai tidak hanya bahasa indonesia yang penting digunakan dalam berinteraksi namun bahasa ibu pun penting, tetapi penggunaannya disesuaikam dengan situasi dan kondisi.

Melihat perkembangan jaman yang semakin berkembang dan terus berkembang, ada baiknya jika perubahan dilakukan oleh warga Kp. Bendungan dan warga di pelosok desa di Indonesia mengenai penggunaan bahasa indonesia, seperti membiasakan dri menggunakan bahasa indonesia ketika berkomunikasi dalam situasi apapun sehingga bahasa indonesia dianggap penting oleh seluruh masyarakat indonesia dan tidak lagi dipandang sebelah mata, namun penggunaan bahasa ibu pun tidak dihilangkan begitu saja tetapi digunakan ketika berkumpul dengan keluarga, bermain, bernyanyi lagu daerah, dan sebagainya.

Memang di pelosok desa seperti di Kp. Bendungan ini penggunaan bahasa indonesia tidak diutamakan, namun dengan adanya guru, pelajar, dan mahasiswa di Kp. Bendungan ini menjadi bukti digunakannya bahasa indonesia dengan baik dan benar, sehingga bahasa indonesia tidak mati dan akan terus dipelajari dan digunakan serta dijunjung tinggi oleh para generasi selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun