Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu dari beberapa jenis pembangkit yang menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT). Jenis EBT yang digunakan adalah surya. Pada proses pengkonversian energinya, PLTS tidak menggunakan mesin dinamis dalam proses pengkonversiannya. Adapun beberapa komponen umum pada PLTS yaitu panel surya, inverter, baterai, dan solar charge controller/battery charge controller.
Jika melihat komponen umum yang digunakan dan dalam proses pengkonversianya tidak menggunakan mesin dinamis, PLTS ini bisa dibilang cukup sederhana. Namun ada kesulitan tersendiri bagi PLTS ini. Hal yang biasanya menjadi fokus dalam proses perencanaan adalah desain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), desain adalah kerangka bentuk; rancangan; motif; pola; corak.
Dari definisi di atas, dapat diartikan bahwa desain adalah sebuah rancangan yang dibuat pada proses perencanaan dengan tujuan mendapat gambaran mengenai yang akan dikerjakan. Proses desain ini penting, karena pada proses ini dapat merencanakan tata letak panel surya yang paling baik yang akan dipasang. Karena tata letak panel surya penting, mengingat jika tidak diperhitungkan maka akan muncul rugi-rugi yang berpengaruh pada output.
Selain menentukan tata letak, dalam proses desain juga menentukan orientasi atau arah hadap dan kemiringan dari panel surya. Menentukan orientasi bertujuan agar mendapatkan posisi arah hadap yang paling optimal dalam pemasangan panel surya. Penentuan posisi kemiringan memiliki tujuan yang sama dengan penentuan orientasi, namun pada penentuan kemiringan memiliki tujuan lain seperti mengurangi shading yang disebabkan oleh panel surya yang berdekatan dan juga bertujuan agar panel surya bisa self clean.
Karena jika panel surya dipasang dengan mendekati sudut 90 derajat, maka shading yang akan dihasilkan akan semakin panjang. Dan jika panel surya dipasang 0, maka panel surya tidak bisa self clean. Kemiringan yang biasa digunakan dalam pemasangan panel surya disekitar 8 derajat-15 derajat. Hal ini bersifat kondisional melihat medan pemasangan panel surya itu sendiri dan keadaan paling optimal pada daerah pemasangan. Karena setiap daerah memiliki kebutuhan kemiringan yang berbeda untuk menangkap iradiasi matahari.
Salah satu rugi-rugi yang berkaitan dengan proses desain adalah rugi-rugi shading. Rugi-rugi ini disebabkan oleh objek yang berada dekat ataupun jauh dan biasanya lebih tinggi dari posisi pemasangan panel surya dan objek tersebut terkena pancaran sinar matahari dan menghasilkan bayangan yang mengarah ke panel surya. Shading juga bisa ditimbulkan dari panel surya yang lain. Â Rugi-rugi ini bisa muncul di semua tipe media pemasangan panel surya.
Jika hal ini dibiarkan maka akan muncul hotspot pada panel surya. Kondisi ini akan menyebabkan kinerja panel surya tidak optimal dan bisa menyebabkan kerusakan pada panel surya. Kondisi ini tentu akan menyebabkan kerugian bagi pengguna PLTS. Karena kinerja panel surya tidak optimal dan bisa menyebabkan kerusakan.
Tidak hanya memperhatikan desain, dalam proses perencanaan juga perlu memperhatikan dan perlu mengetahui beberapa hal terlebih dahulu sebelum membuat desain. Beberapa hal yang perlu diketahui terlebih dahulu yaitu kebutuhan daya pengguna, area yang akan digunakan untuk pemasangan yang dimiliki oleh pengguna, modal yang dimiliki oleh pengguna, dan degradari komponen yang akan digunakan.
Untuk kebutuhan daya akan berhubungan dengan besarnya kapasitas komponen yang akan digunakan agar bisa memenuhi kebutuhan daya yang diperlukan oleh pengguna. Untuk area akan berhubungan dengan layout desain dan tata letak komponen, area yang dimaksud adalah wilayah yang akan digunakan untuk memasang PLTS. Untuk area pemasangan akan berbeda-beda disetiap tempatnya. Areanya bisa berupa atap rumah berbentuk limas, atap datar, mengapung, dan pemasangan PLTS ditanah.
Untuk pemasangan PLTS pada atap rumah. Perlu memperhatikan bahan rangka, struktur dan jenis genteng dari atap yang akan dipasang panel surya. Yang perlu dijadikan pertimbangan untuk bahan rangka biasanya terdiri dari 2 jenis yaitu rangka baja ringan atau kayu. Kenali dan Analisa kekuatan dari ke 2 bahan tersebut untuk menentukan layak atau tidaknya.Â
Untuk struktur rangka atap, yang perlu menjadi pertimbangan adalah bentuknya dan kerapatan strukturnya. Karena 2 hal itu berpengaruh ke kekuatan atap. Untuk genteng, yang perlu menjadi pertimbangan adalah jenis material genteng yang digunakan, berat dari genteng, dan bila ada struktur tambahan sebagai penguat yang berguna untuk bisa menopang beban tambahan.