Mohon tunggu...
Angga Yuda Pradana
Angga Yuda Pradana Mohon Tunggu... pegawai negeri -

belajar memahami hidup

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Nyapres

15 Maret 2014   06:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:55 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah sekian lama mendengar simpang siur siapa yang akan dicalonkan sebagai capres dari partai berlambang banteng moncong putih ini, akhirnya hari ini datang jua kepastian itu. Kabar berita yang diketahui langsung dari ketua umum PDI Perjuangan melalui surat perintah yang disampaikannya kepada Ketua Badan Pemenangan (BP) Pemilu DPP Puan Maharani untuk dibacakan pada Jumat (14/3/2014) sore seperti yang dilansir salah satu berita online www.inilah.com dan berikut kutipan surat perintah Megawati soal penetapan Jokowi,

Dengan mengucapkan bismillahiroman nirrohim,

Saya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kepada seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai mata hati kejujuran, dengan ini memutuskan,

1. Mendukung bapak Joko Widodo sebagai Capres PDI Perjuangan 2014

2. Meminta seluruh kader menjaga dan amankan pemilu legislatif terutaman di TPS-TPS masing.

3. Teguh dan tegarkan hati dalam mengawal demokrasi di Republik Indonesia.

Dengan demikian, berbagai spekulasi yang muncul dari berbagai kalangan mengenai siapakah calon presiden dari partai tersebut terjawab sudah. Sebelum adanya titah dari sang ketua umum sebagian kalangan ada yang memprediksi bahwa sang ketua umum akan kembali maju ke pemilihan kursi presiden karena belum rela menyerahkan tongkat estafet ke generasi yang lebih muda. Ada juga yang meramal bahwa putri semata wayangnya Puan Maharani dari Alm. Taufiq Kiemas untuk meneruskan trah Soekarno menjadi pemimpin negeri ini.

Para pengamat politik sampai dengan obrolan warung kopi memperkirakan jika Megawati atau Puan yang maju dalam pilpres maka potensi keterpilihan presiden dari partai ini akan kecil. Mengapa? karena dalam situasi politik saat ini sosok Jokowi yang dianggap bisa meraih simpati publik untuk memilihnya. Berbagai lembaga survey menempatan Jokowi sebagai pilihan teratas calon presiden mengalahkan para politikus yang telah lama melintang di dunia perpolitikan Indonesia sebelumnya.

Pembawaan yang membumi, sikap yang ramah dalam menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan padanya, gesturtubuhnya yang tidak dibuat-buat, gaya bicara apa adanya tak perlu berlagak bak politikus kawakan mungkin itu sebagian daya tarik yang membuat elektabilitasnya selalu tinggi. Belum lagi ditambah dengan prestasi yang diraihnya selama menjabat walikota Solo maupun gubernur DKI Jakarta.

Belum genap dua tahun kepemimpinannya di Jakarta. Belum semua masalah teratasi. Persoalan banjir yang masih sering melanda sebagian wilayah Jakarta, transportasi massal yang belum sepenuhnya terealisasi,masih maraknya pemukiman liar. Persoalan-persoalan yang akan mengganjal dan akan selalu dibahas oleh lawan-lawan politiknya untuk menyerang pencalonannya. Namun tak adil bila hanya menilai dari satu sisi saja. Bukti nyata perubahan Jakarta menjadi lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya juga harus diapresiasi.

Di bidang pendidikan dengan Kartu Jakarta Pintar, dalam bidang kesehatan Kartu Jakarta Sehat merupakan dua dari terobosan Jokowi dan Ahok sebagai wakil gubernurnya. Tak bisa dilupakan juga perubahan wajah beberapa waduk di Jakarta yang menjadi apik dan tertata rapi, berkurangnya kesemrawutan pasar minggu dan tanah abang, dan penambahan armada busway walau masih belum seimbang dengan jumlah penumpang. Tetap harus diakui torehan prestasinya. Walau belum tuntas semua namun ada sesuatu yang berubah ke arah yang lebih baik daripada kepemimpinan sebelumnya.

Melihat elektabilitas yang tinggi dan kerinduan rakyat Indonesia akan sosok pemimpin yang memiliki kesederhanaan mau mendengarkan keluh kesah rakyatnya dan parahnya sosok tersebut tersemat pada diri Jokowi, membuat khawatir calon-calon presiden lainnya yang sebelumnya telah mempoklamirkan diri. Kekhawatiran yang pantas karena mereka telah banyak mengeluarkan biaya serta tenaga untuk mengangkat kepopulerannya. Dan tiba-tiba saja mengetahui bahwa calon terpopuler sebenarnya akhirnya muncul tuk ikut dalam proses demokrasi tersebut.

Perlu amunisi yang sangat canggih untuk melawan Jokowi. Mungkin sampai dengan black campaign pun akan dihalalkan. Tak memperdulikan etika berpolitik yang santun. Yang terpenting adalah menjegal langkah Jokowi. Tetapi rakyat tak bodoh, rakyat semakin pintar dalam menilai, rakyat bertambah cerdas dari waktu ke waktu. Waktu yang memberi pembelajaran bahwa begitu sakit dibodohi dan ditipu dengan janji-janji manis para politikus busuk. Semakin culas cara bermain lawan politiknya maka rakyat pun akan semakin terbuka matanya melihat mana yang baik dan buruk. Bertambahnya seranganyang akan dihadapi Jokowi, semakin membuka pikiran logis rakyat tuk menilai calon-calon pemimpin lainnya.

Biarlah waktu yang akan menjawab siapa yang kelak menjadi pemimpin bangsa ini. Pemimpin yang dapat mengayomi, mendengar keluhan rakyat lalu menindaklanjutinya, memikirkan perut rakyatnya tak hanya mengenyangkan perutnya sendiri dan yang pasti cepat tanggap dan bertindak. Siapapun itu selalu kami doakan yang terbaik untuk sehat selalu hingga bisa memimpin sampaiakhir masa jabatan dan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang lebih bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun