Mohon tunggu...
Anggi Aminullah
Anggi Aminullah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa/Universitas Muhammadiyah Jember

Baca berita menarik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Lewat Pengajian dan Posyandu, Siasat KKN Kolaborasi 055 Atasi Isu Sampah dan Stunting

5 Agustus 2023   21:32 Diperbarui: 5 Agustus 2023   21:41 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Selasa (01/08/2023) sebanyak empat perwakilan mahasiswa KKN kolaborasi 055 Seputih mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan di salah satu rumah warga. Kegiatan ini hanya dihadiri oleh ibu-ibu. Pada kegiatan ini mempererat hubungan antara mahasiswa KKN Kolaborasi 055 dengan masyarakat sekitar Desa Seputih. Mahasiswa KKN juga mensosialisasikan sedikit bagaimana pemilahan sampah rumah tangga (organik dan anorganik) untuk kemudian bisa dijadikan bahan pembuatan pupuk kompos (sampah organik) dan kerajinan tangan (sampah anorganik). Banyaknya warga sekitar Desa Seputih yang membuang sampah sembarangan di sungai bisa menyebabkan banjir atau polusi air. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan ibu-ibu bisa memilah sampah rumah tangga dengan bijak.

Dokumen KKN Kel 055
Dokumen KKN Kel 055

Pada hari Rabu (02/08/2023) Mahasiswa KKN 055 mengikuti kegiatan posyandu yang diadakan di salah satu rumah warga. Kegiatan posyandu ini dihadiri oleh dua bidan dan beberapa kader posyandu Desa Seputih. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 8.30 WIB dan berakhir pada pukul 11.00 WIB. Pada kegiatan posyandu ini sekaligus dilaksanakan sosialisasi untuk pencegahan stunting. Stunting adalah salah satu gangguan yang biasa di derita anak-anak karena kekurangan asupan nutrisi selama 1000 hari pertama kehidupan (dari janin-usia 2 tahun). Stunting biasanya ditandai dengan tinggi badan seseorang lebih pendek daripada tinggi badan orang lain seumurannya. Selain itu, stunting juga membuat berat badan aanak lebih rendah dari usia seumurannya. 

Menurut Bidan Desa Seputih, Ibu Erna mengatakan data anak stunting sebanyak 4.22% tergolong yang paling tinggi di Desa Seputih Kecamatan Mayang. Hal ini juga didukung dengan pernyataan Ibu Nana Suryadi selaku ketua kader posyandu bahwa stunting yang terjadi di Desa Seputih ini disebabkan karena anak-anak tidak mendapatkan pemeriksaan dan imunisasi secara teratur dan rutin di Posyandu yang diadakan di Desa Seputih. Bahkan ada orang tua yang memang tidak memeriksakan anaknya secara rutin ke posyandu karena mereka pikir harus membayar.  Karena itu, perlunya diadakan sosialisasi untuk pencegahan anak mengalami stunting. Pada sosialisasi ini diberikan materi oleh beberapa perwakilan mahasiswa KKN 055 tentang stunting. Lalu mahasiswa juga memaparkan kepada ibu-ibu hamil dan ibu-ibu yang memiliki balita untuk memenuhi asupan gizi, memberikan asi ekslusif selama 6 bulan dan didampingi dengan MPASI sehat, serta selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Sosialisasi ini diharapkan agar warga sekitar memiliki kesadaran untuk mencegah stunting dengan mengikuti imunisasi rutin yang diadakan Posyandu Desa Seputih. 

Editor: Nike Fadilah Putri, Nadia Prasonia, Vinda Martgaretha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun