Mohon tunggu...
anggerprayekti
anggerprayekti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030007 UIN Sunan Kalijaga

ENTJ-A | artistik | book | film | fotografi | desain | musik | menulis apa yang aku suka dan apa yang ingin aku bagikan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Apa Itu Daddy Issues? Kenali Penyebab dan Dampaknya pada Anak

8 Maret 2024   10:48 Diperbarui: 8 Maret 2024   10:54 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freepik Free Download

Daddy issues menjadi tidak asing di telinga kita karena belakangan menjadi topik menarik yang dibahas di mana-mana dan tersebar luas di sosial media. Banyak konten-konten yang membagikan reels yang menampilkan tentang apa itu daddy issues? Mengapa bisa terjadi? Atau cerita-cerita singkat yang memaparkan bagaimana seorang anak yang tidak mendapatkan figur ayah, bukan karena ayahnya telah tiada, tetapi karena hal lain yang memengaruhi dirinya.

Memangnya, Apa sih Daddy Issues?

Daddy issues dialami seseorang karena memiliki hubungan yang tidak sehat dan tidak harmonis dengan ayahnya, atau bahkan ketika seseorang itu sama sekali tidak merasakan kehadiran dan kasih sayang dari sosok ayah dalam hidupnya. Namun, daddy issues bukan termasuk ke dalam masalah kesehatan mental. Walau begitu, hal ini sangat berdampak pada pola pikir, sikap, dan karakter seseorang. Biasanya, istilah nonmedis ini dihubungkan dengan orang-orang yang memiliki isu dalam hidupnya dan trauma dalam sebuah hubungan percintaan. Tidak hanya perempuan, laki-laki pun bisa merasakannya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan daddy issues dan dampaknya pada sang anak, di antaranya adalah:

1. Tidak Mendapatkan Bimbingan Ayah Dalam Hidupnya

Absent Father atau ketidakhadiran sosok ayah yang seharusnya menjadi seorang panutan, pengarah, dan penguat dalam sebuah keluarga akan memengaruhi pola pikir, perilaku, dan keputusan-keputusan yang anaknya ambil di masa yang akan datang. Ketidakhadiran sosok ayah yang bisa berupa ayah yang workaholic, ayah yang tidak bertanggung jawab,  ayah yang tidak memenuhi kebutuhan emosional dan ekonomi keluarga, serta keabsenan perannya yang sesungguhnya dapat menyebabkan daddy issues.

Pada anak perempuan, anak yang terdampak daddy issues akan mencari perhatian pada lelaki lain yang bisa dia andalkan dan memiliki sikap "dewasa". Ini juga yang kadang ,menyebabkan perempuan yang mengalami daddy issues akan menyukai lelaki yang lebih tua darinya karena biasanya lelaki yang lebih tua bisa memberikan segala yang dia perlukan baik secara treatment maupun emosional. Selain itu, perempuan akan menjadi sangat selektif ketika memilih pasangan dan lebih menaruh perhatian pada sosok yang penuh perhatian, mampu mengarahkan pada hal-hal yang baik, dan menjaganya dengan kehati-hatian hingga menciptakan rasa aman tanpa kekhawatiran. Akan tetapi, ketika tidak mendapatkannya, mereka akan merasa tidak cocok dengan pasangan itu dan mungkin tidak ingin meneruskan hubungan lebih jauh karena tidak melihat sosok "ayah yang baik" pada diri si lelaki. Dia akan merasa jika melanjukan hubungan, maka rasa diabaikan itu akan kembali menghantuinya sepanjang hidup.

Pada anak laki-laki, keacuhan sosok ayah ini justru bisa membuat dia menjadi orang yang sangat protektif karena memiliki rasa ingin menjaga pasangan yang tinggi. Selain itu, dia akan menjadi posesif karena merasa pasangannya adalah miliknya dan hanya miliknya hingga akhirnya akan muncul rasa cemburu yang bisa menjadi berlebih ketika rasa kepemilikan itu semakin meningkat juga. Hal ini terjadi karena tadi, rasa diabaikan yang membuatnya tidak ingin mengabaikan, rasa tidak dijaga seperti seharusnya juga membuatnya ingin menjaga lebih dan terkadang justru membuatnya ke arah yang negatif.

2. Hubungan yang Tidak Sehat dengan Ayah

Hubungan yang tidak sehat bisa berarti dua hal. Ayah yang terlalu dekat dengan anak hingga menganggapnya benar-benar "wanita" atau sosok yang bisa dia kencani dan diromantisasi seperti pasangan berpotensi menyebabkan pelecehan seksual yang berdampak pada kondisi mental dan emosi anak. Hubungan yang terlalu jauh juga buruk karena kembali seperti sebelumnya, anak tidak boleh diabaikan. Mengabaikannya bisa membuat sosok ayah tidak lagi dilihat sebagai figuran dan lepas tanggung jawab pada pengasuhannya. Sering marah-marah dan kasar juga mampu membuat anak perempuan takut dengan laki-laki atau anak laki-laki mengikuti habit tersebut.

3. Kekerasan dan Pelecehan Seksual pada Masa Kecil

Ketika anak mendapatkan kekerasan seksual dan pelecehan seksual dari figur ayah, maka anak itu akan sulit memercayai laki-laki. Hal ini dikarenakan adanya goncangan pada mental dan pola pikirnya yang bisa membentuk karakter juga dalam dirinya. Kekerasan seksual dan pelecehan seksual dari orang lain juga bisa loh menyebabkan daddy issues walau secara tidak langsung. Apalagi, ketika dia juga tidak mendapatkan perhatian dari sosok ayah, maka jika terjadi pada perempuan, dia akan semakin pemilih dalam pasangan terutama dalam masalah penjagaan diri secara fisik. Yang paling sulit adalah ketika kekerasan seksual dan pelecehan seksual itu menimbulkan traumatik, maka jika belum sembuh atau masih meninggalkan rasa takut dan cemas dalam dirinya, hal ini masih memengaruhi pola pikir,  cara pandang, perilaku, rasa percaya, kontrol emosi, dan juga cara dia mengambil keputusan.

Karena itulah kehadiran sosok ayah menjadi hal yang penting bagi perkembangan psikologis dan sosial anak, sebab bagaimana ikatan antara keduanya akan memengaruhi bagaimana anak itu dan cara dia dalam membangun hubungan dengan orang lain.

Maka, jika kamu adalah seorang ayah, sempatkan waktu untuk anakmu atau cobalah untuk mencari letak ketidaknyamanan di antara kalian agar terbangun hubungan yang harmonis.

Atau jika kamu adalah calon ayah, mulailah untuk membangun hubungan yang baik dengan dirimu serta orang-orang di sekitarmu agar itu menjadi habit yang baik sebelum menikah dan memiliki keturunan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun