Mohon tunggu...
Anggi IndahPartiwi
Anggi IndahPartiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi S1 Keperawatan STIKes Mitra Keluarga

Hallo Saya Mahasiswi S1 Keperawatan tingkat 4 STIKes Mitra Keluarga, platform ini saya gunakan sebagai sarana memberikan informasi seputar kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perilaku Gaya Hidup Tidak Sehat Terhadap Kejadian Penyakit Tidak Menular pada Remaja

21 Oktober 2022   09:24 Diperbarui: 21 Oktober 2022   09:28 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah kesehatan yang masih perlu di tangani, karena sebagian besar Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit - penyakit yang memerlukan jangka waktu panjang dalam proses penyembuhannya atau bahkan tidak dapat disembuhkan (Kroll et al., 2015). 

Transisi epidemiologi membuat penyakit tidak menular meningkat dan bukan hanya menyerang lanjut usia saja, melainkan usia muda khususnya remaja. Remaja merupakan seseorang yang berada pada fase usia 10-19 tahun, dimana fase ini adalah fase transisi masa kanak - kanak ke masa remaja (Hidayati et al., 2019). Perubahan yang terjadi pada remaja selain perubahan fisik yakni perubahan gaya hidup. Namun pada kenyataannya banyak remaja yang mejalani gaya hidup yang tidak sehat, sehingga beresiko terhadap peningakatan penyakit tidak menular.


Gaya hidup remaja yang sering ditemukan dan menimbulkan masalah seperti, merokok, mengkonsumsi makanan siap saji, penggunaan gadget berlebihan, dan kurangnya aktifitas fisik (Mulyani, 2020). Beberapa perilaku yang beresiko tersebut dapat menjadi faktor utama penyebab peningkatan penyakit tidak menular seperti diabetes,stroke, penyakit jantung, penyakit pernafasan kronis, dan kanker. 

Kasus terjadinya penyakit tidak menular dapat dilihat melalui data pravelensi Kemenkes tahun 2018 yang menyatakan bahwa Prevalensi penyakit tidak menular mengalami peningkatan, kanker mencapai 1,8%, stroke 10,9%, penyakit ginjal kronik sebesar 3,8%, diabetes melitus 8,5%, dan hipertensi 34,1%. Data pravelensi peningkatan penyakit tidak menular berdasarkan gaya hidup remaja menurut Riskesdas tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) mencapai 9,1%, mengonsumsi alkohol 3,3%, kurang melakukan aktivitas fisik 33,5% (Kemenkes RI, 2018).


Penelitian sebelumnya yang dilakukan disebuah SMA menemukan bahwa sebanyak 36,6 % remaja memiliki riwayat Hipertensi, 84,4 % remaja sering mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar natrium, kebiasaan merokok dan 68,7 % remaja tidak melakukan olahraga rutin. Data GSHS ( Global School Based Student Health survey), mengatakan bahwa dalam satu hari remaja mengkonsumsi makanan siap saji sebesar 53%, kurang mengkonsumsi sayur dan buah 74,4%, kebiasaan minum bersoda 28%, kurang aktivitas fisik 67,9 %, remaja pernah merokok 22,5%, dan mengkonsumsi Alkohol 4,4% Data tersebut sejalan dengan data Riskesdas pada tahun 2013 bahwa 2,5% pasien usia dini sudah mengalami Stroke dengan kisaran usia 18-24 tahun, penyakit kanker yang terjadi pada anak usia sekolah sebesar 0,6%, penderita pernafasan atau asma pada remaja 5%, dan kejadian kegemukan atau obesitas pada remaja sebanyak 10%.


Lalu bagaimana cara mengendalikan Penyakit Tidak Menular (PTM) pada remaja ? 

Salah satu upaya pemerintah dalam pengendalian penyakit tidak menular adalah GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dimana didalamnya berisi beberapa komponen yang disusun secara sistematis dalam pengendalian penyakit tidak menular (PTM). Strategi dalam penyampaian kepada remaja yang efektif diantaranya adalah pemberian pendidikan kesehatan melalui sosial media. Informasi yang disampaikan adalah perilaku positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan remaja dalam pengendalian penyakit tidak menular (Hamzah & Hamzah, 2021).


Selain program- program yang disebutkan sebelumnya, pemerintah memiliki beberapa program lainnya dalam penanggulangan penyakit tidak menular melalui kegiatan skrining untuk mendeteksi sedini mungkin adanya faktor resiko penyakit tidak menular. Deteksi dini yang dilakukan sangat penting dilakukan mengingat remaja adalah generasi penerus yang akan melajutkan kehidupan berikutnya. Peran pemerintah dalam mengupayakan penanggulangan penyakit tidak menular adalah dengan mengajak masyarakat khususnya remaja untuk berperilaku CERDIK yakni, cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat yang cukup, dan kelola stress (Kemenkes, 2019).

DAFTAR PUSTAKA


Hamzah, B., & Hamzah, S. R. (2021). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Sosial Terhadap Perilaku Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Remaja. Gema Wiralodra, 12(2), 270–290.


Hidayati, I. R., Pujiana, D., & Fadillah, M. (2019). Abstrak 1,2,3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa Tentangbahaya Merokok Kelas Xi Sma Yayasan Wanita Kereta Apipalembang Tahun 2019, 12(2), 125–135. http://journals.ums.ac.id/index.php/JK/article/download/9769/5093

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun