Mohon tunggu...
Ajeng Syamsudin
Ajeng Syamsudin Mohon Tunggu... -

Sarjana Ilmu Politik (Hubungan Internasional) dari Universitas Nasional tahun 2009 dan Sarjana Humaniora (Program Studi Arab) dari Universitas Indonesia tahun 2010. Seorang akademisi. Pecinta Buku dan Kopi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diversifikasi Energi Agar Tetap Hidup Saat Energi Minyak Habis: Just Do It Now!

30 Maret 2012   12:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:15 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13331116671764392219

Lets find another resources

Kita tidak menyangkal bahwa sumber energi negara kita sudah semakin berkurang dan tinggal menunggu habisnya saja. Dari sekian banyak sumberdaya yang kita miliki lebih dari 50% dikuasai oleh asing. Lalu apakah kita bisa membayangkan bagaimana jika sumber tersebut habis dan perusahaan-perusahaan itu pergi? Bukankah kita hanya seperti ampas saja?

Isu pencabutan subsidi dan kenaikan harga bbm memang bukanlah sesuatu pilihan politik yang populer. Bayangkan saja siapa yang menanggung kenaikan harga ini. Para pejabat, pemimpin perusahaan, atau para petinggi suatu instansi mungkin tidak mengalami masalah karena biaya bahan bakar kendaraan mereka diganti oleh negara dan perusahaan. Yang sangat merasakan imbas dari kenaikan harga itu adalah rakyat kecil yang biaya hidup mereka tidak ditanggung oleh negara. Siapa yang bertanggung jawab atas bahan bakar yang mereka gunakan untuk menjalankan mobil angkutan umum, bus, bajai, atau ojek, menjalan kapal untuk mencari ikan, atau biaya bagi mereka untuk bekerja? Apakah pemerintah tidak memikirkan nasib mereka? Mengapa pemerintah hanya memikirkan untuk menaikan harga bbm lalu mengalokasikan dana subsidi untuk kesejahteraan rakyat tanpa mengagendakan recana yang jelas untuk mencapai kesejahteraan rakyat.

Jika dilihat dari potensi geografis dan kekayaan alam, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sumber kehidupan. Energi minyak bukanlah satu-satunya yang bisa diandalkan. Kita memiliki banyak sumber air yang dapat digunakan untuk menciptakan energi, bukan hanya bersifat makro untuk menghasilkan tenaga dalam jumlah besar, tetapi kita bahkan bisa menggunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengganti bahan bakar minyak. Selain itu kita memiliki potensi energi surya yang sangat besar. Kita sering kepanasan bukan? Mengapa energi surya tidak kita jadikan sebagai energi pendamping atau pengganti listrik dan minyak

dalam rumah tangga. Dengan melakukan itu kita tidak terlalu bergantung (jika belum bisa dilepasakan sepenuhnya) dengan tenaga listrik yang pada dasarnya dihidupkan dengan batubara dan oil. Penggunaan energi surya memang sangat terbatas. Kemampuannya juga sangat terbatas. Akan tetapi, setidaknya bisa mengurangi penggunaan listrik dan oil. Dengan melakukan itu, walaupun harga minyak naik, tetapi kita masih bisa menggunakan energi lain untuk hidup. Untuk mencapai hal ini, pemerintah bertanggung jawab penuh demi kesejahteraan rakyat.

Makmur Keliat pernah bercerita bahwa masyarakat jerman yang menggunakan tenaga surya dalam rumah tangga tidak dikenakan pajak karena dianggap telah memberikan kontribusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi minyak. Selain itu, pemerintah mereka juga membangun pipa gas secara gratis untuk dipergunakan oleh masyarakat secara gratis bagi kesejahteraan rakyatnya. Sehingga rakyatnya tidak perlu lagi memikirkan jika minyak habis dan mereka tidak sanggup membeli. Jika melihat Indonesia, bukankah hal tersebut juga mungkin dilakukan? Mantan Presiden B.J. Habibie dalam bukunya Membangun Peradaban Indonesia, menjelaskan potensi alam Indonesia yang luar biasa. Indonesia diberikan letak geografis dan bentuk kepulauan yang sangat strategis untuk memperoleh energi melalui arus air laut yang tidak akan pernah habis selama kita masih memiliki laut. Selain itu, potensi panas bumi indonesia yang melimpah dapat digunakan untuk memperoleh tenaga potensial pengganti listrik. Yang perlu dilakukan adalah MELAKUKANNYA. Biaya untuk melakukannya memang tidak sedikit, tetapi sangat bermanfaat jika dianggarkan dengan strategi yang cerdas. Pemerintah harus membuat agenda pembangunan yang jelas dan transparan sehingga masyarakat dapat melihat dan ikut serta dalam melakukan pembangunan.

Wajar saja jika rakyat berteriak saat harga bbm dinaikan. Bisa apa mereka untuk menghadapi kenaikan harga kebutuhan mereka? Mereka tidak diberikan pilihan energi lain yang lebih murah atau  diedukasi untuk menggunakan energi lain. Pemerintah seharusnya bermain cantik dalam mensejahterakan rakyat. Kenaikan harga minyak bumi seharusnya sudah disadari karena minyak merupakan suatu sumber yang tidak dapat diperbaharui. Maka seharusnya pemerintah menjadikan rakyatnya pintar untuk menghadapi hal ini dimasa depan. Jumlah rakyat indonesia besar dan jadikalah mereka semua pintar. Mereka yang pintar berikanlah kesempatan untuk memberikan kontribusinya terhadap negara, bukan dilepaskan kepada negara lain. Berikanlah dana untuk research dan pengembangan teknologi energi sehingga negara kita nanti menjadi negara yang kuat dalam kondisi apapun. Berikan perhatian kepada sumber daya manusia Indonesia dalam berbagai aspek. Berikan kesejahteraan kepada mereka yang berpotensi dengan memberikan jaminan kepada mereka bahwa mereka akan hidup sejahtera. Mungkin ini adalah suatu opini yang sangat idealistis, tetapi jika kita mampu untuk mengembangkan setiap potensi yang ada untuk menyelamatkan  bangsa kenapa tidak.

Ajeng Rizqi Rahmanillah S. IP, S. Hum (Mahasiswa Magister Universitas Indonesia Jurusan Hubungan Internasional tahun 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun