Bagi kalian yang menggemari film dengan genre detektif dan misteri pasti sudah tidak asing lagi dengan Sherlock Holmes. Karakter yang pernah diperankan oleh Robert Downey Jr dan Benedict Cumberbatch ini menjadi sangat ikonik karena cara berpikirnya yang sangat unik, namun juga bisa dikatakan cukup sederhana. Sebagian dari kalian mungkin bertanya "apakah kita juga bisa berpikir seperti Sherlock Holmes?". Yuk, kita bahas.
SIAPA ITU SHERLOCK HOLMES?
Sebelum kita membahas cara berpikir dari karakter satu ini, ada baiknya untuk memperkenalkan siapa karakter ini sebenarnya. Sherlock Holmes merupakan tokoh detektif fiksi klasik karya Sir Arthur Conan Doyle. Sherlock Holmes pertama kali diperkenalkan pada novel beliau yang berjudul "A Study in Scarlet".
Karakter ini telah menjadi ikon kecerdas dan analitis dalam dunia literatur. Cara berpikir unik Holmes sering dijuluki sebagai "metode deduktif". Cara berpikirnya ini telah menginspirasi banyak pembaca dan penggemar misteri.
Dalam mengungkap kasus-kasusnya yang rumit, Holmes menggunakan kemampuan observasi tajam dan penalaran logis yang luar biasa. Ia menganut filosofi bahwa setiap detail, sekecil apapun, dapat memberikan petunjuk penting untuk memecahkan misteri.
Nah, setelah berkenalan dengan Sherlock Holmes saatnya kita membahas cara Sherlock Holmes berpikir.
METODE DEDUKTIF
Ada dua cara berpikir yang sering kita terapkan di kehidupan sehari-hari, yaitu berpikir deduktif dan juga induktif. Kedua metode ini telah digagas oleh para filsuf dari berbagai zaman.
Salah satu tokoh yang berkontribusi besar dalam dua cara berpikir ini adalah Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkenal hingga zaman sekarang. Pada karyanya yang terkenal, "Organon," beliau mengembangkan konsep deduksi (deduktif) dan induksi (induktif) ini.
Selain Aristoteles, tokoh lain yang juga berpengaruh pada cara berpikir ini adalah Rene Descrates. Beliau mengembangkan metode deduktif dalam mencari suatu kebenaran yang pasti. Descartes menganggap deduktif merupakan metode penalaran yang lebih unggul dan lebih dapat dipercayai daripada induktif.