Mohon tunggu...
Angger Wiji Rahayu
Angger Wiji Rahayu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bermimpi menjadi penulis. Karena dunia yang kita lihat hanyalah representasi. www.anggerwijirahayu.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Pengalaman Kehamilan Pertama

4 Januari 2013   03:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:32 2288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran si Baby janin dalam perutku tentu saja membuatku tak kepalang panik. Selain karena belum berpengalaman, ternyata untuk kesehatan aku harus melakukan beberapa hal yang membuatku harus berjuang untuknya. Pertama sejak dari kecil aku bermasalah dengan makan. Beberapa makanan sehat sulit sekali kutelan, apalagi porsi makanku yang relatif sedikit dan tak sering. Aku seringkali menikmati kelaparan dengan bekerja, sehingga kebiasaan itu aku harus buang jauh-jauh. Setiap harinya aku berjuang makan dengan menu yang sehat, sayuran kulahap dengan asupan protein tinggi yang cukup. Serta mengganti camilan dengan buah yang bisa aku habiskan rata-rata 2-3 kg buah per minggu. Aku juga harus minum susu tiga kali sehari dengan takaraan lima sendok makan setiap gelasnya. Nah, untuk urusan susu aku tak terlalu rewel, kulahap saja. Sehingga satu minggu aku bisa melahap 400gr lebih susu khusus ibu hamil. Hasilnya, wow berat badanku naik 2 kg dalam tiga minggu dari semula berat badanku hanya 45kg. Rasa mual (morning sickness) hingga saat ini alhamdulillah tidak menderaku (dan aku berharap hingga persalinan tidak menderaku). Namun perubahan secara hormonal sering membuatku berjuang melawannya. Setiap malam aku harus merasakan sakitnya payudara, pegal pinggang dan ketaknyamanan perut yang mulai melar dan gatal. Perut yang mulai melar membuat kulit di sekitar perutku bersisik, seperti kulit kering. Kata kebanyakan orang jangan menggarut di daerah sekitar perut karena akan membuat stretchmark. Aku seringkali takut setelah melahirkan perutku ini menjadi berkerut-kerut, besar dengan kulit yang tak kencang lagi. Untuk urusan pegal dan nyeri pinggang, mama memberiku saran membuat parem alami yang ditempelkan dibagian tubuh yang nyeri. Parem yang dibuat dari bahan beras yang direndam 1 jam dalam air dan kencur yang diblender. Baunya khas kencur, tapi rasanya memang menyejukkan dan membuat nyaman (senyaman tangan mama). Parem ini juga dapat digunakan jika pinggang atau kaki kita terasa pegal. So, silahkan coba resep rahasia keluarga mama ini  Hmhm, aku termasuk orang yang percaya dengan resep tradisonal untuk menjaga kesehatan. Kata mama, lebih baik dikasih parem daripada obat-obat kimiawi yang tentu berefek pada baby janinku. Tentunya efek beras yang digiling akan membuat kulit kita semakin bersih lo 

:)
:)
ahai, ini manfaat tambahannya. Untuk menghindari stretchmark, sebenarnya aku belum mempunyai resep khusus. Namun, kata ibuku jika gatal saya harus menyipakan satu kain khusus yang digunakan untuk menggosok perut saya. Katanya lebih nyaman lagi jika tangan suami yang melakukannya karena akan dengan pelan menggaruk kulit perut. Hwahwa.. hiks hiks, ini kan tidak mungkin karena kondisi suamiku jauh. Jadi aku jauh-jauhkan keinginan untuk bermanja-manjaan selain pada waktu weekend.  Nah, sebenarnya aku yakin dengan metode yoga khusus untuk ibu hamil perut akan terhindar dari stretchmark dan melar pasca melahirkan. Mengutip dari pejelasan Master Dedi Armansyah, master yoga saya menjelaskan bahwa kegunaan yoga untuk ibu hamil adalah :
  1. menyiapkan tubuh ibu hamil untuk menghadapi perubahan tubuh dan hormonal. Terutama bagian perut, panggul dan pinggang serta bagian-bagian tubuh lainnya
  2. menyiapkan mental ibu hamil untul menghadapi persalinan, terutama persalinan secara normal
  3. menyiapkan tubuh ibu hamil untuk menghadapi persalinan, juga didalamnya teknik pernafasan
  4. menyehatkan dan membuat bugar tubuh ibu hamil dan baby janin yang dikandungnya

Saat ini aku melakukan rutin dua kali dalam seminggu latihan yoga. Tentu saja, latihan yang aku lakukan adalah latihan yang sifatnya masih ringan karena usia kandunganku masih dalam trisemester pertama. Namun masih banyak yang tidak mengetahui manfaat yoga untuk ibu hamil, nah ini salah satu referensi manfaat yoga untuk ibu hamil dari majalah Ayah Bunda online. Atau yoga baik untuk ibu hamil. Semoga bermanfaat ya. Masalah selanjutnya, aku sering mengalami ngantuk yang luar biasa dan mudah kelelahan. Aku harus menyiapkan setidaknya 30 menit setiap siang untuk tidur siang. Namun, untuk ibu hamil jangan percaya mitos ibu hamil sering ngantuk. Karena ternyata sering ngantuk bisa diindikasikan terkena DM (diabetes mellitus). Akhirnya aku kemarin tes gula darah dengan tes Gula Darah (GD) sewaktu. Ada tiga jenis tes GD yaitu, GD sewaktu, GD Puasa, dan GD toleransi glukosa. Menurut dokter tes pertama yang harus dilakukan hanya tes GD Sewaktu, setelah mengetahui hasilnya baru melakukan kedua tes lainnya. Nah pada waktu aku tes, menurut dokter hasilnya 110mg/dl, yang artinya saya masih ditahap normal tapi waspada. Karena pada tes GD sewaktu nilai normal kimia kliniknya sekitar (70-110) mg/dl. Lah saya? hwa.. rasanya ingin menangis, tapi kata dokter itu tak harus dicemaskan. Aku hanya perlu mengurangi asupan gula dan menggantinya dengan makanan yang lebih alami. Misalnya : buah. Tes ini menjadi penting karena beberapa hal (menurut dr. Amos), yaitu untuk mengetahui kadar gula dalam tubuh sehingga jika kadar gula diketahui maka kita bisa menjaga pola makan yang lebih sehat. Kedua, jika kadar gula dalam tubuh melebihi batas normal, maka bisa dipastikan kesulitan melahirkan akan terjadi dan bayi lahir tidak normal akan menjadi momok yang menakutkan. Serta berbahaya bagi ibu yang mengalami persalinan. Gubraks, padahal saya pecinta makanan manis. Hehhe… Namun, kondisi saya masih dalam tahap normal jadi jangan terlalu panik 

:)
:)
Masih tujuh bulan setengah lagi, tapi di trisemester pertama ini saya menikmati sekali peran sebagai ibu hamil. Tentu disaat begini rasanya penting sekali ada mama dan suami yang selalu disamping. Karena mereka membuat nyaman perasaan yang kadang kala tak menentu karena mengalami kehamilan. Tapi aku selalu katakan pada baby janinku bahwa kami harus melewati semua ini dengan baik. Bahwa eyang dan papanya selalu dekat dihati walau kami berjauhan secara jarak. Bengkulu 26 Desember 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun