Mohon tunggu...
Angga Wirastomo
Angga Wirastomo Mohon Tunggu... -

like any others...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikayat sebuah Pagar...

6 Mei 2010   08:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:22 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melihat foto dan keterangan mengenai gedung parlemen Australia yang kabarnya sangat bersahaja, jadi berpikir... bahwa gedung rakyat seharusnya mudah di akses untuk rakyat. Tapi yang terjadi kini sebaliknya, rakyat dijauhkan dari gedung tersebut. Sebuah pagar tinggi kokoh membatasi akses rakyat untuk bertemu wakilnya.

Saya sendiri sempat beberapa kali diminta untuk mendampingi rapat dengan para anggota dewan yang (kabarnya) terhormat itu, harus melewati akses yang lumayan... memang, saya memahami prosedur keamanan yang berlaku, karena disana orang-orang penting (yang katanya) penting untuk negara ini berkantor.

Namun di sisi lain, pagar tegak nan kokoh di sisi depan (atau belakang ya?) bangunan, memberi kesan "jarak" antara rakyat dengan wakilnya. Pagar itu seakan membagi antara rakyat dengan wakilnya, yang seharusnya bisa dekat, bukan jauh seperti saat ini.

Para wakil (yang ngakunya) terhormat itu mungkin memberi alasan, bahwa ini menghindari kejadian seperti 1998 silam, dimana gedung rakyat benar-benar menjadi gedung rakyat...

Jadilah kini, para wakil rakyat justru trauma dengan rakyatnya sendiri. Mereka sebisa mungkin nggak diintervensi oleh rakyat.. biar bisa konsentrasi penuh untuk negeri ini... (atau untuk kantong mereka tapi atas nama rakyat ya? )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun