Mohon tunggu...
Ferda Anggi Andriani
Ferda Anggi Andriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sastra adalah seni dan menulis adalah suatu keindahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Revolusi Budidaya Jagung Pulut: Tanpa Pupuk Kimia, Hasil Lebih Menggiurkan

29 Oktober 2024   19:06 Diperbarui: 29 Oktober 2024   19:28 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa waktu terakhir, sektor pertanian dihadapkan pada krisis ketersediaan pupuk kimia, khususnya urea dan phonska. Petani hanya mampu memperoleh alokasi pupuk subsidi sebesar 50 hingga 75 kg urea per periode dengan harga yang terus mengalami kenaikan. Kondisi ini, ditambah dengan tingginya biaya operasional dan rendahnya harga jual saat panen raya, menjadi salah satu faktor utama penurunan hasil pertanian. Petani saat ini sangat bergantung pada ketersediaan pupuk yang ada dan menantikan adanya kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini.

Penggunaan pupuk kimia, terutama dalam budidaya jagung, sangat penting untuk mencapai hasil optimal. Pemberian pupuk sesuai dengan waktu dan dosis yang tepat dapat meningkatkan produktivitas, khususnya pada komoditas jagung pulut atau ketan yang memiliki siklus tanam yang relatif singkat.

Sebagai alternatif, penggunaan pupuk organik cair seperti Photocyntentic Bacteria (PSB) dapat menjadi solusi untuk mengatasi kelangkaan pupuk kimia. PSB adalah pupuk organik cair yang mengandung bakteri fotosintetik dan dapat dibuat dengan bahan-bahan sederhana seperti telur, micin, dan air. Aplikasi PSB pada tanaman jagung sejak usia seminggu dengan dosis 300 ml/tangki telah terbukti mampu meningkatkan hasil panen jagung pulut hingga 70-75% tanpa penggunaan pupuk kimia. Namun, perlu ditekankan bahwa penggunaan pupuk alternatif tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran pupuk kimia.

Sumber gambar pribadi: Pupuk PSB 
Sumber gambar pribadi: Pupuk PSB 

Krisis pupuk kimia telah memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertanian. Penggunaan pupuk organik cair seperti PSB dapat menjadi alternatif yang menjanjikan, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk optimalisasi penggunaannya. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini, baik melalui peningkatan produksi pupuk dalam negeri maupun diversifikasi penggunaan pupuk.

Semoga artikel ini bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan jangan ragu untuk bertanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun