Mohon tunggu...
Angger Setio Panuntun
Angger Setio Panuntun Mohon Tunggu... Administrasi - Tenaga Adminitrasi

Tak ada yang lebih indah dan Puitis selain berbicara KEBENARAN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

13 September , 3 Tahun yang Lalu

11 September 2012   12:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:37 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

13 September , 2 Tahun yang lalu

3 Tahun yang lalu tepatnya 04 Agustus 2010adalah hari yang kita sepakati untuk kita peringati setiap tahunnya hubungan ini. Berawal dari SMS yang ternyata dirinya adalah adik kelas. Hubungan lebih banyak lewat pesan pendek itu, memang zaman itu masih trennya yang namanya SMS. Keinginan memiliki teman dekat yang bisa untuk tempat berbagi dan memberikan perhatian.

Kedekatan secara tidak bertemu fisik itu membuat kata itu terucap. Kata yang biasa untuk mengungkapkan perasaan kepada lawan jenis. Kata itu membuat kita untuk sepakat bertemu, dan ini mungkin pertemuan yang pertama dengan orang yang tidak dikenal sebelumnya. Dengan pakaian berwarna pink itu akhirnya dia duluan yang menghampiri. Semua menjadi terus berlanjut. Jarang bertemu dan lebih banyak lewat pesan pendek. Sampai akhirnya kita terus bersama sebagai layaknya kebanyakan orang.

Kini dia telah menyelesaikan skripsinya dan menunggu wisuda saja. 4 Tahun sudah menemani dirinya menempuh jejang pendidikan di kota yang panas. Di sana dia memilih untuk ikut berorganisasi, bersosialiasasi berdasarkan agama. Semua menjadi terasa berjalan begitu cepat. Tahun demi tahun berlalu dengan tidak terasa. 2 tahun adalah waktu yang lama bagi yang melihat, dan terasa cepat bagi yang menjalani. Semua menjadi relatif.

Masih ingat, puasa tahun lalu dia mengenalkan kampung enggris. Meminta untuk menjemputnya yang memilih mengisi liburan ramadhan untuk mendalami bahasa inggris. Tak tahu jalan menuju kesana, dia hanya memberikan petunjuk untuk mengikuti bus umum yang menuju atau lewat sana. Bagaikan hipnotis, berjalanlah motor itu ke sana dan membawanya pulang. Sejenak menikmati indahnya malam seperti malam-malam yang biasa kita lakukan.

Semakin dewasa, pastilah akan berubah. Begitu juga dengan namanya sebuah hubungan. Bukannya bosan, tapi yang dibutuhkan sekarang ini adalah kepastian. Tidak lagi kucing-kucingan atau hanya 2 insan saja yang tahu. Kedewasaan itu menuntun untuk lebih berpikir pada masa depan, bukan hanya sekarang saja. Pastinya yang diinginkan adalah status resmi atau sah.

Sejalan dengan itu, ternyata permasalahan juga menjadi lebih berat. Dan tidak semua yang kita bayangkan, kenyataannya sesuai dengan bayangan. Ini hanya sedikit tantangan dan menunggu rahasia Tuhan. Bagaimana ini akan diberikan dan berakhir dengan seperti apa. Kita memang berbeda, tak jarang orang lain akan melihat apa yang bisa dilihatnya dan melihat perbedaan itu. Kasar lembut adalah tingkatan, wajarnya manusia akan memilih dan memilihkan yang baik.

Menjadi sangat bersalah jika harus melukainya. Rasanya yang begitu kuat dan mendalam bisa akan menjadi patah dan hancur ketika tak sejalan dengan rasa itu. Apapun akan dilakukannya untuk apa yang ingin dia dapatkan. Menjadi sangat merasa rendah diri ketika apa yang menjadi standar adalah yang kurang lebih sempurna.

Menghadapai dua orang yang berbeda, orang yang telah memberikan dan orang yang telah membimbing. Menjadi terasa sulit. Tahun depan akan seperti apa, tidak ada yang tahu. Jika memang ini adalah sepengal kisah yang ditulis Tuhan untuk dijalaninya, hanya bisa mengikutinya dengan sedikit berusaha.

Menyesal ketika bulan ini melewatkan kesempatannya dengannya hanya karena menuruti nafsu kemarahan. Pertemuan yang dibayangkan akan terasa indah dengan bertukar surat dan kado itu menjadi tak seindah yang dibayangkan. Itu karena tak seperti apa yang diinginkan. Hubungan kita baik-baik saja. Hanya rasa ingin bertemu yang begitu kuat, yang kadang menjadikan tidak bisa berpikir lagi. Rasa itu masih ada, dan menerima apa adanya, kadang pengaruh dari luar itu datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun