Kaligrafi dikenal luas sebagai seni menulis indah yang disusun dari tulisan huruf arab atau firman Allah. Awalnya, berdasarkan buku seni kaligrafi islam, kaligrafi telah ada sejak kepemimpinan khalifah Utsman bin Affan. Pada masa itu, beliau berusaha mengumpulkan ayat suci Al-Qur'an dari para penghafal Al-Qur'an yang masih hidup untuk dijadikan mushaf Al-Qur'an. Sejak saat itu, kaligrafi dianggap sebagai warisan seni islam yang menunjukkan perkembangan dan kemajuan peradaban islam dari segi budaya dan keilmuan.
Di Indonesia sendiri, kaligrafi semakin berkembang pesat. Sedari SD atau MI, TK atau RA bahkan, anak-anak mulai dikenalkan dengan seni menulis ini. Jadi bukan cuma anak pondok saja yang tau. Hal ini dikarenakan banyaknya event lomba yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, keagamaan atau kebudayaan untuk mewadahi minat bakat para anak sejak kecil. Selain itu juga melatih keterampilan dan memberikan pengalaman berkarya sambil berkompetisi untuk memotivasi mereka ke arah yang lebih baik.
Di TK atau RA sendiri biasanya banyak lomba mewarnai kaligrafi yang diadakan oleh pihak luar sekolah dan sifatnya umum serta terbatas usia. Waktu saya RA dulu, perlombaan yang ada juga memberikan kesempatan bagi para anak yang tidak menang untuk mendapatkan piagam penghargaan dan piala agar mereka semangat untuk berkompetisi secara jujur dan pantang menyerah dalam belajar. Hal itu juga bisa melatih mental mereka untuk bersyukur dan tidak minder dengan teman-temannya.
Untuk jenjang SD dan MI, biasanya ada lomba MAPSI dan Porseni. Dari tahun ke tahun minatnya meningkat dan persaingan semakin ketat karena anak-anak itu mulai bisa menguasai khat yang memang memiliki aturan khusus. Melangkah ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu SMP, biasanya ada lomba MAPSI SMP, FASI, dan Calligraphy Fest, untuk jenjang SMA atau MAN ada MTQ yang biasanya mengeluarkan talent-talent keren yang sukses di dunia kaligrafi. Tidak hanya berhenti di sana, biasanya perlombaan umum kaligrafi ini terus berjalan hingga batas usia 35 tahun.
Lalu, apa saja jenis atau cabang kaligrafi yang biasa dilombakan dan banyak peminatnya?
Kaligrafi Naskah
Yang pertama kaligrafi naskah. Kaligrafi naskah biasanya memanfaatkan kertas putih yang ditulis dengan tinta hitam atau berwarna. Gaya penulisannya merujuk pada teks Al-Qur'an dan teks resmi lainnya. Kaligrafi ini sangat mengutamakan kaidah dan kemudahan dalam membaca berbagai macam khat dalam 1 karya. Untuk menghiasnya, kalian bisa menggunakan lis pinggir karya, tetapi tidak full menutup kertas seperti contoh berikut. Ini adalah karya salah satu peserta MTQ.
Kaligrafi Hiasan Mushaf
Yang kedua ada kaligrafi hiasan mushaf. Biasanya, halaman pertama ayat AL-Qur'an pasti memiliki hiasan tepi. Nah, kaligrafi ini desainnya merupakan perwujudan dari hiasan tepi itu yang bisa juga digunakan sebagai hiasan tepi dekorasi dinding. Hiasan ini lebih mengutamakan kaidah kaligrafi dan keindahan di sekitarnya. Biasanya, hiasan mushaf kaligrafi menggunakan teks Al-Qur'an dan sederhana. Teks yang digunakan untuk menuliskan ayat rata-rata ditulis dengan khat naskhi.
Kaligrafi Dekorasi
Kemudian, ada kaligrafi dekorasi. Kaligrafi ini mengutamakan anatomi huruf dan hiasan-hiasan dalam pembuatannya. Biasanya hiasan yang dipakai adalah hiasan-hiasan yang digunakan untuk hiasan masjid, perkantoran, gapura, dan lain-lain. Media yang digunakan biasanya berupa tripleks besar berukuran 120 kali 80 cm dengan menggunakan cat mowilex dan warna primer yang dicampur-adukkan sendiri, sedangkan alat yang digunakan adalah sepidol dan handam. Khatnya sendiri biasanya berbentuk khat thuluth.
Kaligrafi Kontemporer
Kaligrafi kontemporer ini membebaskan senimannya untuk berkreasi. Terdapat 2 jenis yaitu kontemporer bebas dan kontemporer berkaidah. Kalau kontemporer bebas ini menguji bagaimana huruf-huruf dalam suatu ayat untuk menjadi sesuatu yang tidak terlihat seperti huruf arab, contohnya huruf alif menjadi sapu, nun menjadi perahu, tanda titik pada huruf ba menjadi bunga, dan lain sebagainya. Di sini dibutuhkan kreativitas yang tinggi untuk menciptakan karya yang luar biasa. Untuk kontemporer berkaidah, biasanya menggunakan khat seperti khat yang biasa digunakan dalam lomba kaligrafi dekorasi. Setiap huruf harus sesuai dengan kaidah kepenulisannya dengan background bebas seperti pemandangan alam, buah, bunga, planet, dan lain sebagainya. Kaligrafi ini memiliki peminat yang banyak, apalagi dari para seniman yang biasanya melukis abstrak dan realis.
Sejak tadi berbicara tentang khat, ini dia khat yang biasa dipakai untuk menulis kaligrafi:
1. Khat Naskhi
Khat naskhi adalah khat yang paling sering digunakan dalam islam. Khat ini mudah dibaca dan memiliki bentuk yang elegan. Biasanya khat ini terdapat di mushaf Al-Qur'an dan juga surat-surat resmi baik yang konvensional maupun digital.
2. Khat Thuluth
Khat thuluth adalah khat yang paling banyak digunakan oleh para seniman. Bentuknya yang elegan, lebih tebal dari khat naskhi dengan garis-garis halus yang lembut membuat khat ini tampak cantik ditulis di karya apapun. Khat ini juga sering loh ditulis di langit-langit masjid atau tiang masjid sebagai dekorasi karena bentuknya yang tebal dan jelas.
3. Khat Diwani
Khat diwani adalah khat yang memiliki bentuk rumit dan artistik. Karena bentuknya, khat ini sering digunakan untuk menulis surat-surat resmi dan dokumen penting.
4. Khat Riq'ah
Khat riq'ah adalah khat yang paling mudah dipelajari dan sering digunakan dalam sehari-hari. begini kira-kira bentuknya.
5. Khat Kufi
Berbeda dengan thuluth dan riq'ah, khat Kufi adalah khat yang memiliki bentuk kaku dan geometris dengan garis-garis tegas yang jelas. Â Khat ini sering digunakan untuk menulis kalimat-kalimat pendek.
Itu dia macam-macam cabang kaligrafi yang dilombakan di Indonesia beserta khat yang digunakan. Saya sudah mencobanya, kalian tertarik juga?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H