Mohon tunggu...
anggauin
anggauin Mohon Tunggu... Dosen - Angga Teguh Prastyo adalah dosen pada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang konsentrasi studi pada penelitian skripsi mahasiswa serta pengembangan Manajemen Pendidikan Islam. Akun Youtube: anggauin

Angga Teguh Prastyo adalah dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sehari-hari mengajar pada program studi Manajemen Pendidikan Islam. Peminatan tulisan pada bidang Manajemen Pendidikan Islam serta isu-isu terkait dengan pendidikan agama Islam. Sehari-hari membuat konten mengenai penelitian dan skripsi mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Manajemen Pembiayaan Pendidikan dengan Pendekatan Paylater

13 Mei 2022   08:55 Diperbarui: 13 Mei 2022   09:05 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pro kontra dalam menyikapi pembayaran paylater sebagai cara berinvestasi maupun cara mengkonsumsi seseorang terhadap komoditas barang. memang tidak ada habisnya. Tapi yang paling pokok adalah ketika seseorang memutuskan menggunakan paylater harus dibekali dengan literasi keuangan maupun proyeksi masa depan tentang bagaimana menggunakan paylater sebagai instrumen kesejahteraan maupun pengembangan kompetensi dirinya.

Seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan berbagai macam fitur barang dan jasa yang menarik, memungkinkan seseorang untuk berinvestasi tanpa harus memiliki kecukupan modal/uang yang mengalir seketika.

Dosen MPI (Manajemen Pendidikan Islam) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Angga Teguh Prastyo, M.Pd menilai sikap kritis dan analitis dalam membelanjakan uang pada barang dan jasa yang tepat merupakan salah satu kerja cerdas dalam manajemen pembiayaan pendidikan. 

"Ini merupakan kompetensi dan kecerdasan seseorang yang dilakukan seseorang dalam menggeliat di tengah keterbatasan resources/ modal keuangan yang dimilikinya," jelasnya. 

Dalam kerangka seperti itu, Paylater bisa menjadi solusi mengenai akselerasi seseorang untuk berinvestasi terutama dalam dunia pendidikan. Hal yang terpenting dalam memahami konsep pembayaran Paylater adalah seseorang harus cermat dalam menghitung kemampuan membayar secara reguler serta strategi alternatif apabila kemampuan membayarnya macet atau tidak bisa dijalankan secara lancar.

Meski ada resiko tetapi seseorang tidak boleh nekat/gelap mata ketika memutuskan membayar menggunakan pendekatan paylater. Ia harus cerdas mendistribusikan pendapatan dan konsumsi yang dimilikinya. Bahasa kasarnya, ketika terikat dengan Paylater, seseorang harus rela "berpuasa" untuk tidak menimbulkan kebutuhan lainnya selama tugas kewajiban dalam menyelesaikan paylater belum terpenuhinya.

Dengan demikian, Paylater akan menjadi sebuah instrumen keuangan yang membantu seseorang meningkatkan kompetensinya melalui barang atau jasa yang dihasilkan, khususnya kalau itu diorientasikan untuk kepentingan pendidikan seperti membeli buku, laptop untuk belajar, handphone sebagai media pembelajaran digital diantaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun