“ Arga...”, Shelamemulai pembicaraan.
“Yap…”, Aku juga kangen tan sambil tersenyum.
“Nanti malam kita bertemu ditempat biasa …”, Suara Shela berbisik.
“Iya Tant..”, Aku menarik uang di balik tailer Bank dan aku tersenyum.
“Sepertinya dia suka sama kamu..”, Bisiknya kembali.
“Ngga mungkin”, Aku ngeloyong pergi meningalkan ATM.
Beberapa tahun belakangan ini. Aku merasa tidak tertarik sama sekali dengan gadis seumuranku atau sedikit jauh di bawahku. Ada beberapa gadis yang berkali-kali mengganggu perasaanku.
Namun aku selalu saja menolak mereka masuh dalam hatiku. Karena aku memang tidak pernah tertarik pada gadis kekanakan. Aku membutuhkan seseorang yang bisa menjaga dan menyayangiku. Gadis dewasa yang bisa menghangatkan tubuhku dan mencurahkan segala kasih sayangnya untukku. Ya,itulah Gadis impianku.
Hari semakin sore, matahari memancarkan sinarnya yang jingga merekah. Aku menghabiskan sisa-sisa lembaran buku, yang belum terbaca. Sedikit memperbaiki letak kacamataku. Ruangan ini telah sepi. Hanya tinggal aku dan dan suara TV. Aku menguap. Membaca terlalu lama membuat mataku sedikit berair.
Aku menutup buku terakhir yang telah selesai kubaca.Mengembalikan ke tempat semula.Sambil memperbaiki letak buku-buku lain yang agak berantakan.