Masa Sebelum dan Sesudah Nabi Muhammad
Jurnalistik merupakan kegiatan mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi. Jurnalistik pertama kali di dunia ada pada zaman Nabi Nuh AS. Saat banjir melanda kaum Nabi Nuh ada di kapal lalu beliau menyuruh seekor burung untuk melihat apakah air bah sudah surut atau belum. Lalu burung tersebut keluar kapal lalu kembali lagi ke kapal tersebut dengan membawa sebuah ranting. Nabi Nuh pun berkesimpulan air bah sudah mulai surut. Kabar itupun langsung disampaikan kepada seluruh penumpang kapal.
Sedangkan pada zaman Nabi Muhammad SAW jurnalistik masih sangat sederhana yaitu hanya dari mulut ke mulut saja. Sedangkan pada zaman sahabat jurnalistik dilakukan dengan cara pengumpulan Al-Qur’an pada masa khalifah Abu Bakar. Sedangkan pada zaman Khalifah Ustman bin Affan sudah menghimbau untuk menulis Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai mushaf
Eropa dan Jurnalisme
Jurnalisme pertama kali terjadi di masa kekaisaran Romawi kuno masa pemerintahan kaisar Julius Caesar (100-44 SM). Dikenal dengan sebutan “Acta Diurna”, yaitu papan pengumuman yang diyakini sebagai jurnalistik pertama di dunia. Julius Caes juga dikenal dengan “Bapak Pres Dunia”.
Pada sekitar abad 17-18 penerbitan surat kabar dan majalah untuk publik muncul pertama kalinya di wilayah Eropa Barat, Inggris dan Amerika Serikat. Bangsa barat baru mengenal kertas beberapa ratus tahun setelah orang Arab menggunakannya. Pabrik kertas pertama di Eropa di bangun pada 1276 M di Italia. Dokumen kertas tertua yaitu Mozarab Misa dari abad ke 11, kertas dibuat dengan menggunakan kulit pohon linen. Pada sekitar abad 17-18 penerbitan surat kabar dan majalah untuk publik muncul pertama kalinya di wilayah Eropa Barat, Inggris dan Amerika Serikat. Setelah itu muncul lah berbagai jenis surat kabar yang ada di dunia.
Perkembangan Jurnalis di China
Pembuatan surat kabar pertama oleh King Pao. Yang mengabarkan titah kaisar. Penemuan kertas pada tahun 105, pada masa Dinasti Han (202-220 SM). Pada masa dinasti Shang (1600 – 1050 SM) dan dinasti Zhou (1050 SM – 256) di China kuno, dokumen umumnya ditulis di lembaran tulang atau bambu (bisa berupa lempengan maupun lembaran bambu yang di jahit kemudian digulung).
Perkembangan Awal Jurnalisme di Indonesia, Masa Penjajahan
Pada tahun 1619 diterbitkan surat kabar berjudul “Memories der neverlles” (tulis tangan). Surat kabar pada masa itu bebahasa Belanda. Pada tahun 1901 terbit surat kabar berbahasa Indonesia ‘Warta Berita’. Seluruh media jurnalistik memuat kritik terhadap keberadaan Belanda di Indonesia.
Pada masa penjajahan Jepang, surat kabar surat kabar dipaksa bergabung menjadi satu sesuai rencana Jepang. Kabar yang boleh dimuat hanya kabar yang pro-Jepang.