Pembelajaran Anak Usia Dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mendidik dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan anak usia dini dilaksanakan sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan anak. Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak melalui pengalaman nyata. Melalui pengalaman yang secara langsung atau nyata anak dapat menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal sehingga mampu mengembangkan semua aspek perkembangannya karena Anak Usia Dini adalah sosok individu yang memiliki berbagai potensi serta bakat yang mesti dikembangkan dan distimulus sejak dini agar siap untuk melanjutkan kehidupan selanjutnya. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental untuk kehidupan selanjutnya yang berada pada rentang usia 0-6tahun. Menurut Sujiono (2013 : 6) menjelaskan bahwa anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Setiap anak memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga pendidikan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tahap-tahap perkembangan anak dengan bertujuan untuk mengembangkan 6 aspek perkembangan tersebut, melalui pengalaman nyata yang didapatkan oleh anak dapat membantu proses perkembangan serta pengetahuan baru anak sehingga dapat menjawab semua rasa ingin tahu anak berdasarkan pengalaman nyata yang anak dapatkan. 6 aspek dalam diri anak yang perlu dikembangkan adalah aspek nilai moral dan agama, sosial emosi, bahasa, kognitif, motorik dan seni. Diantara semua aspek perkembangan tentu terdapat keterkaitan antara satu aspek dengan aspek lainnya, seperti aspek bahasa dengan aspek motorik halus. Beberapa indikator ketercapaian perkembangan anak terrdapat beberapa keterkaitan seperti kemampuan keaksaraan dengan kemampuan menulis, kemampuan menuangkan isi cerita yang dibaca ke dalam gambar yang dibuat anak. Dalam tahapan anak usia dini, salah satu aspek perkembangan yang fundamental adalah perkembangan motorik. Motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan halus. Dalam kegiatan motorik halus terdapat beberapa keterampilan yang perlu distimulus dengan baik dan konsisten agar terbentuk suatu pola yang benar yaitu diantaranya keterampilan menulis dan menggambar. Seiring perkembangan zaman yang kini telah memasuki abad 21, di mana mana banyak tulisan di sekitar kita , di baju, di rumah, di jalan termasuk di sekolah. Orang dewasa menulis mungkin untuk dapat terus menjaga hubungan dengan seseorang atau mengingatkan tentang sesuatu atau untuk mencatat sesuatu. Orang dewasa menulis untuk berkomunikasi atau untuk mengekspresikan ide ide. Aanak anak adalah pembelajar yang aktif dan gemar belajar sejak ia dilahirkan. Sangat jelas dapat kita lihat kemampuan menggunakan bahasa lisan. Anak banyak bertanya banyak hal untuk mengetahui sesuatu. Banyak anak sadar akan tulisan di rumah mereka dan sekitarnya. Mereka melihat orang dewasa menjawab pesan tertulis dengan menulis. Anak anak sudah terdorong untuk menulis dengan ikuta ikutan orang dewasa dalam membuat kartu ucapan atau mencoret coret layaknya orang dewasa menulis. Ketika diberi kesempatan, anak akan bereksperimen dengan tulisan dan bereksplorasi dengan berbagai cara untuk mengarti pesan yang tercetak. Penelitian menegaskan bahwa membaca dan menulis berkembang bersamaan sebagai proses yang interaktif dan saling berhubungan. Menulis sebagai bagian penting dari program keaksaraan di pra sekolah dan menulis juga mendorong perkembangan dari beberapa komponen lain dari keaksaraan. Fokus utama keaksaraan di sekolah bahwa menulis sebagai alat komunikasi bukan pengajaran menulis ( Heroman & Jones 2004 ). Dalam memberi pengalaman menulis, guru harus : 1. Memperhatikan karakteristik, kebutuhan dan minat anak dalam kelas. 2. Perencanaan untuk pengalaman menulis yang beragam. 3 menyediakan bahan dan kesempatan bagi anak untuk menulis sendiri. Adapun keterampilan menggambar untuk anak usia dini dikemas dalam 3 tampilan, 1. Guru diminta memahami cara menggambar atau perilaku anak ketika menggambar, 2. Guru diminta untuk mencoba berlatih menggambar karena seorang guru dipandang berwibawa oleh anak didiknya jika menguasai ilmu dan pengetahuannya, 3. Mencoba untuk melatih menggambar kepada anak anak khususnya AUD agar mampu menjelaskan kekurangan dan mengevaluasi gambar anak. Pada prinsipnya kegiatan menggambar yang dilakukan oleh anak merupakan kegiatan naluriah seperti halnya makan, minum, berbiacara dan bercerita kepada orang lain. Kegiatan menggambar bersamaan dengan kegiatan lain seperti memilih dan mengenakan pakaian yang dilakukan oleh anak. Pengertian menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna sehingga menimbulkan gambar. Menggambar merupakan kebiasaan anak pada usia dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H