Ilustrasi | AFP/Kompas.com
Sering kita dengar ucapan dari seorang pakar sepakbola yang mengatakan bahwa lini tengah adalah ruang yang paling krusial dalam permainan sepakbola. Ya, hal ini memang benar adanya, mengingat poin utama dalam permainan sepakbola ialah mencetak gol dan menjaga gawang agar tidak kebobolan, dikarenakan posisi gawang berada di tengah (bukan di samping), maka center menjadi jalan yang paling strategis untuk mencapai poin utama tersebut. prinsip ini benar-benar dipegang teguh oleh anak asuh Wenger ketika mampu mengalahkan Bayern Muenchen.
Gol Oliver Giroud pada menit ke-77 dan Mesut Oezil pada masa injury time mampu membawa The Gunners menang 2-0 atas Bayern Muenchen pada lanjutan Liga Champions di Stadion Emirates, selasa (20/10/2015). Kedua tim tampil dengan kekuatan utama, Arsenal tampil dengan formasi 4-2-3-1 dengan mengandalkan Theo Walcott di lini depan, sedangkan Muenchen bermain dengan skema 4-1-4-1 yang terkadang berubah menjadi 3-4-3. Bertandang dengan status tim superior anak asuh Pep Guardiola menekan sejak menit pertama.
Data statistik menunjukan penguasaan bola Muenchen lebih unggul dibandingkan Arsenal. Tetapi, yang harus digaris bawahi ialah menguasai bola berbeda dengan menguasai permainan, anggapan kurang pas yang sering saya temui pada timeline twitter, maupun komentator bola lokal pastinya. Pantaskah kita beri predikat Munich sang penguasa permainan hanya karena menguasai bola lebih lama? Tak bisa mencetak gol sekalipun? Tak dapat menjaga ruang agar tak kebobolan? Pantas? Tidak kalau saya.
Kembali pada poin utama dalam permainan sepakbola, mencetak gol dan menjaga gawang dari kebobolan. Banyak cara untuk mencetak gol dalam permainan sepakbola. penguasaan ruang merupakan aspek utama sebuah tim untuk menciptakan gol. Pada intinya, menguasai permainan bukan siapa yang memperoleh ball possession lebih banyak, tetapi siapa yang dapat melakukan manajemen ruang dengan baik itu penguasanya.
Melihat pertandingan semalam, pada menit-menit awal. saya sempat beranggapan bahwa anak asuh Guardiola akan pulang dengan mengantongi poin penuh. Mekanisme pressing yang dilakukan tim asal jerman ini benar-benar mengganggu kenyamanan Mertesacker dkk untuk membangun serangan. Namun, lambat laun cara bermain Arsenal menjelaskan pada saya bahwa Muenchen akan kesulitan memenangkan pertandingan. Berikut ini penjelasan taktikal yang diterapkan Arsene Wenger.
Mekanisme Pressing
Pressing merupakan hal yang paling menuntukan pada skema permainan Arsenal kali ini. kita telah ketahui bersama bahwa ada dua mekanisme pressing dalam sepakbola. pressing dengan membiarkan lawan melakukan build-up dan memasang blok pertahanan rendah atau pressing dengan blok pertahanan tinggi dengan lini pertama (barisan depan) menekan sejak tim lawan dalam fase membangun serangan. Kejelian Arsene Wenger terbukti pada pertandingan ini, ia lebih memilih untuk bermain menunggu dengan blok pertahanan rendah dengan jarak posisi antar pemain begitu dekat, sehingga mengasilkan compactness yang berkualitas.
Oleh karenanya, posisi Oezil maupun Ramsey (lihat gambar di atas) berada di area center permainan, yang bertujuan untuk menutup akses bola kearah zona 8 Arsenal atau masuk ke tengah, Â sekaligus mengarahkan aliran bola Boateng ke arah Philipp Lahm yang berada di posisi flank kanan yang tentunya akan mudah diantisipasi karena opsi umpan yang sedikit. Kita pasti sering melihat fullback melakukan back pass bukan? Itu berarti mereka sudah terjebak dalam skema pressing semacam ini.