Mohon tunggu...
Angga Susetyo
Angga Susetyo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Teknik

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Financial

Banyuwangi Mengentas Kemiskinan Melalui Program Garda Ampuh dan SAS

23 Oktober 2019   01:58 Diperbarui: 23 Oktober 2019   02:09 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Siapa yang tidak tahu cerita horor yang baru-baru ini viral, KKN Di Desa Penari. Konon katanya cerita itu diangkat dari salah satu latar tempat di Banyuwangi. Hal itu lantas menjadikan nama Banyuwangi semakin dikenal selain dari sektor pariwisata dan prestasi-prestasinya yang lain. Terlepas dari itu semua, baru-baru ini Kabupaten Banyuwangi berhasil mengurangi angka kemiskinan menjadi 8,79 persen yang sebelumnya 9,17 persen di tahun 2016  menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS). Dari angka tersebut bisa disimpulkan Kabupaten Banyuwangi mengalami proses kemajuan yang cukup signifikan dari segi sosial-ekonomi. Hal ini tidak terlepas dari ide-ide dan inovasi brilian Bupati Kabupaten Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Hasil buah pemikiran beliau, Banyuwangi bisa menjadi kabupaten dengan penuh raihan prestasi-prestasi nasional bahkan prestasi internasional. Sinergitas masyarakat Banyuwangi yang guyub rukun membangung kotanya juga menjadi faktor penting majunya Kabupaten Banyuwangi.

Banyuwangi memiliki berbagai macam progam untuk mengentas masalah kemiskinan, salah dua dari banyak program tersebut adalah Gerakan Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh) dan Siswa Asuh Sebaya (SAS). Program-program ini yang menjadikan Kabupaten Banyuwangi berhasil menurunkan angka kemiskinan selain dari sektor pariwisata. Sekarang Garda Ampuh telah berjalan 4 tahun dan telah membantu lebih dari 2.800 anak rentan putus sekolah. Garda Ampuh memberikan bantuan berupa tabungan sebesar Rp 1 juta untuk masing-masing anak. Tabungan ini diberikan untuk siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Menariknya Garda Ampuh di luar progam biaya sekolah pada APBN dan APBD Kabupaten Banyuwangi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga sangat transparan menjalankan program ini, mekanisme dijalankan secara daring. Pelajar bisa mendaftar melalui website resmi Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi menggunakan internet sekolah atau internet desa. Anak-anak yang terdaftar dan terseleksi dapat melakukan penarikan uang sesuai dengan kebutuhannya. Sebelumnya, mereka harus berkonsultasi dengan guru untuk memastikan uang yang mereka gunakan memang untuk membeli barang-barang yang menunjang pendidikan. Hal ini juga membuat hubungan antara pelajar dan guru semakin rekat.

Selain uang tabungan yang diperoleh dari Garda Ampuh, pelajar kurang mampu juga mendapat uang saku dan biaya transportasi melalui program pengaman pelajar kurang mampu berkelanjutan. Program ini tebentuk ketika pemerintah mendengar keluh kesah pelajar kurang mampu yang menyisihkan uang sakunya untuk naik angkutan kota (angkot) atau ojek sehingga tidak bisa membeli jajan untuk mengisi isi perutnya. Program pengaman pelajar kurang mampu berkelanjutan masih berjalan di beberapa kecamatan yang tingkat kemiskinannya lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya di Kabupaten Banyuwangi. Bantuan biaya transportasi ditetapkan Rp 5 ribu per hari. Sedangkan bantuan uang saku per harinya untuk pelajar SD diberi Rp 5 ribu, SMP Rp 10 ribu, SMA Rp 15 ribu. Jadi pelajar sekarang sudah tidak khawatir uang sakunya tersisihkan untuk biaya transportasi dan mereka dapat belajar dengan perut terisi.

Ada satu program lagi untuk membantu anak-anak sekolah yang kurang mampu, yaitu Siswa Asuh Sebaya (SAS) merupakan program dana sukarela. Ide ini muncul ketika pemerintah tidak mampu secara penuh menangani permasalahan pendidikan, untuk itu program SAS dibuat untuk menjadi solusi atas keterbatasan yang dihadapi pemerintah dalam membiayai pendidikan masyarakat. Mekanisme SAS dilakukan dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa, tentunya dengan bantuan bimbingan dari guru. Program SAS diikuti oleh seluruh sekolah di Kabupaten Banyuwangi mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA dengan jumlah total seluruh sekolah di Kabupaten Banyuwangi sebesar 911 unit. Siswa mengumpulkan dana secara sukarela untuk membantu teman-temannya yang kurang mampu tiap minggunya. Program ini juga menciptakan dan membangun rasa kepedulian dan rasa empati antar siswa. Dari situ nantinya pelajar Banyuwangi dapat menanamkan pendidikan karakter yang kuat berdasarkan asas kekeluargaan dan kegotong-royongan. Bantuan dari program SAS dapat diberikan kepada siswa kurang mampu melalui proses mekanisme yang tidak berbelit. Pada tahun 2019 program SAS telah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 17 Miliar untuk pelajar kurang mampu.

Sangat tepat apa yang dilakukan Kabupaten Banyuwangi untuk mengurangi angka kemiskinan yaitu dengan beasiswa pendidikan. Ada benang merah antara kemiskinan dengan pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk memutus rantai kemiskinan. Melalu pendidikan pelajar mampu merealisasikan cita-citanya di bidang akademik maupun non-akademik. Pendidikan juga membukakan pola pikir masyarakat yang tertutup dan kolot akan finansial. Melek finansial juga penting untuk mengentaskan masalah kemiskinan. Ketika masyarakat mulai paham dengan cara mengelola finansialnya secara mandiri, sudah hampir dapat dipastikan ekonomi berjalan dengan baik dan kemiskinan dapat segera teratasi. Karena saat ini masih banyak masyarakat yang buta secara finansial.

Diharapkan melalui beasiswa pendidikan, pelajar Banyuwangi mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar dan meraih mimpinya. Peningkatan bantuan dana untuk pendidikan juga secara langsung akan meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Banyak pelajar Banyuwangi yang merantau untuk memperoleh pendidikan terbaiknya. Karena di masa depan Kabupaten Banyuwangi akan menghadapi berbagai macam tantangan zaman yang membutuhkan orang-orang yang cerdas dan tangguh untuk memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Banyuwangi juga tidak menutup kemungkinan kolaborasi bersama daerah lain atas ide maupun inovasi yang dibuat, itu yang dikatakan Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi. Banyuwangi juga memiliki keinginan bersama-sama memberantas segala masalah-masalah yang dihadapi negeri ini dengan kolaborasi antar daerah karena saat ini bukan lagi era kompetitif yang individu tetapi kompetitif dengan kolaborasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun