Dalam kegiatan coaching publikasi ilmiah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Irwan Abdullah, Founder IASF (Irwan Abdullah Scholar Foundation), memberikan tantangan kepada para dosen dan peneliti Indonesia untuk lebih produktif dan inovatif. Menurutnya, banyak peneliti Indonesia yang masih meniru penelitian orang lain dan kurang mampu menghasilkan karya original. Beliau mendorong para peneliti untuk melakukan penelitian yang unik dan berkualitas tinggi. Hal itu disampaikan Prof. Irwan saat menjadi narasumber pada kegiatan Coaching Publikasi Ilmiah Pada Jurnal Bereputasi Internasional yang diselenggarakan oleh LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, pada 29 - 30 Oktober 2024 di Hotel Astonn Inn Batu. Kegiatan dihadiri oleh ratusan dosen dan peneliti UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dari berbagai program studi,
Prof. Dr. Irwan Abdullah Guru Besar Antropologi UGM menegaskan pentingnya mengikuti pergeseran paradigmatik dalam dunia riset. Setiap dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang diharapkan menjadi aktor akademik dalam produksi pengetahuan. “Peneliti kita Lebih banyak memproduksi pengetahuan dan mencontoh penelitian orang lain,” urai Prof. Irwan. Kegiatan dibuka langsung oleh ketua LP2M Prof. Dr. H. Agus Maimun, M.Pd. Beliau menegaskan kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan dosen sekaligus peneliti unggul yang tersebar di setiap program studi di lingkungan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Prof. Irwan menegaskan bahwa, “Saya menemukan persoalan yang besar pada penguasaan metode penelitian para dosen. Jadi persoalannya bukan pada kemampuan teknis menulis, melainkan tidak produktif dalam menghasilkan publikasi ilmiah,” jelas Beliau.
Prof. Dr. Irwan Abdullah, selaku founder IASF juga menekankan bagaimana pentingnya memenangkan persaingan kompetisi riset di level nasional maupun internasional. “Kita menata niat membuat proposal riset agar suatu saat untuk terus belajar. Agar suatu saat saya paham. Maka seharusnya membuat proposal yang tidak ada saingan. Jangan sampai menulis proposal riset yang sudah biasa ditulis banyak orang. Tidak riset yang tidak pernah diteliti orang lain. Hal itu memperlihatkan kelemahan kita sebagai kurang pergaulan dari dunia akademik. Maka buatlah penelitian dengan cara yang high quality. Untuk mencari distingsi penelitian dapat diperoleh dari inovasi. Setiap penelitian membutuhkan peneliti supaya kreatif dan mampu mengkontekstualisasikan penelitian kita dalam dunia yang sedang berubah,” pungkas Prof. Irwan Abdullah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H