Mohon tunggu...
Anggi IndahPartiwi
Anggi IndahPartiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi S1 Keperawatan STIKes Mitra Keluarga

Hallo Saya Mahasiswi S1 Keperawatan tingkat 4 STIKes Mitra Keluarga, platform ini saya gunakan sebagai sarana memberikan informasi seputar kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pemenuhan Gizi Pada Anak yang Berisiko Stunting

23 April 2022   08:48 Diperbarui: 23 April 2022   08:49 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PEMENUHAN GIZI PADA ANAK YANG BERESIKO STUNTING

Oleh : Anggi Indah Partiwi


Stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai (WHO,2021). Dinegara berkembang seperti Indonesia, stunting menjadi masalah kesehatan yang harus dilakukan penanganan secara serius, ditambah lagi diera pandemi COVID-19 balita merupakan kelompok yang terkena dampak kesehatan secara tidak langsung salah satunya yaitu masalah pemenuhan gizi yang baik. Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kehidupan manusia seperti meningkatnya kemiskinan akibat pendapatan yang menurun selama pandemi, hal itu yang dapat menyebabkan anak tidak mendapatkan gizi dan nutrisi yang baik, sehingga berakibat gangguan status gizi yang memburuk yang berpotensi terhadap peningkatan kejadian stunting akibat masalah ekonomi (Hartono,2020).
 
Hasil penelitian sebelumnya melaporkan bahwa kemiskinan menjadi faktor utama kejadian gizi buruk pada balita sebanyak 17,6% jiwa, dan gizi kurang sekitar 14 % jiwa. Keadaan pandemi saait ini berimbas pada ekonomi masyarakat sehingga pendapatan menurun yang berakibat pada ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan gizi balita mereka. Selain itu dimasa pandemi pemerintah juga membatasi aktifitas masyarakat sehingga pelayanan kesehatan terkait stunting mengalami penurunan (Azizah,2021).
 
Pemenuhan gizi anak berhubungan dengan masalah ekonomi orang tua sangat mempengaruhi ketersediaan pangan dengan gizi yang seimbang pada anak. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa pengaruh pendapatan orang tua yang menurun pada masa pandemi COVID-19 sebesar 27,7% terhadap status gizi anak. Pada masalah ini pemenuhan gizi seimbang yang diberikan orang tua pada anak menjadi kurang terpenuhi dengan menu makanan yang tidak bervariasi (Aziza,et al., 2021).
 
Di Indonesia, pandemi COVID-19 mengakibatkan terhambatnya akses ibu dan anak mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang optimal. Adapun hambatan yang terjadi antara lain kegiatan posyandu, pelayanan imunisasi, dan penimbangan berat bedan serta tinggi badan balita tidak terkontrol. Laporan hasil survey melampirkan bahwa terjadi penurunan tajam jumlah layanan imunisasi dasar yaitu dari 3.890 layanan di Februari 2020 menjadi 2.009 pada April 2020 di kota Jakarta Timur, penurunan jumlah balita yang ditimbang mencapai 51,34% periode Maret– Februari 2020, dengan penurunan yang lebih tajam (67,76%) terjadi di puskesmas- puskesmas dengan angka kasus COVID-19 tinggi (Saputri et al., 2020).
 
Tidak adekuatnya kecukupan gizi balita serta kurangnya pemantauan pertumbuhan meningkatkan risiko balita mengalami stunting selama pandemi COVID-19. Hal ini dibuktikan bahwa adanya pengaruh pendapatan keluarga selama pandemi dengan kejadian gizi buruk, semakin rendahnya pendapatan maka akan sangat mempengaruhi dalam pemberian bahan pangan anak (Alpin et al., 2021). Pada era panemi COVID-19 juga dianggap abai dalam kasus pemenuhan gizi. Bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat juga berupa mie instan dan susu kental manis, dimana kedua barang ini minim gizi dan mengandung kadar gula yang tinggi.
 
Salah satu metode yang digunakan dalam pencegahan kasus Stunting di era pandemi adalah penyuluhan kesehatan berbasis daring. Model pencegahan pada masalah gizi stunting di era pandemi Covid-19 ini adalah dengan Pembentukkan kelas virtual bagi kader stunting melalui berbagai aplikasi komunikasi dengan menggunakan video di masa pandemi Covid-19 ini. Edukasi yang diberikan adalah mengenai upaya-upaya pencegahan stunting. Namun hal tersebut memiliki beberapa kekurangan diantaranya tidak semua kader memiliki kemampuan dalam hal menggunakan media berbasis komputer.
 
Permasalahan yang dihadapi oleh pihak mitra yaitu kader stunting sangat sulit untuk mendapatkan solusi yang efektif dan efisien. Kader stunting belum mampu memainkan perannya secara optimal di masyarakat, karena pembatasan-pembatasan yang diterapkan selama pandemi Covid-19. Pada dasarnya penyuluhan yang dilakukan untuk pencegahan stunting hanya bisa membantu dalam meningkatkan pengetahuan para orang tua saja terkait Stunting. Hal lain seperti cek kesahatan anak, pemberian imunisasi, pantau berat dan tinggi badan dipelayanan kesehatan masih terhambat akibat pandemi.
Sekiranya pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada semua aspek kehidupan, terutama masalah ekonomi, pendapatan, dan pembatasan - pembatasan lainnya. Pandemi juga sangat berdampak terhadap status kesehatan anak balita, terutama pada kasus stunting. Dimana pada masa pandemi pendapatan orang tua mengalami penurunan yang mengakibatkan pemberian asupan gizi seimbang pada anak terganggu. Kemudian pembatasan layanan kesehatan seperti posyandu yang terhambat juga berpengaruh terhadap status gizi pada anak.

Sumber :
 
Alpin, A., Salma, W. O., & Tosepu, R. (2021). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kejadian Gizi Buruk Pada Balita Dimasa Pandemik Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Tawanga . P- ISSN: 1979-3340 e-ISSN. https://stikes-nhm.e- journal.id/JOB/article/view/409Irianto K.
 
Aziza, N. A., & Mil, S. (2021). Pengaruh Pendapatan Orang Tua terhadap Status Gizi Anak Usia 4-5 Tahun pada Masa Pandemi COVID-19. Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 6(3), 109–120. https://doi.org/10.14421/jga.2021.63-01
 
Azizah, U. (2021). Risiko Peningkatan Stunting Pada Balita Selama Pandemi Covid-19 Di Indonesia “Literature Review.” Jurnal Kesehatan Tambusai, 331–336. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 10 (2), 2021, 132-139 139 Melyani,Alexander https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/2343
 
Hartono, S. H. (2020). Covid-19 dan Anak-Anak di indonesia. https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/2020-05/COVID-19-dan-April.Anak-anak-di-Indonesia-2020_1.pdf.
 
Saputri, N. S., Anbarani, M. D., Toyamah, N., & Yumna, A. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Pada Layanan Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA): Studi Kasus Di Lima Wilayah Di Indonesia. The SMERU Research Institute, 5, 1–8.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun