Banyak sekali orang bijak yang menyarankan agar kita sering bergaul dan mengikuti majelis ilmu para cendekiawan agar diri kita bisa tertular ilmu dan keberkahan samudera ilmu para orang-orang hebat. Ini pula yang penulis alami selama mengikuti kegiatan collaborative research Prof. Irwan Abdullah dan Keluarga besar IA Scholar di Universiti Kebangsaan Malaysia dan Universiti Malaya di Malaysia.
Salah satunya ketika penulis sarapan pagi di kedai Nabila Corner. Saat itu penulis sedang duduk santai sambil menikmati kudapan pagi hari di kawasan University Malaya Malaysia bersama Profesor Zainuddin H Prasodjo, MA. Cendekiawan muslim yang saat ini diberi amanah memimpin Pascasarjana IAIN Pontianak serta menjadi mentor para sahabat IA Scholar di seluruh nusantara.
Guru besar yang terkenal bersahaja namun kaya lautan ilmu ini, di setiap kesempatan tanpa diminta sekalipun, selalu mengeluarkan berbagai pengalaman akademik yang tidak hanya penting namun juga inspiratif. Gaya menyampaikan Prof. Zainuddin yang lugas, mengalir dan jelas menjadi daya tarik tersendiri sekaligus menjelaskan mengapa Beliau sangat dikagumi oleh murid-muridnya termasuk saya.
Saat itu memang salah satu momentum langka saat Prof. Zaenudin, atau kami di IA Scholar menyapanya dengan Bang Jay, bercerita bagaimana bisa mengunjungi Universitas Oxford yang sangat bereputasi dengan dukungan Scholarship. Beliau menerangkan berbagai beasiswa/scholarship yang bisa diraih agar bisa mendapatkan akses masuk ke berbagai college di kota Oxford Inggris. Prof. Zainuddin juga menambahkan, apabila perguruan tinggi di Indonesia memiliki kekuatan riset yang dapat diandalkan dan mencapai level dunia, maka perlu diperbanyak dengan berbagai grant-grant (dana-dana penelitian) agar bisa leluasa dan akseleratif dalam memajukan dan mempublikasikan hasil penelitian yang berkualitas dalam jagat akademik dunia internasional.
Obrolan akademik di kedai tersebut sangat menarik. Namun karena waktu jualah, meski durasi waktunya singkat namun selalu mengasyikkan dan full ilmu pengetahuan. Ini yang penulis rasakan dan terkenang hingga sekarang. Maka kita sebagai pencari ilmu sudah sepatutnya mendekatkan diri kepada sumber ilmu yakni para cendekiawan muslim tersebut.
Penulis: Angga Teguh Prastyo, M.Pd. Dosen MPI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H